Mohon tunggu...
Briggita Rapunzel Citra
Briggita Rapunzel Citra Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Hai

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kritik Sastra Objektif Novel "Telegram" Karya Putu Wijaya

26 Februari 2022   16:07 Diperbarui: 26 Februari 2022   16:12 4913
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Beberapa orang masih mengintip-intip seperti mencari sesuatu, sebagian lain nongkrong di warung sambil memenuhi mulutnya dengan asap" (Wijaya, 1973, h. 37). Lalu, "Aku masih duduk di belakang makanan, sedang mereka di pintu dapur" (Wijaya, 1973, h. 103). 

Untuk latar suasana, sebagian besar suasana yang timbul atau dimunculkan dalam cerita ini adalah suasana yang menegangkan, menyebalkan, dan juga penuh amarah serta kebingungan. Hal ini tergambar dari sikap tokoh utama yang kerap linglung, depresi, ataupun memiliki konflik dengan sekitarnya. 

Salah satu contoh latar suasana yang menggambarkannya adalah sama seperti contoh di atas yakni dari Wijaya (1973) ketika terjadi cekcok antara tokoh utama "Aku" dengan orang di kantornya (h. 136). 

Berbagai perasaan atau suasana yang digambarkan dalam novel ini sebenarnya sangat menarik dan beragam emosi. Dari emosi yang penuh amarah tiba-tiba menjadi sedih, sehingga gemar menaik turunkan emosi pembaca. 

Buku ini banyak menggunakan gaya bahasa perbandingan seperti majas personifikasi dan juga majas hiperbola. Seperti contohnya dalam kalimat, "Dari lubang ventilasi yang tinggi itu menggelinding angin menggoyangkan kalender di meja sebelah" (Wijaya, 1973, h. 88), yang menggambarkan penggunaan majas personifikasi. Selanjutnya untuk contoh majas hiperbola dengan penggunaan kata yang melebih-lebihkan dapat dilihat dari kalimat, " Rasanya tak ada bedanya dengan berbaring di dalam peti mati" (Wijaya, 1973, h. 94). 

Sisanya, bahasa yang digunakan dalam buku ini tergolong ringan dan cukup mudah dimengerti, walaupun mengandung beberapa kata kasar yang mungkin tidak pantas untuk dibaca oleh umur tertentu. Contoh kalimat yang menggunakan kata kasar terdapat pada kalimat, " Lebih jelas lagi terasa, mereka menertawakanku. Bangsat!" (Wijaya, 1973, h. 158), sebagaimana menurut Damarjati (2019) kata bangsat merupakan kata kasar apabila dijadikan sebagai makian atau umpatan. 

Terakhir, untuk amanat dari buku Telegram ini adalah hal yang menurut saya sangat tersirat, sehingga pembaca harus memahami dengan betul akhir dari cerita tokoh utama "Aku". Amanat yang terkandung dalam novel ini antara lain adalah bahwa kita sebagai manusia tidak akan pernah dapat terhindar dari tanggung jawab kita baik apa pun itu, bahwa kita sebagai manusia harus berani untuk jujur terhadap diri sendiri dan berani menghadapi realita. 

Terakhir, yakni kita sebagai manusia tidak boleh takut akan fakta bahwa suatu hari nanti kematian akan datang pula kepada kita. Salah satu contoh kalimat yang sangat menggambarkan pesan tersebut terdapat pada bagian akhir novel yakni pada kalimat, " Seorang sudah mati. Yang lain terus hidup. 

Satu ketika orang akan bikin telegram untuk kami. Sementara orang lain masih harus melanjutkan hidup" (Wijaya, 1973, h. 188). Pesan ini tersendiri menurut saya sangatlah bijak dan tidak tertebak di awal cerita. Namun, seiring cerita berjalan dan fokus cerita menjadi semakin detail, pesan ini menjadi muncul dan menjadi bagian yang justru paling menarik dari buku ini. 

  1. Penutup 

Pada akhirnya, secara keseluruhan buku ini sangatlah baik adanya dan memiliki gaya penuturan cerita yang baik pula. Buku ini adalah sebuah karya dari Putu Wijaya yang sangat khas dan kaya akan konflik atau isu yang sebenarnya sangat sesuai dengan apa yang terjadi di dunia sekarang ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun