Mohon tunggu...
budi prakoso
budi prakoso Mohon Tunggu... Wiraswasta - mari jaga kesehatan

seorang yang gemar berolahraga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Taburlah Kesejukan Melalui Dakwah dan Ceramah

16 September 2020   22:29 Diperbarui: 16 September 2020   22:33 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Damai Indonesia - by: Fadjar

Tidak terasa, sudah hampir 7 bulan, pandemi covid-19 telah menghiasi kehidupan kita. Berbagai macam adaptasi terus dilakukan agar bisa survive. Mungkin tidak sedikit diantara masyarakat yang sudah jenus, stress, dan tidak tahu lagi harus berbuat apa menghadapi pandemi ini. Pasalnya, dari sisi angka kasus positif terus mengalami peningkatan. Dan dampak yang dirasakan secara ekonomi juga terus meluas ke semua sektor.

Ironisnya, dalam kekhawatiran itu masih saja ada pihak-pihak yang menebar provokasi di media sosial. Informasi bohong alias hoaks juga masih terus bermunculan. Terkadang kita tidak habis pikir sendiri. 

Di awal pandemi misalnya, tenaga medis seperti dokter dan perawat, justru mendapatkan diskriminasi karena dianggap pulang membawa virus. Padahal, tidak sedikit masyarakat yang sok tahu dan merasa sehat, justru yang membawa virus karena tidak jelas terpapar dari mana.

Di masa pandemi ini, banyak orang sehat tiba-tiba positif. Banyak orang kaya menjadi menjadi miskin. Dan orang miskin semakin miskin. Banyak orang yang awalnya punya pekerjaan, mendadak menjadi pengangguran karena perusahaannya gulung tikar. Di masa pandemi ini, segalanya bisa saja terjadi. Dan semuanya disebabkan oleh virus yang ukurannya lebih kecil dari debu.

Dibalik kekhawatiran dan ketakutan, sebenarnya banyak hal yang bisa kita jadikan pembelajaran di masa pandemi ini. Tidak hanya belajar untuk bisa survive, tapi juga belajar untuk saling berbagi dengan sesama.

Di masa pandemi ini kita juga diharapkan bisa saling menguatkan satu dengan yang lainnya. Jika selama ini kita merasa paling tahu, merasa paling benar, dengan adanya anjuran untuk mengenakan masker, diharapkan bisa menjadi momentum untuk mengendalikan lisan. Tidak banyak bicara, tapi langsung berbuat.

Di masa sekarang ini, banyak sekali orang merasa benar dan cenderung menyalahkan orang lain. Perbedaan menjadi hal yang wajib dipersoalkan. Padahal perbedaan sejatinya merupakan anugerah yang diberikan Tuhan kepada semua umat di bumi ini. 

Perbedaan justru memperkaya negeri ini. Terbukti, keragaman yang membentang dari Aceh hingga Papua, bisa hidup berdampingan dalam negara kesatuan republik Indonesia.

Sadar atau tidak, pandemi telah membuat kebuntuan pikir ada dimana-mana. Banyak orang stress dan melakukan tindakan intoleran tanpa harus berpikir panjang. Sementara media sosial seakan ikut menjadi 'kompor' yang siap menyebarkan provokasi demi provokasi. 

Media mainstream seakan masih belum siap menyikapi segala hal yang terjadi. Kesejukan yang diharapkan bisa muncul dalam setiap informasi di media sosial dan media mainstream, seakan menjadi hal yang sulit dinanti.

Karena itulah, mari kita terus perbanyak pesan-pesan yang menyejukkan. Taburlah pesan kedamaian seperti manabur bibit padi yang bisa bermanfaat bagi semua umat manusia. Jika kita menabar perilaku baik, maka hal baiklah yang didapatkan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun