Mohon tunggu...
Sebastianus Anto
Sebastianus Anto Mohon Tunggu... Buruh - Buruh

Seorang Buruh yang terkadang mencoba menuangkan kotoran kepala melalui coretan tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Cinta Memang Semestinya Tidak Memiliki

11 April 2024   19:15 Diperbarui: 11 April 2024   19:21 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cinta dalam alkitab adalah cinta 'agape' yang tanpa syarat ini lebih penting daripada segala sesuatu yang lain (lebih penting dari antara lain: kemampuan berkotbah, bernubuat, pengetahuan, iman, perbuatan baik dan harapan). Semua hal-hal yang "baik" ini, akan berlalu, hanya cinta/kasih yang abadi, karena kasih akan menjadi dasar hidup yang kekal.

Apa itu kepemilikan?

Kepemilikan atau keempunyaan adalah kekuasaan yang didukung secara sosial untuk memegang kendali terhadap sesuatu yang dimiliki secara eksklusif dan menggunakannya untuk tujuan pribadi. Dalam Two Treatises on Government (Dua Risalah tentang Pemerintahan), Locke menulis, "Dalam diri setiap orang, kepribadian adalah milik; dalam hal ini tidak seorang pun mempunyai hak apa pun kecuali haknya sendiri." 

Artinya, pada prinsipnya tidak ada seorangpun yang mempunyai hak milik atas orang lain kecuali dirinya sendiri. Kepemilikan orang lain (misalnya budak) dan juga waktu kerja sendiri (sebagai pekerja bergaji) merupakan fakta turunan dari aslinya. Dalam hal ini, Locke mengatakan: "Apa pun yang diubah manusia dari keadaan alaminya, dia mencampurkan karyanya dengan itu, menyatukannya [dengan kerja] miliknya, dan dengan demikian menjadikannya miliknya." 

Jadi ditunjukkan di sini bahwa kerja mandiri adalah dasar dari teori kerja tentang properti. Karena setiap orang mempunyai dirinya sendiri, juga tenaga kerjanya sendiri, dan setiap pekerjaan merupakan cerminan eksternal dari karakteristik pribadi dalam dunia material yang impersonal, maka barang yang dihasilkan dari kerja dengan sendirinya adalah milik penciptanya.

Dari penjelasan-penjelasan tersebut akhirnya membawa saya pada kesimpulan bahwa memang semestinya cintak tidak memiliki karena dalam memiliki akan ada yang dikuasai, sementara cinta bukanlah perihal kuasa-menguasai. Cinta semestinya memberi kebebasan bagi orang yang dicintai dan mencintai sementara memiliki ialah perihal penguasaan terhadap sesuatu yang dimiliki dan dalam penguasaan tidak ada kebebasan. 


Cinta seharusnya membawa pada pencerahan tentang kesadaran sehingga mencintai-dicintai berdasarkan kesadaran. Sadar bahwa manusia itu setara sehingga tidak satupun manusia yang berhak menguasai hidup serta kehidupan manusia lain. Sadar bahwa mencintai-dicintai ialah saling menghargai sehingga satu sama lain tidak melakukan hal yang menyakiti. Sadar bahwa dalam cinta membawa manusia pada suatu proses menuju kebaikan dalam pembentukan diri.

Maka kalimat "cinta tak harus memiliki" menurut saya justru harus dipertanyakan kembali, benarkah hal demikian itu benar-benar tentang cinta?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun