Mohon tunggu...
budi prakoso
budi prakoso Mohon Tunggu... Wiraswasta - mari jaga kesehatan

seorang yang gemar berolahraga

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ujian Kebhinekaan di Negeri Bhineka

18 Oktober 2016   23:38 Diperbarui: 19 Oktober 2016   00:03 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bhineka Tunggal Ika - InfoKekinian.Com



Sebentar lagi, Indonesia akan menghadapi pilkada serentak pada 2017. Pemilihan kepala daerah ini, akan menjadi ujian bagi penegakan demokrasi di Indonesia. Diperkirakan pesta demokrasi ini, akan menghasilkan persaingan yang ketat, untuk menghasilkan pemimpin kehendak rakyat. Namun ada sejumlah kekhawatiran, hal ini dimanfaatkan oleh sejumlah masyarakat, untuk menyebarkan kebencian terhadap kelompok tertentu.

Fakta ini mulai terasa di Jakarta. Paska partai politik menetapkan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur, ujaran kebencian semakin massif. Bahkan, akhir-akhir ini sudah mengarah ke SARA. Ada pihak yang mencoba mengedit video sang petahana Basuki Tjahaja Purnama, yang diduga melakukan penistaan agama. Video hasil editing itu kemudian di upload dan menimbulkan polemik di masyarakat. Untuk meminimalisir polemik, sang petahana kemudian meminta maaf, namun persoalan dianggap belum selesai. Ormas keagamaan turun ke jalan, meminta agar dugaan penistaan agama diproses secara hukum. Sementara beberapa pihak menilai, sikap ormas keagamaan berlebihan.

Fakta diatas menunjukkan bahwa diantara kita sendiri sesama warga negara, tidak bisa saling mengendalikan hawa nafsu untuk saling memusuhi. Jauh sebelum hiruk pikuk pilkada, kelompok radikal ramai melontarkan ajakan jihad untuk pergi ke Suriah atau Irak. Alasannya sebagai bentuk solidaritas terhadap sesama muslim. Pertanyaan sederhana, kenapa jihad untuk mempertahankan negeri dari ancaman radikalisme tidak pernah dilontarkan? Bukankah ujaran kebencian ataupun munculnya isu sara jelang pilkada bisa mengancam keberagaman negeri ini?

Mari kita saling mengendalikan hawa nafsu dan diri kita, dari semangat untuk menghancurkan. Mari kita pikirkan kepentingan bersama, dan hilangkan kepentingan pribadi dan kelompok. Jangan ada lagi ada pihak-pihak yang mengganggu keberagaman negeri ini. Ingat, Indonesia merupakan negara dengan beribu suku dan budaya. Indonesia juga mengakui Islam, Kristen, Hindu, Budha dan aliran kepercayaan. Artinya, Indonesia sudah beragama sejak dari lahir. Indonesia bukanlah negara Islam meski berpenduduk muslim terbesar. Namun Indonesia merupakan negara yang beragama, dimana segala perilakunya seharusnya mengedepankan anjuran keagamaan.

Jika kita tidak saling introspeksi dan mengendalikan diri, dikhawatirkan ujaran kebencian semakin marak di dunia nyata. Di dunia maya, ujaran kebencian ini sudah masif terjadi. Ironisnya, hal ini sulit sekali dibendung jelang pilkada ini. Ujaran kebencian seakan menjadi celah empuk, untuk memukul pasangan calon yang dianggap berbeda.

 Mungkin kita lupa, kalau semua manusia pada sarmnya berbeda. Tidak ada yang sama. Karena itulah, dalam Al Quran Allah menganjurkan kepada setiap manusia, untuk saling mengenal satu dengan yang lainnya. Dengan saling mengenal, kita akan bisa saling memahami dan menghargai. Ketika kita sadar bahwa negeri kita ini penuh kebhinekaan, seharusnya kita lebih menghargai keberagaman ini.

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun