Mohon tunggu...
Budhi Kuswansusilo
Budhi Kuswansusilo Mohon Tunggu... -

Suarakan Hatimu dengan Tulisan!\r\n

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Hidup Sepak Bola Menyerang! Mengulas Strategi dan Taktik 4-3-3 Ivan Kolev Ketika SFC Menang 3-2 atas Bontang FC

21 Januari 2011   18:52 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:18 2704
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam sepak bola, kalah dan menang adalah biasa. Namun harus disikapi dengan semangat sportivitas dan kritis, termasuk ketika Sriwijaya FC (SFC) memenangkan pertandingan atas Bontang FC (BFC). Bagi saya, pertandingan hari Rabu, 19 Januari 2011 adalah kemenangan yang belum meyakinkan. Syukur dan senang atas kemenangan SFC, namun belum puas dengan gaya main mereka yang selalu membuat deg-degan sepanjang pertandingan terutama dalam menjaga keseimbangan permainan. Karena itu, sebagai salah seorang pencinta sepak bola dan pendukung SFC di Kota Pempek, Palembang, maka tulisan ini adalah berupa ulasan yang menyoroti permainan sebelas pemain SFC dalam menerapkan strategi dan taktik menyerang (offensive) 4-3-3 racikan Ivan Kolev. Pelatih SFC (sumber: bola.kompas.com) ---------------------------- Starting line-up SFC Strategi 4-3-3 adalah gaya main sepak bola menyerang yang membutuhkan pemain dengan skill baik, bertenaga kuda dan berdisiplin tinggi untuk memainkannya. Salut untuk Ivan Koleh dengan pilihan gaya sepak bola menyerang. Sekali lagi, hidup sepak bola menyerang! Menurunkan starting line-up yang sedikit berbeda dengan ketika SFC kalah dari Persisam Samarinda, tim racikan Ivan Kolev berhasil merah tiga nilai di kandang lawan. Pada posisi kiper masih ditempati oleh Ferry Rotinsulu. Deretan defender menempatkan M. Ridwan di posisi left fullback, Supardi di posisi right fullback, dan duo central back yakni Ahmad Jufriyanto dan Thierry Gattusi. Pada sektor tengah, left Midfielder diisi oleh Dirga Lasut, right midfielder ditempati oleh Rudi Widodo, dan central midfielder dimainkan oleh Ponario Astaman. Kemudian pada posisi penyerang, Keith Kayamba sebagai left forward, Rendy Siregar sebagai right forward, dan pada central fordward menempatkan Budi Sudarsona yang kembali setelah cidera cukup lama. ---------------------------- Gol-Gol Momen penting pertandingan sepanjang 90 menit adalah hadirnya gol-gol yang dihasilkan oleh kedua kesebelasan. Babak pertama, SFC lebih dahulu setelah sontekan Budi Sudarsono yang bagus berkat umpan datar dari Rendy Siregar. Namun, BFC segera bangkit. Dua gol dilesakkan oleh Kenji yang sangat opportunis untuk menutup babak pertama dengan skor 2-1 untuk BFC. Babak kedua SFC kembali bermain lebih ngotot, apalagi setelah masuknya Ade Suhendra yang menggantikan Rudy Widodo dan Mahyadi Panggabean masuk menggantikan Supardi. Mahyadi yang membantu penyerangan melakukan passing mendatar yang keras dan cepat ke arah Budi Sudarsono dan Rendy Siregar. Namun, bola yang cepat itu tidak terjangkau, justru dibelokkan oleh defender BFC, Joko Sidik hingga membobol gawang sendiri. SFC menyamakan kedudukan 2-2. Masih belum cukup, SFC menutup babak kedua dengan skor 3-2 berkat gol penutup dari Budi Sudarsono. ---------------------------- Ulasan Permainan SFC Sungguh susah memainkan strategi 4-3-3. Jarang sekali tim sepak bola dunia yang memainkannya. Di level dunia, Barcelona FC adalah salah satu kesebelasan yang sangat bagus dalam memainkan strategi ini. Perlu pemahaman mendalam dalam memainkan strategi menyerang ini (total football). Keseimbangan permainan antara menyerang dan bertahan adalah kunci yang harus dimainkan oleh pemain tengah. Pemain tengah harus banyak berlari membantu menyerang dan disiplin membantu pertahanan. Mereka harus memiliki kebugaran yang tinggi. Jadi, pemain tengah harus punya visi penyerangan dan bertahan dengan baik. Gol pertama SFC menunjukkan kecemerlangan Ponario Astaman yang melihat posisi Rendy Siregar. Mendapat bola, Rendy sukses melakukan umpan mendatar ke depan gawang BFC. Budi Sudarsono dengan dingin menceploskan bola umpan tersebut. Ponario pun sering membantu penyerangan dengan beberapa kali menyusup ke pertahanan BFC dan tetap disiplin menjaga pertahanan. Ini memang sudah cukup baik dimainkan Ponario sebagai central midfielder. Prinsip gaya main 4-3-3 bagi pemain tengah memang sangat unik. Kedua sayap lapangan tengah tidak saja bermain menyerang menyisir sisi luar atau masuk ke tengah dari pertahanan lawan, namun berkewajiban membantu pertahanan. Disini, Dirga Lasut di kiri dan Rendy di kanan masih belum dengan baik memainkan perannya. Keduanya asyik menyerang, dan belum disiplin menjaga keseimbangan ketika SFC mendapat serangan. Akibatnya barisan pertahanan SFC sering mengalami tekanan yang hebat. Kedua sayap ini pun harus punya kewajiban menilai situasi terutama ketika tusukan dimainkan oleh fullback kiri dan kanan yang membantu penyerangan. Mereka harus cepat menutup ruang yang ditinggalkan, dan bukannya ikutan masuk ke pertahanan lawan. Contoh atas kesalahan taktik bermain ditunjukkan ketika Ferry Rotinsulu harus kebobolan akibat sepakan Kenji yang menyamakan kedudukan di babak pertama. Bermula dari tusukan M. Ridwan disisi kanan pertahanan BFC, posisi sayap kiri pertahanan SFC kosong, karena Dirga Lasut tidak cepat menutup ruang yang ditinggal oleh M. Ridwan. Akibatnya, ketika tusukan M. Ridwan gagal dan bola dapat direbut, maka bola langsung di passing panjang ke sektor kiri pertahanan SFC yang dengan mudah diperoleh Satosi di ruang yang kosong. Ahmad jufriyanto yang coba menghentikan tusukan Satosi ternyata mudah dikecoh. Akibatnya Satosi terus masuk menusuk di daerah yang kosong, kemudian mengumpan bola pada Kenji dan berbuah gol bagi SFC. Gol ini pun adalah contoh bagi SFC bahwa organisasi pertahanannya masih buruk. Terlihat tidak jelasnya pembagian tugas antara Ahmad Jufriyanto dan Thierry Gattusi. Gaya main 4-3-3 bagi defender itu harus dengan tegas membagi siapa yang berperan sebagai stopper dan siapa yang berperan sebagai sweeper. Kalau Ahmad Jufrianto di atas mencoba menghentikan Satosi berberan sebagai stopper, lalu kemana Thierry Gatussi yang harusnya berperan sebagai sweeper? Justru, Ponario Astaman yang segera turun membantu pertahanan SFC namun terlambat, karena Satosi segera mengumpan bola dan dimanfaatkan dengan baik oleh Kenji. Untuk sektor penyerang SFC, hanya Budi Sudarsona yang bermain dengan baik. Budi rajin bergerak dengan dinamis untuk mencari ruang melepaskan diri dari kawalan dari defender BFC. Sementara Keith Kayamba bermain di bawah level permainannya. Rendy Siregar pun masih bermain dengan standar dan belum istimewa. Keduanya belum melakukan tusukan dengan dribbling skill untuk membuka ruang dan membuat peluang bagi central forward atau midfielder yang bantu masuk ke pertahanan lawan. Gaya permainan di sayap cukup baik dimainkan M Ridwan yang bertukar posisi dengan Rendy Siregar di menit-menit akhir babak kedua. Begitu mendapat bola, M. Ridwan berani menusuk di sektor kiri pertahanan BFC, kemudian memberikan umpan lambung yang dengan baik disundul oleh Budi Sudarsono. Atas permainan SFC ketika melawan BFC, maka beberapa pekerjaan rumah bagi Ivan Kolev sekembalinya dari tour Kalimantan untuk memperbaiki gaya bermain dari pemainnya. Pertama, memberikan filosofi bermain strategi dan taktik 4-3-3 bagi pemainnya. Kolev perlu belajar dari Guardiola yang tidak segan memarkir seorang Javier Mascherano yang masih belum nyetel dengan gaya main Barcelona FC yang juga mengusung strategi 4-3-3.  Jangan lagi mengacu pada pemain bintang, tetapi pemain yang paling siap bermain dalam strategi dan taktik yang disiapkan. Kedua, men-drill pemain tengah yang bermain di sayap kiri dan kanan SFC yang pada pertandingan kali ini ditempati Dirga Lasut dan Rudy Widodo (Ade Suhendra) dalam taktik menyerang dan bertahan. Secara menyeluruh, sisi kiri SFC masih mudah untuk di terobos oleh sayap dari BFC yang mengandalkan Satosi. Perlu diingat kembali prinsip permainan 4-3-3 yang keseimbangannya sangat ditentukan oleh peran dari left & right midfielder. Ketiga, men-drill pemain di posisi central defender. SFC masih sering kebobolan. Posisi sweeper harus tetap menggantung dan condong di belakang. Sementara stopper relatif bermain di depan sweeper. Kalau Therry Gatussi dipercaya sebagai sweeper, maka maksimalkan dia untuk peran tersebut. ---------------------------- Harapan ke depan, SFC dapat lebih menjaga keseimbangan antara menyerang dan bertahan. Strategi dan taktik 4-3-3 polesan Ivan Kolev masih belum maksimal, terutama bila bertemu tim yang relatif seimbang. Karenanya, berharap keseimbangan permainan terutama gaya bertahan pemain SFC harus semakin membaik kalau ingin kembali menggapai double winner.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun