Mohon tunggu...
budi prakoso
budi prakoso Mohon Tunggu... Wiraswasta - mari jaga kesehatan

seorang yang gemar berolahraga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mari Galang Rekonsiliasi dan Perdamaian di Media Sosial

2 Juli 2019   07:27 Diperbarui: 2 Juli 2019   07:29 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dunia Maya - jpnn.com

Perhelatan pemilu baru saja usai. Sengketa pilkada yang diajukan salah satu pasangan calon, telah diputus oleh Mahkamah Konstitusi. Dan pasangan calon nomor 01, ditetapkan sebagai presiden dan wakil presiden terpilih. Selanjutnya, akan menunggu pelantikan agar menjadi sah sebagai presiden dan wakil presiden. 

Fakta ini tentu tidak menyenangkan bagi sebagian pihak. Karena ketika masa kampanye hingga pencoblosan, masyarakat Indonesia seakan terbelah menjadi dua kubu. Pro dan kontra di tengah masyarakat begitu kuat. Bahkan, puncak dari kubu-kubuan itu adalah pecahnya aksi rusuh di depan kantor Bawaslu beberapa waktu lalu.

Setelah ditetapkannya presiden terpilih, tentu diharapkan tidak ada lagi yang namanya kubu 01 ataupun 02. Yang adalah kubu Indonesia, yang tetap menjaga persatuan dan kesatuan. 

Kembali menyuarakan persatuan dan kesatuan penting dilakukan, karena sebelum pelaksaan pemilu penyebaran ujaran begitu masih terjadi. Bahkan setelah pencoblosan jelang pengumuman hasil oleh KPU, penyebaran hoaks dan ujaran kebencian sampai membuat bingung pemerintah. Kominfo pun akhirnya memutuskan membatasi media sosial untuk meredam penyebaran hoaks dan kebencian.

Menjaga persatuan dan kesatuan tidak hanya dilakukan di dunia nyata. Dalam dunia maya pun, menjaga persatuan dan kesatuan tetap harus dilakukan. 

Karena apa yang terjadi di dunia maya, bisa dengan mudah menjalar ke dunia nyata. Banyak contoh peristiwa yang terjadi di dunia maya, dilakukan di dunia nyata. K

arena berbeda pendapat di dunia maya, bisa bermusuhan di dunia nyata. Karena pengaruh gaya hidup, seseorang bisa merubah dandanannya setelah melihat referensi di dunia maya. Karena informasi yang inspiratif, seseorang bisa merubah perilaku dan ucapannya agar lebih toleran.

Apa yang kita serap di dunia maya, bisa berujung positif ataupun negative. Semuanya kembali ke kita. Jika kita bisa melakukan filter, informasi mana yang positif dan mana yang negative, diharapkan apa yang keluar dari dalam diri kita pun juga positif. Sekarang yang marak adalah ujaran kebencian dan hoaks. 

Lalu bagaimana kita menyikapinya? Tentu kita harus bisa memastikan apakah informasi itu valid atau tidak. Cek ricek informasi perlu dilakukan di era digital seperti sekarang ini. Jika informasi itu sudah benar, apakah kita diperbolehkan saling membenci? Ajaran agama apapun tidak menganjurkan hal demikian.

Mari kita sudahi segala pembicaraan tentang politik kebencian ataupun politik kejelekan. Joko Widodo dan KH Ma'ruf Amin adalah presiden dan wakil presiden terpilih. 

Keduanya harus bisa menjadi pemimpin untuk seluruh umat. Sebaliknya, seluruh umat juga harus mengakui keduanya sebagai pemimpin negeri ini. Karena keduanya lahir dari sistem demokrasi yang telah disepakati melalui pemilihan umum secara langsung. Mari kita terus kawal bersama, agar ada cek dan ricek dari masyarakat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun