Mohon tunggu...
Bona Ventura Ventura
Bona Ventura Ventura Mohon Tunggu... Guru - Kontributor buku antologi: Presiden Jokowi: Harapan Baru Indonesia, Elex Media, 2014 - 3 Tahun Pencapaian Jokowi, Bening Pustaka, 2017 | Mengampu mapel Bahasa Indonesia, Menulis Kreatif, dan media digital

#Dear TwitterBook, #LoveJourneyBook @leutikaprio

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Terlahir Jadi Pahlawan

20 Mei 2016   20:01 Diperbarui: 20 Mei 2016   20:17 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jalinan Kisah Inspiratif

Kisah dalam buku dibuka oleh kisah Pak Hanggono yang jatuh bangun membangun usaha kuliner lokal, Getuk Marem. Getuk merupakan makanan khas masyarakat Jawa. Kuliner yang sudah amat umum dikonsumsi ini oleh Pak Hanggono berusaha dinaikkan kelasnya menjadi makanan oleh-oleh dan dikemas dengan nama merek didominasi warna merah dengan gambar stupa Candi Borobudur di tengahnya.

Sebagai seorang pensiunan PNS awalnya Pak Hanggono hanya berkeinginan mencari penghasilan di masa pensiun. Kegigihan dan keuletannya dari berkeliling, menitipkan hingga bereksperimen membuat getuk yang nikmat sudah dilakoni, namun masa-masa awal merintis usaha tak seindah membayangkan kesuksesan yang kini telah diraihnya. Getuk Marem diproduksi dari ketela yang hanya tumbuh di Magelang (hlm.8). BTPN menjadi mitra Pak Hanggono dari awal mendapat modal 2 juta Rupiah dari BTPN hingga kini mengikuti Program Daya dari BTPN yang bertumpu pada gerakan pendampingan, pelatihan, serta kontribusi positif kepada dan dari pengusaha-pengusaha yang ingin atau sedang mengembangkan bisnis kreatif. Ia pun berpesan kepada kaum muda yang mau berwirausaha agar Berani Melangkah (hlm.12). dari berani melangkah niscaya akan muncul keberanian menghitung dan menaklukkan risiko yang menghadang.

Kisah sosok inspiratif dalam buku berlanjut dengan Milda Fitria, seorang

kader kesehatan. Awalnya ia hanya ingin usaha membantu suami dengan usaha kredit pakaian, seprai, dan sejenisnya. Dari situ ia kesempatan bergabung di Program Daya BTPN pada 2013. Salah satu program Daya sebagai Kader Kesehatan. Sebagai kader kesehatan, Milda melakukan penyuluhan kesehatan CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun), Mengenal Demam Berdarah dan Pencegahannya, Tubuh Sehat dan Bugar, Hidup Sehat Bebas Kegemukan. Berkat kegigihan dan kerja keras Milda, kini masyarakat lebih rutin periksa, meskipun tidak sakit.

Berkat dedikasi dan ketekunannya ia memperoleh penghargaan Kader Kesehatan Teraktif. ” (hlm.22). Sebagai kader kesehatan yang selalu berurusan dengan kesehatan masyarakat, ia mengungkapkan suatu pesan bahwa dalam hidup hal yang penting adalah bagaimana kita bisa selalu berbagi memberikan manfaat kepada masyarakat dan lingkungan sekitar.


Kisah Tak Biasa

Kisah unik Pak Suwono cukup mengejutkan saya sebagai pembaca, karena ia mengubah kotoran manusia jadi pupuk organik. Sebelumnya saya hanya mengetahui kotoran manusia sebagai biogas, sedangkan pupuk organik dari kotoran hewan. Kisah Pak Suwono sebagai pensiunan PNS dari Dinas PU, Kabupaten Ponorogo bermula kala ia pensiun. Untuk mengisi masa pensiun ia berwirausaha dengan berbekal truk tua yang dimodifikasi untuk membuka jasa sedot WC. Rejekiku soko silitmu adalah olokan orang-orang kepada Pak Suwono (hlm.27) kala ia jalankan usaha halal tersebut.

Sebagai pensiunan PNS dari dinas PU, ia suka berjibaku dengan pekerjaan tangan. Eksperimennya  untuk tidak membuang limbah tinja ke sungai diwujudnyatakan dengan membuat bak-bak penampungan mirip penyaringan air kotor. Tinja hasil sedot WC dibuang ke penampungan hingga 4 kali. Setelah melewati bak keempat, air sudah jernih, bening dan baunya hilang. Air tersebut didiamkan selama 3 hari dan diberi tetesan tebu. Luar biasa. Padi yang diairi air limbah tersebut jadi lebih subur dan hijau.

Lewat Kepala Dinas Ketahanan Pangan Ponorogo Pak Suwono dikenalkan kepada pejabat BTPN sehingga permodalan dan biaya eksperimen ke depannya tak lagi masalah. Ia pun bersemangat untuk menjadi narasumber dan tempat studi pemerintah daerah dan kelompok tani untuk bertani dengan pupuk organik berbahan dasar kotoran manusia. Ia percaya Indonesia bisa swasembada pangan  bila pola cocok tanamnya benar (hlm.36), karena tanah akan membalas cara bertani yang benar dengan hasil bumi yang melimpah.

Penutupan suatu lokalisasi di suatu daerah kadang bagai makan buah simalakama. Jika tidak ditutup, akan mempengaruhi kehidupan anak-anak di sekitar lokalisasi tersebut. Andai ditutup akan mematikan usaha masyarakat di sekitar lokalisasi. Sosok Anik Sriwatih pernah merasakan manisnya membuka usaha di sekitar lokalisasi, namun hati kecilnya tak mau terus-terusan melakukan kegiatan usaha tersebut. Ia salah satu warga yang mendukung penutupan lokalisasi Dupak Bangunsari, Surabaya. Sumbangsihnya terus nyata dengan gigih memberdayakan mantan pekerja lokalisasi Dupak Bangunsari, Surabaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun