Mohon tunggu...
Bonar Hamari
Bonar Hamari Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Financial

Utang Negara Itu Bersifat Investasi, Bukan Beban

29 Juni 2018   16:41 Diperbarui: 29 Juni 2018   16:53 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Sempat ditemui, terdapat pihak yang mungkin tidak senang dengan Pemerintah --atau sekedar kebijakannya, kemudian meluncurkan bunyi di bibirnya, pembangunan infrastruktur hanya menambah beban negara karena terus menambah utang.

Andai saja pihak itu mengetahui bahwa sesungguhnya utang negara itu bersifat investasi, bukan beban...

Andai saja pihak itu sadar atas manfaat dan hasil yang dirasa dari pembangunan infrastruktur...

...

Sejak tahun 2014 Pemerintah berkomitmen tinggi melakukan pembangunan infrastruktur secara besar-besaran. Untuk membangun infrastruktur memang dibutuhkan biaya besar, tak heran jika utang negara semakin meningkat.

Eits... jangan 'nyinyir' dulu, siklus keuangan di sektor infrastruktur memang berbeda dengan sektor lainnya, saat mulai membangun tentu akan menekan angka pertumbuhan ekonomi. 

Namun karena statusnya investasi, tentu setelah proyek rampung --sudah selesai dikerjakan, akan lebih terasa manfaat dan hasilnya, berimbas memperlancar arus ekonomi.

Lagipula, utang negara yang tiap tahun semakin meningkat, berbanding lurus dengan jumlah aset negara Indonesia. Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan menaksir total aset negara tahun 2014 sebanyak Rp 1949 triliun, dan di tahun 2017, Menteri Keuangan Sri Mulyani manaksir total aset negara tembus hingga Rp 5456 triliun. 

Terlihat juga dari peringkat indeks infrastruktur negara kita tahun 2017-2018 yang dirilis World Economic Forum (WEF) berada pada posisi 52 dari 140 negara. Posisi ini naik 10 peringkat dari sebelumnya di tahun 2015-2016, yakni posisi 62.

...

Pembangunan infrastruktur yang 'jor-jor'-an memang sangat diperlukan, karena dapat mempelancar arus ekonomi dalam suatu negara. Sebuah negara yang kurang didukung oleh pembangunan infrastruktur, tentu bakal terhambat arus ekonominya, begitu sebaliknya.

Misalnya jalur transportasi yang tidak mendukung, aktivitas logistik pasti memerlukan biaya lebih. Bisa karena jalur yang terpendek untuk sampai tujuan tidak memungkinkan untuk dilalui, atau kemacetan karena jalannya kecil. Bagaimana perusahaan bisnis bisa berdaya saing tinggi, sedang masih sibuk memikirkan efisiensi jalur logistik.

Hingga saat ini, pembangunan infrastrukutur yang dilakukan Pemerintah sudah mulai dirasa semua pihak manfaatnya, mungkin termasuk pihak yang 'nyinyir' tentang negara banyak utang. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis, produk domestik bruto ( PDB) atau pertumbuhan ekonomi Indonesia dari tahun 2014 sebesar 5,02 persen, terus meningkat sampai tahun 2017 sebesar 5,07 persen.

Pertumbuhan itu menyebabkan iklim investasi yang semakin membaik, semenjak sudah cukup banyak infrastruktur yang memadai. Keterlibatan Indonesia dalam perdagangan global pun semakin aktif. Ditambah pemulihan harga bahan kebutuhan yang mulai merata di berbagai wilayah.

Lalu, apakah masih ada alasan untuk enggan memahami utang negara sebagai investasi?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun