Mohon tunggu...
Tari Tarini
Tari Tarini Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang wanita yang mempunyai hobby memasak, menulis, bikin event dan berkomunitas

Hanya seorang pembelajar yang ingin terus belajar dan ingin keliling Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Startup Lokal Seharusnya Dikuasai Investor Lokal

8 Februari 2019   17:59 Diperbarui: 8 Februari 2019   18:43 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia boleh berbangga seiring dengan munculnya startup lokal karya anak bangsa yang tumbuh pesat menjadi startup raksasa dan disebut sebagai unicorn. Disebut unicorn karena mempunyai nilai valuasi diatas US$ 1 milyar atau setara dengan 14 triliun. Empat startup unicorn Indonesia yang sudah mencapai nilai ini adalah Go-Jek, Traveloka, Bukalapak dan Tokopedia.

Bangga karena startup lokal karya anak bangsa mampu membuktikkan pada dunia bahwa Indonesia mampu unjuk gigi di bidang teknologi. Namun bangga saja tidak cukup, karena nilai investasi yang sangat besar tersebut ternyata dikuasai oleh investor asing. 

Khususnya Go-Jek yang selangkah lagi menuju decacorn dengan nilai valuasi diatas USD 10 miliar ini dibanjiri suntikan dana investor dari Amerika Serikat, China dan Singapura.  

Menurut Pengamat ekonomi dari Indef, Bhima Yudhistira, yang perlu diwaspadai adalah keamanan data base. Karena tidak menutup kemungkinan para investor asing ini bisa menggunakan data dari para pengakses aplikasi untuk kepentingan bisnis ataupun hal lainnya.

Perlu ada dorongan dari pemerintah khususnya kepada perusahaan besar lokal untuk turut ambil bagian dalam pengembangan startup lokal dengan menjadi investor.

Perkembangan startup di Indonesia saat ini sedang giat-giatnya. Menurut Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Mohamad Nasir bahwa pertumbuhan startup di Indonesia meningkat tajam. Setidaknya hingga tahun 2018 ini tercatat ada 956 startup dari target 850 startup. Bahkan empat tahun sebelumnya, di tahun 2014 hanya ada 15 startup.

Salah satu startup yang terlihat menggeliat adalah inacom.id (Indonesia Agriculture & Commodities). Startup yang bergerak di bidang komoditas agrikultur ini sedang galak-galaknya merangkul para petani kelapa tanah air. 

Prihatin dengan nasib para petani kelapa yang umumnya jauh dari sejahtera karena harga kelapa yang sering anjlok. Sayang, melimpahnya kelapa dari para petani hanya berputar di pasar lokal, sedangkan permintaan kelapa dan produk turunannya di pasar Internasional cukup tinggi.

Meski baru berdiri sejak Juni 2018 lalu, saat ini inacom.id telah mengandeng ratusan petani di daerah Lampung, Indragirihilir, Jambi, Surabaya dan Donggala. Sampai saat ini inacom.id sudah berhasil ekspor setidaknya 60 kontainer kelapa ke 7 negara Asia. Jumlah ini tentu masih kecil jika dibandingkan luas lahan yang mencapai 3,5 juta ha, namun potensi inacom.id ini sangat besar.

foto : doc.inacom
foto : doc.inacom
Mungkin sudah saatnya inacom.id mendapat suntikan dana dari perusahaan besar lokal yang berani membangun ekonomi negeri ini secara bergotong royong. Saatnya perusahaan-perusahaan besar lokal melek terhadap startup rintisan lokal yang mempuyai potensi terhadap ekonomi nasional. Sudah saatnya startup karya anak bangsa berjaya dan dikuasai oleh investor dari negeri sendiri.

Sumber : kominfo.co.id dan berbagai sumber

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun