Mohon tunggu...
Budi idris
Budi idris Mohon Tunggu... Guru - Guru, Penulis Buku, Blogger inspiratif

Dengan tulisan mari berkarya dan berprestasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Antara Menghujat dan Mengapresiasi

4 Agustus 2022   00:27 Diperbarui: 4 Agustus 2022   00:35 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: tribun.com

Ribuan kebaikan yang dibuat tidak akan pernah berarti di kala kesalahan di perbuat walau cuma sekali.

Memberi hujatan terhadap orang lain sangat mudah sekali di lakukan dibandingkan memberi pujian atau apresiasi.

Ucapan terima kasih sederhana namun sangat berat untuk di ucapkan terhadap orang yang sudah melakukan kebaikan.

Sebaliknya mencaci maki sumpah serapah begitu ringan dan mudah terucap dari lidah kita di saat suatu hal yang tidak kita inginkan terjadi.

Berikut beberapa contoh sederhana yang mencerminkan buruknya penerimaan diri kita dan penerimaan terhadap orang lain.

Sebagai contoh kecil di saat listrik padam beberapa jam atau kita katakan satu hari saja, maka hujatan terhadap kinerja para pegawai PLN akan menjadi tranding topik.

Padahal enam hari di kala listrik menyala tanpa gangguan tidak ada satu kalimat atau ucapan untuk memberikan pujian atau apresiasi betapa hebatnya kinerja pegawai PLN menjaga pasokan listrik agar tetap menyala.

Satu hari pemadaman dibandingkan enam hari listrik menyala yang di ingat hanya satu hari yang padam saja.

Dalam dunia kepemimpinan baik skala besar maupun kecil, pemimpin negara maupun kepala desa, akan mengalami dimana lebih sering mendapat hujatan dibandingkan apresiasi.

Kesalahan dalam mengambil keputusan akan jauh lebih di ingat di bandingkan keberhasilan yang pernah dibuat.

Mendapat hujatan akan jauh lebih sering dibandingkan menerima pujian, terkadang berdalih kebebasan berpendapat dan memberikan masukan berbentuk kritik melebihi norma-norma yang ditetapkan terkadang sampai memberikan ujaran kebencian.

Begitu mudahnya melihat kesalahan dibandingkan kebaikan yang dibuat.

Inilah cerminan dimana kita tidak siap dengan keseimbangan hidup antara menerima dan memberi, menghujat dan mengapresiasi.

Begitu juga dalam kebiasaan berbincang dan berdialog bersama teman atau saudara, selalu yang menjadi topik pembicaraan adalah hal jelek dari orang lain.

Jika ada prestasi orang lain yang diceritakan kurang menarik menjadi bahan perbincangan namun sebaliknya kejelekan orang lain akan menjadi cerita yang tidak ada habisnya dan membuat pembicaraan semakin menyenangkan dan bertahan lama.

Mari kita bebaskan diri kita dari sifat suka menghujat dan menceritakan kejelekan orang lain, mari kita biasakan selalu membicarakan kebaikan dan mengapresiasi prestasi orang lain.

Tiga cara berikut bisa kita lakukan untuk mengubah kebiasaan jelek tersebut.

1. Selalu bicarakan kebaikan orang lain.

Dalam setiap kesempatan mari kita selalu membicarakan kebaikan orang lain. Jangan pernah terjebak untuk menceritakan kejelekan orang lain.

Jika kita selalu mengumbar aib orang lain maka pada kesempatan lain kita akan mendapatkan hal yang sama dari orang lain.

2. Tinggalkan forum yang selalu bicara negatif

Jika dalam sebuah forum berdialog sudah menjurus untuk menghujat orang lain bahkan memojokkan seseorang sebaiknya kita tinggalkan saja forum tersebut.

Jika kita terus bertahan pikiran negatif akan menjadi bahan asupan pikiran kita dalam jangka waktu lama sangat tidak baik efek yang akan kita terima.

3. Seringlah memuji dan mengapresiasi

Memuji akan membuat orang lain senang dan akan memberikan kebahagian bagi kita.

Orang akan senang melihat kita dan akan selalu menceritakan kebaikan kita, memuji sangat mudah dan sederhana tapi memberikan manfaat yang luar biasa.

Maka sering-seringlah memberi pujian kepada orang lain pasti kita akan bahagia dibuatnya.

***

Mari kita berhenti dari kebiasaan menghujat kesalahan dan kejelekan orang lain, saatnya memberi apresiasi dan memberi pujian terhadap kebaikan serta prestasi orang lain.

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun