Mohon tunggu...
budi prakoso
budi prakoso Mohon Tunggu... Wiraswasta - mari jaga kesehatan

seorang yang gemar berolahraga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dunia Maya, Provokasi, dan Literasi

11 Juli 2020   09:32 Diperbarui: 11 Juli 2020   09:32 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Literasi - www.radartasikmalaya.com

Perkembangan teknologi mungkin tidak ada yang memperkirakan akan secepat ini. Dulu ketika awal mula kemunculan internet, semua orang begitu terkesima. Bisnis warnet berjamur dimana-mana. Bahkan ada yang membuka warnet sampai 24 jam. Hal yang sama juga ketika munculnya communicator, blackberry hingga smartphone, juga membuat banyak orang geleng-geleng kepala. Dengan gadget yang ukurannya kecil itu, kita bisa melakukan banyak aktifitas hanya dengan sekali klik saja.

Dalam perkembangannya, dunia maya telah membuat era baru ini kian menyenangkan. Orang banyak menyebut era milenial. Sebuah era dimana kemajuan teknologi menjadi penandanya. Informasi dari mana saja begitu mudah kita akses kapan saja dan dimana saja. Tidak hanya untuk mencari informasi, dunia maya juga bisa digunakan untuk menambah pertemanan, juali beli, mencari pekerjaan, mencari rumah dan banyak lagi aktifitas lain yang bisa kita lakukan.

Sayangnya, kemajuan teknologi dan dunia maya yang begitu pesat itu, juga banyak disalahgunakan oleh sebagian orang. Karakternya yang cepat, digunakan untuk menyebarkan informasi yang menyesatkan. Akibatnyanya, informasi negative itu berkembang begitu cepat dan singkat. Munculnya hoaks dalam beberapa tahun terakhir, membuat banyak negara menyatakan komitmennya untuk perang melawan hoaks. Banyak kejadian merugikan, yang disebabkan karena masyarakat terprovokasi dengan informasi bohong.

Tidak hanya hoaks, persoalan dunia maya juga memunculkan maraknya ujaran kebencian. Antar sesama teman, tetangga dan saudara bisa saling membenci hanya karena persoalan sepele. Mungkin diantara kita masih ingat ketika Indonesia memasuki tahun politik, ketika masa pilkada dan pilpres, banyak sekali bertebaran bibit kebencian yang dipicu perbedaan politik. Bahkan tempat ibadah yang semestinya netral, juga sempat digunakan tempat untuk memasang spanduk bernuansa SARA.

Semuanya itu memang dipengaruhi oleh kemajuan teknologi dan dinamika zaman. Namun semuanya itu tidak akan terjadi jika diantara kita bisa saling mengendalikan diri, dan membekali dengan pengetahuan atau literasi. Biasakan membaca tentang apa saja, agar kita bisa mendapatkan banyak referensi. Agar kita bisa berusaha obyektif untuk melihat sebuah peristiwa. Agar kita juga bisa mengerti mana yang baik dan tidak. Dengan membaca kita juga bisa tahu apakah informasi yang berkembang tersebut valid atau tidak. Istilah kerennya saat ini adalah literasi. Ya, literasi menjadi sebuah keniscayaan, yang harus senantiasa dilakukan di era milenial seperti sekarang ini.

Dengan literasi, diharapkan ada diskusi yang sehat, bukan diskusi yang saling klaim dan menyesatkan. Dengan literasi diharapkan bisa lebih saling mengingatkan, saling menguatkan dan memberikan inspirasi. Karena masa pandemi seperti sekarang ini semestinya tidak ada lagi ucapan kebencian, perilaku intoleran dan diskriminatif antar sesama. Saatnya merubah dan menggunakan kemajuan teknologi ini untuk menjadikan tatanan kehidupan yang lebih humanis. Salam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun