Mohon tunggu...
buanergis muryono
buanergis muryono Mohon Tunggu... lainnya -

buanergis muryono adalah seniman. guru besar sanggar mariska oka agency; konsultan seni & budaya; wali budaya nusantara Istana Wong Sintinx KUNJUNGI: www.sanggarmariska.webs.com, Sanggar Mariska, SANGGAR MARISKA GRUP, SANDIWARA RADIO COMMUNITY

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Pura Gunung Salak

19 Mei 2012   16:11 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:05 480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku mendampingi kedua tamuku yang jauh datang dari India. Keduanya mengajakku menuju Sanggar Pamujan mulai dari Rawamangun, Taman Mini lalu terakhir di Pura Gunung Salak. Kendaraan meluncur deras sekali menepis serpihan air yang ingin menyambut pengab Jakarta. Perjalanan dari TMII menuju Gunung Salak tidak sampai dua jam. Kami sampai ke Pura Jagadkarta yang lokasinya tepat di sisi kanan ujung jalan beraspal hotmix. Kami turun dari mobil, udara menusuk tulang, menghancurluluhkan aneka rasa sakit yang melilit di perutku dari tempo hari. aku menggigil dan benar-benar kedinginan. Alas kaki harus dicopot, dan dingin kian menusuk. Kami ketemu Pamangku setempat dan dihantarkan menuju ke beberapa Sanggah sebelum akhirnya bersimpuh di Sanggah paling atas. Baru saja duduk bersimpuh, seekor anjing duduk tepat di depanku bersila, Krishna bilang, "Bathara Dharma menyukai Mas Yono." Krishna memberi salam dan menjabat erat tanganku. kami melanjutkan laku puja dipimpin Pamangku yang telah melekatkan beras kuning air bunga di kening kami tepat antara alis mata. Seekor babi hutan melintas kencang dikejar anjing-anjing selain yang duduk di depanku bersila. Di kanan kiri sanggar atas ada seekor kera kelabu, lalu diikuti kera lainnya yang lebih hitam kelam warnanya. kami terus menjalankan laku puja. Pamangku lalu menceritakan awal mula keberadaan Pura Gunung Salak ini, di mana tempat yang kami kunjungi merupakan wilayah disucikan Pangeran Jayakarta setiap waktu. Di tempat kami bersimpuh ini pula Pangeran Jayakarta dan parasepuh Batavia melakukan sembah kepadaNya. Selalu menghargai alam dengan menanam dan menaburkan bunga, mur dan kemenyan dupa. Ucapan syukur yang selalu diberikan kepadaNya oleh leluhur kita namun sekarang sering dilupakan anak cucunya. termasuk diriku dan siapa saja, yang kini diingatkan kembali keberadaan Gunung Salak ini atas para tamu dari Rusia yang menggunakan Sukoi SJ 100.

salam spirit cinta alam

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun