Setiap orang tua pasti pernah merasakan kekhawatiran yang sama: "Bagaimana ya caranya menyekolahkan anak sampai perguruan tinggi dengan biaya yang terus naik?"
Kenyataannya memang pahit. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan biaya pendidikan Indonesia naik 10-15% setiap tahunnya. Bayangkan, uang SPP SMA yang hari ini Rp 2 juta per bulan, dalam 10 tahun ke depan bisa menjadi Rp 5-6 juta per bulan!
Untungnya, sekarang ada berbagai cara untuk mempersiapkan dana pendidikan anak. Dua pilihan paling populer adalah tabungan pendidikan dan asuransi pendidikan. Tapi mana yang lebih menguntungkan? Mari kita bedah satu per satu.
Mengenal Tabungan Pendidikan: Si Aman dan Mudah
Tabungan pendidikan adalah produk perbankan yang dirancang khusus untuk menyimpan dana pendidikan. Konsepnya sederhana: Anda menabung rutin setiap bulan, uang dikembangkan dengan bunga tetap, dan bisa diambil saat anak butuh biaya sekolah.
Keunggulan tabungan pendidikan:
- Risikonya sangat kecil. Dana Anda dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) hingga Rp 2 miliar per bank. Jadi meski bank bangkrut, uang tetap aman.
- Bunganya stabil dan pasti. Biasanya berkisar 2-3% per tahun. Memang tidak besar, tapi konsisten dan bisa diprediks.
- Fleksibilitasnya tinggi. Butuh dana darurat? Bisa diambil kapan saja, meskipun mungkin ada denda kecil jika belum jatuh tempo.
Kekurangan tabungan pendidikan:
- Bunga 2-3% per tahun kalah telak dari laju inflasi pendidikan yang 10-15%. Artinya, daya beli uang Anda justru menurun seiring waktu.
- Tidak ada perlindungan jiwa. Jika terjadi risiko pada pencari nafkah utama, rencana pendidikan anak bisa terganggu karena tidak ada yang melanjutkan setoran.
Asuransi Pendidikan: Proteksi Plus Investasi