Mohon tunggu...
BRORIVAI_Center
BRORIVAI_Center Mohon Tunggu... Politisi - Kehadiran lembaga BRC pada dasarnya untuk kemajuan Sulsel

BRC ( BRORIVAI Center )

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Ayo Ramaikan Gerakan Petisi Anti Hoaks

26 Januari 2019   17:47 Diperbarui: 26 Januari 2019   17:52 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di tengah hiruk pikuk politik menjelang Pilpres 2019, Brorivai Center (BRC) membuat Program Digital Literacy "Gerakan Anti Hoax."

Gerakan tersebut dimaksudkan sebagai bentuk pembentukan karakter dan bagian dari pendidikan kewarganegaraan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan negara.

silahkan register dan tanda tangan petisi ke brorivaicenter.com/gerakanantihoax.

"Gerakan ini adalah gerakan moral dan kepedulian BRC dalam menyikapi kondisi bangsa saat ini yang sedang dihadapkan pada berbagai masalah di era digital. Salah satunya adalah hoaks yang banyak beredar di internet dan media sosial," ungkap Founder BRC Abdul Rivai Ras lewat keterangan persnya, Sabtu 26 Januari 2019.

"Melalui Program Digital literacy diperlukan kecerdasan yang mana benar dan salah sehingga tidak larut dengan opini dan persepsi yang menyesatkan," sambungnya.

Lanjut Rivai, sebagaimana diketahui, publik di era digital sekarang lebih mudah menerima konten online. Hal inilah yang menjadi alasan mudahnya berita bohong alias hoax mudah tersebar di Indonesia.

"Dengan akses tanpa henti ke berbagai konten pada jam apapun setiap hari, internet dan media sosial telah menjadi lingkungan yang sempurna untuk berkembangnya hoax," terangnya.

dok. pribadi
dok. pribadi
Menurut sebuah studi baru-baru ini dari MIT, berita palsu dapat beredar setidaknya 10 kali lebih cepat daripada fakta yang sebenarnya. Mengingat intensitas persaingan di antara berbagai kanal media online, lingkungan ini mendorong reportase gaya umpan klik (clickbait) dan mengorbankan standar jurnalisme.

Sementara itu, lanjut Rivai, dari Data Kemenkominfo pada Desember 2017 menyebutkan bahwa jumlah pengguna internet di Indonesia telah mencapai sekitar 132,7 juta orang dan ada sekitar 800.000 situs di Indonesia yang telah terindikasi sebagai penyebar informasi palsu. Angka tersebut masih terus bertambah seiring perkembangan internet.

"Internet telah salah dimanfaatkan oknum tertentu untuk keuntungan pribadi dan kelompoknya dengan cara menyebarkan konten-konten negatif yang menimbulkan keresahan dan saling mencurigai di masyarakat. Oknum-oknum inilah yang harus kita berangus," tegas Rivai Ras yang akrab disapa Bro Rivai.

Sama halnya dengan momen politik tahun ini, segala upaya dilakukan oleh segelintir oknum yang tidak bertanggungjawab dengan menyebar kabar berita palsu alias hoax demi memuluskan langkah dan kepentingan calonnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun