Mohon tunggu...
Boyke Rinaldi
Boyke Rinaldi Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

“Belajar Evaluasi Diri dari Semut”

26 Mei 2015   19:40 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:34 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Apa yang anda ketahui tentang semut, pasti sebagian orang mengatakan bahwa semut merupakan binatang yang memiliki ukuran yang terkecil di dunia ini yang dapat mengigit dengan mulutnya sehingga lawan atau musuhnya menjauh dari peredaran semut yang hidup disegala tempat.

Dalam konteks ini, membuat banyak orang yang mengatakan bahwa semut menjadi binatang yang “menganggu” segala aktivitas manusia dan “menyusahkan” untuk membasminya karena semut termasuk juga sebagai mahkluk yang dapat hidup secara berkoloni atau membentuk kelompok sehingga binatang yang suka di dalam tanah ini berusaha untuk mencari makanan di segala tempat dengan membantu ataupun memikul makanan secara berkelompok dan membuat terjadinya interaksi sosial sesama kelompok atau berbeda kelompok.

Semut merupakan binatang yang memiliki kepribadian yang unik daripada binatang-binatang yang ada di dunia. Binatang yang masuk ke klasifikasi insekta atau serangga ini dapat menjadi inspirasi buat manusia.

Betapa tidak, manusia memandang bahwa semut dikatakan sebagai binatang pengigit dan tidak mempunyai akal dan pikiran ini justru memiliki interaksi yang kuat serta memiliki kesetiakawanan yang tidak mengenal bobot ukuran terhadap si semut ini. Namun, penulis memandang bahwa semut dijadikan sebagai contoh untuk kita sebagai manusia untuk mengevaluasi diri terhadap kesetiakawanan yang tinggi, saling membantu, toleransi, dan berusaha mencari makanan dalam suka dan dukanya.

Manusia menyadari untuk mengevaluasi kepribadian yang selama ini dianggap buruk terhadap orang lain, namun disalah satu sisi Tuhan memberikan karunia-Nya untuk menciptakan alam, binatang serta tumbuhan sebagai sumber kebutuhan dan keindahan di dunia.

Manusia harus mencontohi perbuatan yang dilakukan oleh semut. Semut yang dikatakan pengigit, tidak mempunyai akal dan pikiran namun mereka memiliki interaksi yang kuat sesama semut, kerjasama yang baik serta berusaha semaksimal mungkin untuk mencari makanan walaupun mereka memiliki ukuran yang sama dengan satu butir dari pasir tersebut. Manusia yang memiliki akal, jiwa dan pikiran namun tidak adanya kesetiakawanan, bersikap egois, dan memandang bahwa lainnya ada yang lemah dan ada yang lebihyang dilihat dari golongan, kekuasaan dan pendidikan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun