Penjilat atau Tukang Cari Muka biasanya seiring sejalan dengan sesamanya saling bantu-membantu demi mencapai tujuan untuk secuil pengakuan dan jabatan. Walaupun tak punya kapasitas apalagi kualitas, namun kemahiran menjilat sangat ampuh merontokkan pertahanan atasan dan memperoleh muka dianggap diperhitungkan. Bukan rahasia umum lagi, kalau banyak orang yang pintar dan hebat akan kalah dengan para penjilat yang hobi mencari muka. Apalagi penjilat yang punya rekanan orang dekat alias orang dalam, tambah dahsyat lah kekuatannya bahkan sulit dibendung.
"Memuji lebih dari yang seharusnya adalah penjilatan," pesan Ali bin Abi Thalib.
Ada beberapa ciri penjilat antara lain.Â
1. "Rajin" mencuri perhatian
Ketika  pimpinan ada, dia terlihat rajin. Seorang penjilat akan melakukan apapun demi menarik perhatian si pimpinan. Karena ambisi yang menggebu, kadangkala walaupun bukan tupoksinya si penjilat ini akan berusaha seolah-olah rajin melakukan pekerjaan tersebut. Bahkan si penjilat tingkat tinggi akan mengerahkan semua daya dan upayanya bila dihadapan pimpinannya, walau sampai pontang-panting dilihat orang. Tujuannya tidak lain adalah menarik perhatian si pimpinan agar dilihat kemudian dinilai mampu dan mumpuni untuk mengerjakan banyak hal. Dan ujung-ujungnya dianggap layak menduduki jabatan atau posisi strategis, walaupun pada hakikatnya ia tak punya kapasitas dan kualifikasi dibidang tersebut.( https://www.sehatq.com)
2. Bermanis mulut, bersilat lidah, berbisa kata
Para pencari muka dan penjilat sudah melatih lisannya menjadi bercabang dua, manis dimulut dan mampu menohok lawan kala berbicara dengan atasnya. Kadang, tak jarang kata-kata yang dilemparkan dari mulutnya adalah kata-kata manis nan lebai. Semua puja puji untuk si bos  meskipun si bos tidak melakukan apa-apa. Pujian kepada sang pimpinan akan mudah meluncur deras apalagi ketika dihadapan atasan.
Dalam Nahjul Balaghah, Ali bin Abi Thalib pernah berpesan, "Memuji lebih dari yang seharusnya adalah penjilatan." Menyampaikan kebaikan siapa saja merupakan suatu kebaikan, apalagi orang yang berjasa banyak terhadap kita, termasuk atasan pengambil kebijakan. Tapi berlebih-lebihan dalam memuji tentu ada niat lain yang terpendam. Berlebihan itu tidak elok, apalagi memuji lebih dari kenyataan. Biasa saja sebatas kewajaran tentu tak menuai curiga dan prasangka.
3. Mencari kesalahan lalu setor laporan.
Salah satu ciri yang berbahaya bagi teman maupun lawan, penjilat  suka mencari kesalahan orang lain, jika perlu prestasi kinerja pun mampu dirubah berubah menjadi kesalahan yang mengganggu kenyamanan atasan. Setelah dikumpulkan berbagai kesalahan, lalu si penjilat akan melaporkan hal tersebut kepada atasan ditambah lagi laporannya supaya tampak akurat dan terpercaya maka dilakukan secara berkala dan terukur progresnya.
Mereka kadang tak malu untuk menambah dan membesar-besarkan masalah yang sebenarnya tak pernah ada. Si penjilat juga tak merasa bersalah saat merangkai laporan kebohongan temannya dihadapan atasannya. Kadang, masalah yang tak ada akan diada-adakan di depan pimpinan. Kadang masalah di luar pekerjaan pun, seperti masalah keluarga, pertemanan atau relasi diluar bisa di seret paksa masuk ke dalam urusan pekerjaan sehingga bisa berdampak buruk pada karir temannya.