Mohon tunggu...
Bramantio HASA
Bramantio HASA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa yang biasa saja

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengalaman Teman

17 Oktober 2022   17:21 Diperbarui: 17 Oktober 2022   17:30 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Belakangan ini cukup ramai sebuah istilah baru di tengah-tengah generasi millenial dan Gen Z, yaitu Self Healing. Self-healing itu sendiri merupakan proses penyembuhan luka batin yang berkelanjutan, sehingga penyembuhan ini ditujukan untuk menyembuhkan segala perasaan dan pikiran negatif tentang diri sendiri dan lebih mencintai diri sendiri.

Pikiran negatif para generasi muda ini pun sangat banyak jenisnya salah satunya adalah insecure. Banyak juga pertanyaan-pertanyaan yang muncul di dalam benak para generasi muda ini, seperti kenapa mereka selalu saja merasa salah? Apa mereka hanya dilahirkan untuk terus-terusan gagal? Kenapa mereka ngerasa kalau mereka nggak punya teman? Kenapa gua selalu ngerasa sedih? Kenapa gua selalu butuh reassurance dari orang lain? Kenapa gua harus selalu bergantung sama pemberian orang lain? Kenapa ini? Kenapa itu? Kenapa? Kenapa? Kenapa?

Bahkan ada juga yang merasa bahwa diri mereka udah nggak punya lagi alasan untuk tetap hidup. Perasaan seperti nggak ada yang bisa nemenin. Perasaan seperti nggak pernah dimengerti oleh keluarga. Perasaan seperti nggak pernah dapat dukungan dari keluarga. Perasaan seperti seseorang yang sudah melakukan berbagai jenis self healing kayak travelling dan lain sebagainya, tapi dia ngerasa makin jauh dari dirinya sendiri, jadi apa yang salah dari self healing orang tersebut? Perasaan ini, perasaan itu.

Tersebarnya hal-hal seperti ini di tengah-tengah generasi muda membuat salah seorang penulis bernama Ardhi Mohamad membuat sebuah buku dengan judul What's So Wrong With Your Self Healing. Sebuah buku motivasi yang membahas tentang pertanyaan-pertanyaan yang menimbulkan pikiran negatif di tengah generasi muda.

Hadirnya buku ini juga banyak diterima oleh generasi muda, karena mereka merasa bahwa buku ini sangat relate dengan kehidupan mereka, mereka merasa buku ini sangat cocok dengan jiwa anak muda mereka. Ditambah desain cover buku ini yang berwarna hitam dan dipenuhi oleh pertanyaan-pertanyaan yang menjadi bab pembahasan di dalam buku ini yang memberi kesan yang menarik, serius, dan tidak terkesan jadul.

Seperti salah satu pembahasan dalam buku ini adalah tentang seorang anak yang selalu terkekang oleh keluarganya, seorang anak yang kehidupannya selalu diatur oleh keluarganya, seorang anak yang tidak diperbolehkan untuk menentukan pilihan jalan hidupnya sendiri. Kekangan keluarga yang seperti ini pastinya akan membuat sang anak tidak merasa nyaman, karena tidak bolehnya dia memilih jalan hidupnya sendiri. Walaupun sebenarnya dapat dipastikan bahwa keluarganya tersebut pasti mengekang sang anak agar sang anak bisa meraih kesuksesan kelak.

Penulis menuliskan pesan-pesan yang dapat memotivasi orang-orang yang berada di bawah kondisi seperti ini. Di antaranya penulis menuliskan bahwa seorang anak itu harus bisa menentukan arah tujuannya sendiri, seorang anak tentunya punya passion-nya tersendiri. Tidak bisa seseorang memaksakan suatu kehendak yang berlawanan dengan passion anak tersebut, walaupun orang yang memaksakannya adalah keluarga dari si anak.

Bagi si anak tentunya juga tidak mudah untuk lepas dari kekangan yang diberikan keluarganya. Diantara solusi-solusi motivasi yang diberikan penulis adalah si anak harus membicarakan langsung hal ini kepada keluarganya, si anak harus menjelaskan bahwa itu bukanlah passion yang ingin si anak lakukan. Kemudian si anak juga harus membuktikan bahwa sukses bukan hanya berasal dari apa yang keluarganya arahkan, tetapi kesuksesan juga bisa diraih melalui jalur passion yang dimiliki sang anak.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun