Mohon tunggu...
Brilliant Jozuna Kurniawan
Brilliant Jozuna Kurniawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa PWK UNEJ

Masih Belajar

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

APBN 2022: Dirancang dengan Antisipatif, Responsif, dan Fleksibel dengan Tujuan Pemulihan Ekonomi dan Reformasi Struktural

2 April 2022   14:10 Diperbarui: 4 April 2022   07:28 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pandemi Covid-19 belum berakhir dan masih menjadi ancaman bukan hanya di Indonesia tapi juga dunia. Untuk itu, perlu ada antisipasi dan mitigasi yang disiapkan sedini mungkin agar tidak mengganggu kesinambungan program reformasi struktural dan pemulihan ekonomi nasional yang saat ini sedang dilakukan, salah satunya pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional (APBN) tahun 2022.

APBN DIRANCANG  ANTISIPATIF, RESPONSIF, DAN FLEKSIBEL 

Presiden Joko Widodo juga menyampaikan dalam Keterangan Pemerintah atas Rancangan Undang-Undang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2022 pada Rapat Paripurna Pembukaan Masa Persidangan I DPR RI Tahun 2021-2022 (16/8). Di tahun 2022, Indonesia masih akan dihadapkan dengan ketidakpastian tinggi, dan juga harus menyiapkan diri dalam menghadapi tantangan global seperti perubahan iklim yang mengancam, dinamika geopolitik yang meningkat, serta pemulihan ekonomi global yang tidak merata. 

Oleh sebab itu, Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa APBN 2022 harus bersifat antisipatif, responsif, dan fleksibel. Hal ini dilakukan untuk merespon situasi yang akan terjadi di 2022 yang penuh ketidakpastian sehingga perlu kehati-hatian dan optimisme. Karena itu perlu selalu berinovasi dan mengantisipasi setiap perubahan kedepannya dengan menjaga tata kelola yang baik. APBN ini juga merupakan peran sentral untuk melindungi keselamatan masyarakat dan menjadi motor pemicu pemulihan ekonomi. Selain itu, Indonesia yang menjadi pemegang presidensi G20, harus mampu menghadapi segala tantangan global yang ada.

PEMULIHAN EKONOMI DAN REFORMASI STRUKTURAL

APBN sebagai instrumen kebijakan countercyclical selama  ini dapat meredam dampak negatif yang ditimbulkan oleh pandemi. APBN selama pandemi menjadi perangkat kontra-siklus, mengatur keseimbangan rem dan gas, mengendalikan penyebaran Covid-19, melindungi masyarakat yang rentan, dan mendorong kelangsungan dunia usaha. Pemerintah yang menyadari pemulihan ekonomi berkelanjutan dapat terlaksana jika pengendalian pandemi dapat dilakukan. Sehingga pemerintah akan terus berupaya agar kebiasaan baru "living with endemic" dapat segera terlaksana dengan melakukan berbagai strategi penanganan Covid-19 yang lebih efektif, memperkuat sistem kesehatan, dan mendorong penerapan protokol kesehatan pada masyarakat.

APBN 2022  akan diarahkan untuk melanjutkan dukungan terhadap pemulihan ekonomi dan reformasi struktural dengan responsif, antisipatif, dan fleksibel. Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, menyampaikan bahwa pemerintah memiliki optimisme bersama dengan Dewan Perwakilan Rakyat untuk mengakselerasikan pemulihan ekonomi, serta kesejahteraan rakyat harus dipulihkan dan ditingkatkan. Optimisme ini sejalan dengan prospek perekonomian dan perdagangan dunia yang semakin membaik walaupun kecepatan pemulihan tiap negara di dunia berbeda-beda.

Pemulihan ekonomi akan terus menjadi fokus utama dengan pondasi kuat dalam pelaksanaan reformasi struktural sehingga berjalan optimal. Seperti kata Presiden Joko Widodo reformasi struktural adalah hal yang sangat fundamental bagi pemulihan dan akselerasi pertumbuhan ekonomi setelah pandemi yang terjadi, karena Indonesia harus tumbuh dengan cepat dan berkelanjutan. Oleh sebab itu, produktivitas perlu ditingkatkan drngan meningkatkan kualitas sumber daya manusia, pembangunan infrastruktur seperti infrastruktur digital, energi, dan pangan dalam usaha mendorong industrialisasi.

ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO 2022

Perkembangan ekonomi global pada tahun 2023 menurut proyeksi akan meningkatkan meskipun tingkat ketidakpastian dan resiko yang dapat terjadi masih sangat tinggi. Pandemi Covid-19 juga tetap menjadi resiko terbesar yang masih harus diwaspadai. Peningkatan penanganan pandemi semakin membaik seiring akselerasi pelaksanaan vaksinasi di seluruh dunia yang diharapkan membawa dampak positif terhadap pemulihan ekonomi kedepannya. Pemulihan ekonomi juga didukung oleh pola hidup kebiasaan baru yang semakin kuat dan kualitas kesehatan masyarakat yang membaik sehingga "living with endemic" dapat terwujud. Sehingga, kegiatan ekonomi dan sosial masyarakat dapat pulih dan kembali berjalan normal dengan adaptasi pola hidup normal yang baru. 

Tentunya dengan tetap memperhatikan kondisi dan perkembangan dari perekonomian dunia dan domestik terkini. Maka asumsi makro APBN 2022 adalah pertumbuhan ekonomi 5,2%, inflasi 3%, nilai tukar rupiah Rp14.350/dollar Amerika, suku bunga surat berharga negara (10 tahun) di 6,8%, harga minyak mentah Indonesia 63 dollar/barrel, lifting minyak bumi 703.000 barrel/hari, dan lifting gas bumi 1.036.000 barrel/hari. Dengan sasaran yang akan dicapai pada tahun 2022 yaitu tingkat pengangguran menurun pada level 5,5 sampai 6,3%, tingkat kemiskinan dapat turun menjadi kurang dari 9%, tingkat ketimpangan akan membaik di 0,376 sampai 0,378, indeks pembangunan manusia terus meningkat antara 73,41 sampai 73,46, nilai tukar petani tetap terjaga di atas 100 yaitu 103 sampai 105, dan nilai tukar nelayan di antara 104 sampai 106.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun