Mohon tunggu...
Laras Ayu
Laras Ayu Mohon Tunggu... Writer

Parenting Tips | Kids Speech Development | Book, Movie, Drama Review |

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Tabungan Pendidikan VS Asuransi Pendidikan: Mana Yang Lebih Menguntungkan?

27 Mei 2025   09:29 Diperbarui: 27 Mei 2025   09:32 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber : Pinterest.com)

Asuransi pendidikan menggabungkan dua fungsi sekaligus: perlindungan jiwa dan investasi. Premi yang Anda bayar sebagian dialokasikan untuk biaya asuransi, sisanya diinvestasikan ke instrumen seperti reksadana atau saham.

Keunggulan asuransi pendidikan:

  • Adanya proteksi jiwa. Jika pencari nafkah meninggal dunia, perusahaan asuransi akan melanjutkan pembayaran premi dan tetap memberikan dana pendidikan sesuai jadwal. Anak tetap bisa sekolah tanpa terputus.
  • Potensi imbal hasilnya lebih menarik. Investasi yang dikelola profesional bisa memberikan return 6-12% per tahun, bahkan bisa mengalahkan inflasi Pendidikan.
  • Sistem pembayarannya terstruktur. Dana akan cair otomatis saat anak masuk jenjang pendidikan tertentu (TK, SD, SMP, SMA, kuliah), jadi tidak perlu repot mengatur waktu pencairan.

Kekurangan asuransi pendidikan:

  • Biayanya cukup tinggi. Ada biaya akuisisi, administrasi, dan pengelolaan investasi yang bisa memotong 20-30% dari premi di tahun-tahun awal.
  • Nilai investasi tidak dijamin dan bisa naik-turun sesuai kondisi pasar. Jika pasar sedang lesu, hasil investasi bisa mengecewakan.
  • Likuiditasnya juga rendah. Uang tidak bisa diambil sembarangan dan ada penalty besar jika dibatalkan di tengah jalan.

Perbandingan Praktis: Mana yang Lebih Untung?

Mari kita lihat contoh sederhana. Pak Budi ingin menyiapkan biaya kuliah anaknya yang masih berusia 5 tahun. Target dana: Rp 200 juta dalam 13 tahun.

Skenario tabungan pendidikan

Dengan bunga 3% per tahun, Pak Budi harus menabung Rp 1,1 juta per bulan. Total setoran 13 tahun: Rp 171,6 juta. Hasil akhir: Rp 200 juta.

Skenario asuransi pendidikan:

Dengan asumsi return investasi 7% per tahun (setelah dipotong biaya), Pak Budi cukup bayar premi Rp 900 ribu per bulan. Total premi 13 tahun: Rp 140,4 juta. Hasil akhir: Rp 200 juta + proteksi jiwa.

Dari sisi matematika, asuransi pendidikan terlihat lebih menguntungkan. Tapi ingat, return 7% tidak dijamin dan ada risiko investasi.

Strategi Terbaik: Kombinasi Keduanya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun