Mohon tunggu...
Bram Aprianto
Bram Aprianto Mohon Tunggu... -

akrab di panggil Bram, Lahir di Muara Tembesi, 24 April 1982. Semasa dikampus aktif dunia kemahasiswaan ekternal Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan di internal kampus melalui Pemilu Raya Mahasiswa Universitas Batanghari Jambi terpilih menjadi Presiden Mahasiswa periode 2005-2006. setelah tamat kuliah mendirikan Perusahaan CV.Cipta Bangun Karsa serta ikut bergabung di Lembaga Kajian Politik Regional, di tahun 2014 bersama teman-teman ikut mendirikan perusahaan penerbit(Jambi Today) dan pada bulan juni 2014 mengundurkan diri dari perusahaan tersebut.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Monopoli Kekuasaan, Kooptasi dan Ego Politik Ala Wak-Waw

9 Desember 2014   22:55 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:40 728
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Budaya mendinastikan pemerintahan dan kekuasaan dengan menciptakan pragmatisme politik mendorong keturunan untuk berkuasa. Dinasti politik yang didasarkan secara murni pada hubungan darah langsung dalam keluarga yang biasanya memiliki romantisme nama besar keluarga menjamin suatu dinasti politik dapat eksis secara terus-menerus.

Hal ini dikarenakan regenerasi kekuasaan tidak dilakukan secara matang, melainkan hanya mengejar pragmatisme dan ego politik belaka. Asumsi lainnya dari tren keturunan yang aksidental ini untuk dicalonkan menjadi kepala daerah, biasanya fenomena ini si calon belum memiliki kapabilitas kuat dalam membangun daerahnya.

Jika dilihat dari fenomena sekarang, tidak hanya di Banten, dan daerah-daerah lainnya, Provinsi Jambi yang merupakan daerah  pertama kali melaksanakan Pilkada langsung dengan terpilihnya pasangan Cagub Incumbent Zulkifli Nurdin yang merupakan orang tua dari Zumi Zola pejabat bupati Tanjung Jabung Timur saat ini , danbtidak hanya itu, politisi yang satu keluarga besar ini turun temurun menguasai partai berlambang matahari dengan mendistribusikan secara Familyisme untuk  berkuasa seperti di kota jambi, tanjabtimur dan Provinsi Jambi.

Berakhirnya dua periode Zulkifli Nurdin sebagai Gubernur Jambi pada tahun 2009 lalu, dilanjutkan dengan melanggengkan Zumi Zola sebagai Bupati di Tanjung Jabung Timur dan akan maju menjadi Calon Gubernur Jambi untuk periode 2015-2020. Politik by Design yang mengkooptasi partai dan memonopoli kehendak politik yang dikuasai secara keluarga, sehingga apapun agenda politik tentulah interest secara ego politik kekeluargaan pun yang diutamakan untuk  melanjutkan tampuk kekuasaan.

Turun langsungnya Zulkifli Nurdin dalam mengendalikan pemenangan anaknya Zumi Zola untuk merebut kembali kekuasaan, mengindikasikan ingin mengembalikan sebuah Dinasti kekuasaan sebagai bentuk eksistensi dalam memonoppoli kekuasaan politik,  dengan syahwat berkuasa apalagi secara histori adanya ketersinggungan politik yang memicu timbulnya ego dalam upaya merebut kekuasaan, asumsinya jika itu terjadi, hanya akan  menimbulkan kepemimpinan bayangan bagi sebuah pemerintahan, walau secara kapabilitas dan kompetensi baik secara leadership, maupun track record bukan menjadi faktor yang utama melainkan sebuah regenerasi kekuasaan yang harus di kuasai oleh keluarga walaupun kaderisasi di partai banyak menghadirkan orang-orang yang berkompten akan tetapi kendali dalam memonopoli kekuasaan berpolitik dan mengkooptasi sebuah partai yang dikuasainya, kemungkinan besar, rakyat hanya akan disuguhkan aktor-aktor politik yang itu-itu saja yang berasal dari satu keluarga dan tidak jarang, aktor-aktor tersebut menerapkan pola kelakuan politik yang sama mengingat berasal dari sebuah keluarga yang sama. Bahayanya hasrat untuk mengekalkan diri dan melembagakannya dalam kepolitikan dan kekuasaan politik hendak dijalankan secara turun-temurun di atas garis trah keturunan, bukan didasarkan pada kualitas kepemimpinan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun