Dapat dibayangkan bila ide ’remeh’ ini bergulir serta dapat menemukan format yang tepat untuk dibuatklan perencanaannya secara serius, maka wilayah selatan banten yang sangat luas dan relatif ’tertinggal’ dengan wilayah utara akan berubah wajahnya menjadi ’waterfront city’ yang megah dan asri guna mendukung kehidupan dinamika sosial-ekonomi-politik dan budaya dari geliat pelaku pusat pemerintahan NKRI, dan dengan dukungan pertahanan yang kokoh diwilayah selatan yang berhubungan langsung dengan laut bebas dan Autralia, maka Ibukota negarapun dapat dengan angkuh mempertontonkan kejayaan Indonesia sebagai Negara Maritim.
Biarkanlah DKI Jakarta menjadi salah satu pusat perdagangan dan jasa di Indonesia, sedangkan wilayah selatan Banten akan menjadi pusat pemerintahan sebagai tempat aktifitas para penyelengara kepemerintahan Republik Indonesia, sebagai mana pusat pemerintahan negara Malaysia di Putrajaya sedangkan pusat bisnisnya ada Cyber Jaya dan Ibu Kota Negara tetap berada di Kuala Lumpur.
Bila ada kerisauan bahwa daerah Banten Selatan sangat rentan dengan bencana gempa karena terlintasi oleh gugusan sabuk gunung berapi atau dikenal dengan nama ’ring of fire’, maka kita juga punya contoh negara yg sangat akrab dengan gempa bumi yaitu Jepang. Dalam konteks ini, yang terpenting adalah tumbuhnya keasadaran terhadap bencana (disaster awarnes) sehingga pada saat pembangunan pusat pemerintahan tersebut, semua spesifikasi bangunannya harus mempertimbangan kualitas terbaik yang sesuai dengan keadaan sebagai daerah rawan bencana.
Dan yang terpenting adalah, percepatan perkembangan dan pembangunan di wilayah Banten selatan yang masa perjuangan pembentukan Propinsi pada era reformasi dahulu kerap dijual isyunya seperti; ketertinggalan, kemiskinan dan lain –lain, padahal hingga hari ini geliat perkembangannya masih kalah cepat dengan kabupaten/kota lainnya di wilayah utara. Diharapkan dengan dijadikannya sebagai pusat pemerintahan negara RI, maka pembangunan yang akan dilakukan di wilayah tersebut tidak hanya mengandalkan APBD Propinsi yang hingga sepuluh tahun terakhir kini belum mampu merubah secara total wajah Banten Selatan. Sebagai Puat Pemerintahan maka pembangunan di wilayah tersebut akan ditopang langsung oleh dana dari APBN yang tentunya dalam jumlah fantastis sehingga pengembangan wilayah selatan dapat dilakukan lebih cepat.
Terakhir, penulis teringat ada kalimat karuhun yang (kurang lebih) berbunyi ” jantung nusantara itu adalah jawa, dan jawa itu seperti ular naga, KEPALA NAGA tersebut adalah BANTEN”….