Mohon tunggu...
Jurnalis KW 2
Jurnalis KW 2 Mohon Tunggu... profesional -

phlegmatis

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kekesalan Acho Stand Up Comedy pada The Green Pramuka

19 Februari 2015   20:07 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:53 1622
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa minggu ini Muhadkly Acho geram. Pasalnya, apartemen yang ia tinggali sekarang tidak sesuai dengan janji-janji promosi. Awalnya ia tertarik membeli, karena pihak marketing menjanjikan hidup nyaman dengan lingkungan asri. Siapa yang tak tergiur, jika di atas halaman seluas 10,3 hektar lahan, para penghuni akan menikmati sumber oksigen di tengah hiruk pikuk kota Jakarta.

Namun, promosi tinggal promosi. Apartemen yang berlokasi di pojok jalan Pramuka ini sekadar menjual kata “Green” sebagai nama apartemennya. Hal ini tak beda dengan yayasan-yayasan rokok yang belakangan ini menjual kampanye “green” atau membiayai pendidikan sekolah anak tak mampu, setelah perusahaan rokok ini tega “membunuh” banyak orang melalui produk rokok.

Tulisan di brosurnya tetap akan ada lahan hijau 10 hektar, eh sekarang mereka bangun tower lagi,” ujar pria yang dikenal sebagai comic stand up comedy dan akrab disapa Acho ini.

Soal lahan hijau di apartemen The Green Pramuka, saya pernah menulis di blog pada 30 Maret 2010. Judulnya: “Demi Akses yang Mudah, Tega Memotong RTH”. Dalam blog tersebut, sebagai warga yang peduli ruang terbuka hijau (RTH) memprotes, bahwa di saat DKI Jakarta kekurangan lahan hijau untuk menyerap oksigen, developer The Green Pramuka justru tega mengambil lahan hijau, demi kepentingan mereka sendiri. Rupanya janji palsu soal lahan hijau yang pernah saya kritisi, tidak sempat dibaca oleh Acho dan mayoritas penghuni apartemen. Walhasil, warga penghuni apartemen pun pasrah melihat developer apartemen ini membangun tower-tower baru di lahan hijau.

Tadi baru soal lahan hijau, belum masalah lain yang sedang dihadapi para penghuni. Saya baru tahu dari Acho, bahwa tinggal di apartemen The Green Pramuka ini tak senikmat yang dibayangkan. Meski sudah membayar, makan, dan tidur di apartemen, tetapi warga yang menghuni tak memiliki kebebasan, sebagaimana layaknya pemilik rumah sendiri. Anda sebagai pemilik apartemen tak bisa sembarangan memasang kitchen set, wall paper, exhaust van, maupun braket untuk televisi. Jika mau memasang, penghuni akan dikenakan tarif. Pihak Building Management akan memberikan tarif ke penghuni. Tarif mitra apartemen dengan tarif kontraktor dari luar beda.

Untuk memasang wall paper di ruangan, warga apartemen The Green Pramuka dikenakan tarif Rp 1 juta. Harga itu untuk kontraktor dari luar. Sementara untuk mitra apartemen, harganya jauh, yakni sebesar Rp 150 ribu. Apa lagi? Memasang kitchen set. Dengan menggunakan mitra apartemen, warga hanya dikenakan tarif Rp 350 ribu. Tetapi jika menggunakan kontraktor dari luar, siap-siap merogoh kocek senilai Rp 2,5 juta.

Biar nggak dihitung per item, katanya (pihak manajemen Green Pramuka-pen), mending langsung paketan renovasi, yakni 30 jutaan. Itu untuk full renovasi. Ya, ngamuklah gue,” ujar Acho yang saat ini tercatat sebagai salah satu pengurus paguyuban warga apartemen Green Pramuka.

Sudah tiga kali di Sabtu ini, sejumlah warga penghuni apartemen melakukan demo. Mereka berjalan menuju ke kantor customer service (CS). Bahkan, Acho sendiri giat membuat konfrensi pers untuk menghadirkan wartawan ke TKP. Selain janji-janji surga soal wilayah hijau dan protes tarif pemasangan yang mahal, sejumlah warga penghuni The Green Pramuka ini juga menuntut kejelasan sertifikat yang belum juga diserahkan oleh pihak apartemen. Lalu, penghuni juga menolak penerapan tarif parkir sepihak, dan beberapa tuntutan lain.

1424325996294147702
1424325996294147702

Meski kita sudah bayar Rp 200 ribu untuk mobil dan Rp 100 ribu untuk motor, tetapi penghuni masih tetap dimintai uang parkir per jam,” protes Dion Achilles, Koordinator Aksi Damai Warga Apartemen The Green Pramuka dalam pers release yang diberikan pada para wartawan 14 Februari 2015 lalu. “Selama belum ada itikad baik dari pengelola, selama itu juga kami tidak bersedia membayar apapun dari pengelola”.

Sejumlah media cetak sudah sempat menulis permasalahan di Apartemen The Green Pramuka ini, termasuk diberitakan di tvOne. Namun, sampai berita ini saya posting, pihak pengelola masih bersikeras pada pendiriannya. “Keberanian” pihak pengelola kabarnya, karena di-backing oleh oknum pejabat pemerintah. Terbukti, tiap demo, pasukan kepolisian bersiaga di lokasi, selain puluhan satpam.

Polisinya pegang paras panjang semua,” kata Acho.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun