Nikki Sixx kemudian membenarkan bahwa itu benar-benar terjadi, satu dari banyak adegan absurd dalam tur mereka.
Lalu ada lagi adegan tantangan kencing di lantai. Nikki yang ragu, Ozzy yang malah menjilat lantai itu sendiri. Tak terbayangkan, tapi begitulah Ozzy. Tubuh yang terlalu liar bagi akal sehat, jiwa yang tak pernah mau tunduk.
Jauh sebelum film itu, saat saya masih remaja dan musik metal masih terdengar samar, nama Ozzy Osbourne dan Black Sabbath sudah duluan terekam.
Dari sebuah majalah lawas milik kakak saya, saya membaca tentang malam ketika ia menggigit kepala kelelawar di atas panggung, darah dan bulu bercampur, penonton berteriak entah karena kagum atau ngeri.
Momen ketika saya membaca lembaran majalah itu masih begitu jelas di ingatan. Saat itu, saya lebih dulu mengenal namanya daripada lagu-lagunya. Sebelum riff-riff gelap Sabbath meresap ke telinga saya, yang tersisa hanyalah sebuah dongeng tentang Prince of Darkness, seorang lelaki yang terlalu gila untuk dunia yang terlalu waras.
Hari ini, saya harus percaya akhirnya Ozzy pun mati. Tapi dalam kepala saya, ia tetap berdiri di sana, di bawah sorot lampu, dengan senyum sinting dan tangan terbuka. Ia seperti sedang bersabda bahwa bahkan kematian pun hanya sebuah panggung.
Saat ini saya membayangkan, nun jauh di sana. Randy Rhoads sudah berdiri menunggunya. Dengan rambut pirang tergerai, jemarinya sudah siap menyapa fretboard lagi. Mereka mungkin saling pandang sebentar lalu terdiam, seperti waktu yang hilang selama puluhan tahun sedang dirajut kembali.
Di ujung sana, Lemmy duduk dengan rokok dan whiskey di tangan, mengangguk pelan, memberi restu. Dan Dio, dengan jubah gelapnya, mengangkat tangan dengan devil horns, menyambut sang Prince of Darkness pulang.
Lalu Ozzy, dengan tawa seraknya, merangkul Randy, berteriak seperti dulu: "All aboard!"
Dan bersama-sama mereka naik lagi ke atas Crazy Train, meluncur ke langit tak berujung.
Suara gitarnya meraung, suara Ozzy melolong. Dan saya, di bumi ini, hanya bisa mendengar gema kecilnya, sambil tersenyum getir. Masih terdengar. Masih liar. Masih abadi.