Energi angin merupakan salah satu sumber energi terbarukan yang potensial untuk dikembangkan di Indonesia, terutama di daerah pesisir dan dataran tinggi yang memiliki kecepatan angin cukup stabil. Dalam bidang teknik mesin\teknik konversi energi, pemanfaatan energi angin umumnya dilakukan melalui perangkat yang disebut turbin angin, yang berfungsi mengubah energi kinetik angin menjadi energi mekanik, lalu menjadi energi listrik. Salah satu jenis turbin angin yang banyak dipakai untuk kecepatan angin rendah adalah turbin angin vertikal tipe Savonius. Turbin ini memiliki desain sederhana, mudah dibuat, serta mampu beroperasi pada arah angin yang berubah-ubah tanpa memerlukan sistem pengarah. Namun, performa atau cara kerja turbin Savonius sangat dipengaruhi oleh jumlah sudu yang digunakan, karena jumlah sudu berpengaruh langsung terhadap torsi, kecepatan putar, dan efisiensi daya. Oleh sebab itu, penting untuk meneliti bagaimana variasi jumlah sudu dapat memengaruhi kinerja turbin Savonius Type L agar desainnya dapat dioptimalkan untuk kebutuhan nyata.
Turbin angin Savonius Type L biasanya memiliki dua hingga tiga sudu, namun beberapa penelitian mencoba menambah jumlah sudu hingga empat atau lebih. Penambahan jumlah sudu memang dapat meningkatkan torsi awal dan kestabilan putaran turbin, tetapi juga berpotensi menurunkan kecepatan rotasi akibat meningkatnya hambatan angin (drag) antar sudu. Dengan dua sudu, turbin cenderung lebih cepat berputar namun memiliki torsi yang lebih kecil, sedangkan dengan tiga atau empat sudu, torsi meningkat tetapi efisiensi aerodinamisnya berkurang. Oleh karena itu, jumlah sudu yang ideal perlu disesuaikan dengan kondisi kecepatan angin di lokasi pemasangan. Dalam praktiknya, perancangan turbin Savonius Type L harus mempertimbangkan keseimbangan antara torsi, kecepatan rotasi, dan efisiensi daya yang dihasilkan.
dapat disimpulkan bahwa jumlah sudu memiliki pengaruh yang signifikan terhadap cara kerja turbin angin Savonius Type L. Penambahan sudu dapat meningkatkan torsi dan kestabilan, namun bisa juga menurunkan efisiensi putaran akibat peningkatan hambatan udara. Oleh sebab itu, pemilihan jumlah sudu harus dilakukan berdasarkan kebutuhan daya dan kondisi angin setempat agar diperoleh performa yang optimal. Pengembangan desain dengan simulasi numerik dan uji eksperimental dapat membantu menentukan konfigurasi terbaik. Dengan demikian, turbin angin Savonius Type L dapat menjadi solusi efektif dalam mendukung energi terbarukan di masa depan, terutama di daerah dengan kecepatan angin yang terlalu rendah.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI