Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Saat Mengabarkan Berita Kematian Seseorang, Sebaiknya Jangan Lakukan 4 Hal Ini

22 Desember 2021   14:26 Diperbarui: 23 Desember 2021   10:44 1817
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Informasi medis adalah hak privasi seseorang, juga yang sudah meninggal - Photo by National Cancer Institute on Unsplash

Cukup sering terjadi, beberapa kenalan kita punya nama yang sama. Misalnya saja, kita punya dua teman bernama Sidia Sudahwafat. Nah, tiba-tiba kita dapat kabar dari seseorang bahwa Sidia Sudahwafat baru saja meninggal. 

Kita mengira, Sidia Sudahwafat itu teman SMP kita. Padahal yang meninggal itu Sidia Sudahwafat yang lain. Wah, kacau kan. Karena itu kita perlu cermat memastikan mana yang sudah meninggal dari beberapa orang yang namanya sama. 

Jujur, tanpa menyinggung siapa pun, cukup banyak orang Indonesia yang bernama "pasaran". Nah, cara terbaik untuk memastikan adalah dengan meminta juga foto orang yang dikabarkan meninggal. Atau, merinci informasi agar jelas siapa orang yang dimaksud. 

Ketiga, menelepon kontak dengan telepon almarhum

Beberapa waktu lalu seorang sahabat kehilangan ayah tercintanya. Berita lelayu ayahnya segera menyebar. Tidak ada yang salah sampai ketika sahabat ini beberapa hari setelah wafatnya ayahnya, menghubungi sebagian (besar) kontak yang ada di handphone almarhum ayahnya dengan cara menelepon.

Bayangkan, apa reaksi para penerima telepon yang tiba-tiba melihat nama penelepon di layar itu orang yang sudah meninggal dunia beberapa hari lalu. Apalagi ketika menerima telepon di malam hari atau saat sendirian. 


Wah, ada yang bergidik ngeri dan tidak berani menerima panggilan telepon itu. Ada juga yang curiga bahwa si penelepon adalah penipu yang sudah mengambil alih nomor almarhum. 

Tujuan sahabat ini tentu baik, yaitu memastikan kenalan almarhum ayahnya tahu bahwa ayahnya sudah meninggal. Mungkin juga menanyakan, apakah masih ada utang-piutang dengan almarhum. 

Masalahnya adalah cara yang dia pilih untuk mengabarkan berita kematian itu, yaitu dengan cara menelepon.

Padahal, bisa saja dengan menulis pesan dan atau merekam pesan suara (voice note) dengan keterangan: pesan ini ditulis NN, kerabat almarhum. Atau, berita lelayu dalam bentuk foto/dokumen. 

Keempat, mengumbar informasi pribadi yang sensitif

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun