Pengudusan atau konsakrasi Rusia dan Ukraina adalah wujud upaya diplomasi demi perdamaian antara Rusia  dan Ukraina, dua negeri bertetangga dengan akar sejarah yang berkelindan.Â
Paus Fransiskus menapaki kembali jejak diplomasi pendahulunya, Paus Yohanes XXIII yang berperan mencegah pecahnya Perang Dunia kala terjadi Krisis Rudal Kuba (Cuban Missile Crisis) pada 1962.Â
Pada tahun 1962, Krisis Rudal Kuba menimbulkan momok akan pecahnya perang nuklir. Paus Yohanes XXIII menyuarakan keprihatinannya mengenai perdamaian dunia.Â
Krisis Rudal Kuba, yang juga dikenal sebagai Krisis Oktober 1962 atau Krisis Karibia adalah konfrontasi antara Amerika Serikat dan Uni Soviet. Krisi ini menjadi krisis internasional ketika penempatan rudal Amerika di Italia dan Turki diimbangi dengan penempatan rudal balistik Soviet di Kuba, yang berada dekat dengan AS.
Krisis Rudal Kuba sering dianggap sebagai perang yang bisa saja meningkat menjadi perang nuklir skala penuh.
Melalui mikrofon Radio Vatikan, Paus Yohanes XXIII pada 25 Oktober 1962 menyorot tanggung jawab para pemimpin dunia untuk menghindari perang nuklir yang akan memiliki efek yang mengerikan.
Paus Yohanes XXIII mengimbau Presiden Katolik pertama Amerika Serikat, John Fitzgerald Kennedy dan PM Rusia Nikita Khrushchev untuk mendengarkan seruan untuk perdamaian.Â
Syukurlah, berkat diplomasi Vatikan itu, perang nuklir dapat dicegah. Mediasi luar biasa dari Paus Yohanes XXIII berkontribusi pada berakhirnya krisis misil Kuba.Â
Pada tanggal 28 Oktober 1962, perintah Presiden Rusia untuk membongkar rudal yang didirikan di Kuba dan Amerika Serikat menyatakan bahwa mereka akan membongkar beberapa rudal yang didirikan di Turki sebagai tanda perdamaian.Â