Mohon tunggu...
M.Abdussalam Hizbullah
M.Abdussalam Hizbullah Mohon Tunggu... Administrasi - mencoba menulis meski tidak berbakat

jika tulisanku ini bermanfaat, bagikan pada orang lain agar manfaatnya tidak terhenti padamu. 😘😘

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Bahagia dan Sepotong Permen Kapas

4 Juli 2018   21:40 Diperbarui: 7 Juli 2018   03:07 2355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lagi, pada setiap perjalanan kehidupan, kita akan terus menemukan masalah. Hal ini bukan tentang keberhasilan kita dalam menghadapinya, tetapi bagaimana cara menikmati proses yang dilalui saat kita ingin menyelesaikan masalah tersebut. 

Ini merupakan point yang cukup penting, mengingat banyak dari kita yang terpuruk ketika menghadapi masalah. Bukan karena tidak mampu menghadapi masalah yang ada, tetapi karena kehilangan motivasi untuk menyelesaikan masalah-masalah itu.

Guys, kalau boleh jujur, kita semua menginginkan kehidupan yang nyaman. It's ok kalau ada masalah, tapi kalau bisa cukuplah masalah-masalah kecil saja yag kita temui. Kita semua berharap agar dapat berada pada zona ternyaman yang dapat kita capai. 

Mengapa demikian? Ketika kita berada pada zona nyaman itu, kita akan dapat merasakan kebahagiaan. Setidaknya kita nyaman akan kondisi kehidupan yang kita lalui. 

Sadar atau tidak, hal ini terjadi karena makna kebahagiaan menurut kita adalah mengenai hasil yang telah dicapai. Bukan mengenai cara menikmati tiap-tiap proses dalam mencapai sesuatu. Kita terbiasa dengan kondisi, seseorang akan bahagia ketika mencapai sesuatu yang diinginkannya. Secara sederhana, hal itu memang benar. Ketika kita berhasil menggapai sesuatu, kita akan merasa bahagia. Tetapi, bukankah rasa bahagia yang kita rasakan saat itu sangatlah sedikit?

Ketika menginjak remaja, kebanyakan dari kita mulai merasakan beberapa masalah yang cukup kompleks. Mulai dari permasalahan pertemanan, sekolah, keluarga, hingga percintaan. Apakah ada yang salah dengan hal itu? Tentu tidak, itu adalah hal yang sangat wajar. Tetapi, semakin bertambah usia, maka akan semakin meningkat beban pikiran seseorang. Hal ini tentu saja dipengaruhi oleh masalah-masalah yang diterimanya. 

Nah, ketika hal ini terjadi, ada bermacam-macam hal yang dapat terjadi. Mulai dari kesedihan yang berlarut-larut, depresi berlebihan, hingga ada seseorang yang memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Pernahkah kita berfikir bahwa bahagia itu sederhana?

Kebahagiaan itu tidak ditentukan oleh perolehan atas sesuatu, tetapi ditentukan oleh sudut pandang tidap-tiap orang. coba kita kembali ke masa lalu, di saat kita berada di usia-usia belia. Di masa itu, sudut pandang kita terhadap kebahagiaan selaku anak-anak sangatlah simpel. 

Kita bisa bahagia hanya dengan melihat power rangers berhasil mengalahkan monster. Kita bahagia hanya dengan mendapatkan izin untuk bermain dibawah derasnya hujan. Dan kita bahagia ketika dibelikan pemen kapas (harum manis) di pasar malam.namun, seiring usia, mengapa konsep kebahagiaan itu menjadi semakin rumit?

Permasalahan utama atas hal itu adalah sudut pandang. ketika kita bisa menikmati segala sesuatu yang kita terima, segala sesuatu yang kita lakukan. Sudah tentu kita akan senang melakukannya. 

Pastinya hal itu akan membuat kita bahagia. Analogi sederhananya adalah ketika ada seorang anak meminta untu dibelikan permen kapas. Ketika orang tuanya menyetujui permintaan tersebut, ia tidak hanya bahagia karena mendapatkan permen kapas yang diminta. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun