Mohon tunggu...
Bonaventura Ricky Yosan
Bonaventura Ricky Yosan Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Mahasiswa

Humaniora

Selanjutnya

Tutup

Diary

Kemurnian Perasaan

29 Juli 2023   10:41 Diperbarui: 29 Juli 2023   10:45 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Ada aneka perasaan yang mewarnai hati ini yang sungguh melatih diri untuk bisa memahaminya lebih mendalam dengan mengenal diri tentunya akan tiap perasaan yang muncul dalam diri ini. Hal ini dikarenakan apapun perasaan yang muncul dalam diri itu, baik disengaja atau tidak disengaja sungguh tidak menipu sebab itu bagian dari dinamika diri ini dalam merespon apa yang sedang terjadi dalam diri. Artinya, tak ada kepalsuan dari perasaan yang kita alami dalam diri ini, namun tiap perasaan yang muncul itu mesti diolah sebab kalau tidak diolah dengan baik akan menimbulkan salah tafsir pemaknaan akan perasaan yang muncul dari dalam diri itu. Dan bahayanya kalau itu hanya berlangsung sementara namun kita dapat dengan cepat mengambil keputusan melalui perasaan yang kita alami itu terhadap suatu keputusan yang penting dalam hidup ini.

Untuk itu, sungguh penting proses discernment / pembedaan roh untuk memilah dan memilih mana perasaan atau pilihan yang tepat bagi hidup kita sehingga kita tak terkesan gegabah dan sembrono dalam mengambil keputusan tanpa mempertimbangkan dengan matang aneka hal dalam diri ini. Tentunya, proses ini dilakukan agar kita tak menyesal nantinya dengan pilihan yang kita pilih dan harapannya kita dapat bahagia dan lepas bebas dalam menjalani tiap pilihan kita ke depannya. 

Hal ini penting dikarenakan apa yang telah kita pilih mesti kita selesaikan dan laksanakan dengan baik bukannya malah seperti kutu loncat yang hanya berpindah-pindah dan tak mampu bertahan / setia dengan apa yang telah kita pilih. Padahal, semuanya itu sudah menjadi komitmen kita diawal untuk memilih ini, maka harus siap dengan aneka resiko dan konsekuensi ke depannya. Dimana komitmen dan kesetiaan itu hanya dapat terwujud dengan proses dan pondasi awal yang kokoh dengan apa yang hendak dipilih itu sebab tanpa pondasi yang kokoh bangunan sebagus apapun akan roboh juga sehingga pondasi inilah yang dinamakan dengan discernment akan membantu kita untuk memutuskan suatu hal yang penting dalam hidup kita sekaligus memaknai segala perasaan yang timbul dari dalam hati kita sebab perasaan inilah yang paling sensitif dalam diri kita sebab berkaitan langsung dengan suara hati yang juga mesti kita pupuk dengan baik agar kita tak cenderung cepat memutuskan dengan perasaan sementara yang muncul dalam diri kita.

Maka, perasaan itu sungguh tidak menipu sebab itulah olah hati kita yang bekerja untuk memunculkan dan bentuk reaksi diri kita terhadap suatu hal yang menyentuh diri kita. Namun, tiap perasaan yang muncul dalam hati kita itu bukan satu-satunya kebenaran yang mesti diikuti sebab itu kemungkinan hanya euforia sesaat akan suatu hal yang dirindukan, namun bukan yang utama sebenarnya untuk kita telusuri lebih jauh dan bisa dikatakan itu sebagai pemanis hidup ini dengan aneka perasaan itu, khususnya perasaan jatuh cinta yang tentunya normal bagi manusia pada umumnya. Bukan satu-satunya kebenaran yang mesti diikuti berarti perasaan itu tidak bisa dijadikan patokan satu-satunya bagi kita untuk memutuskan suatu hal apalagi kita dalam situasi hidup yang terombang-ambing, penuh kebimbangan, dan pergumulan. Artinya, tetaplah berpegang teguh dan setia dengan apa yang telah dipilih meskipun aneka perasaan yang menggiurkan itu tumbuh dalam diri dan menghantui diri ini sebab itu sifatnya hanya sementara dan tantangan bagi hidup kita dengan pilihan yang telah kita pilih. Hal ini dikarenakan belum tentu itu yang terbaik bagi hidup kita dan tentunya tak ada dari kita mengharapkan penyesalan dari apa yang akan dipilih nantinya. 

Akhirnya, jangan cepat-cepat mengambil keputusan dengan perasaan sementara yang menghantui dan menguasai diri ini agar tak berakhir pada penyesalan sebab apa yang kita bayangkan dari perasaan sesaat itu dengan realitanya itu berbanding jauh. Semoga kita dalam menjalani hidup ini dimampukan untuk memaknai perasaan yang muncul dari hati kita dan tidak cepat mengambil keputusan melalui perasaan yang kita alami. Amin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun