Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Paus Fransiskus: Assalamualaikum, Irak

5 Maret 2021   05:47 Diperbarui: 5 Maret 2021   05:49 504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sebuah mural Paus Fransiskus tampak di dinding gereja jelang kunjungan Paus ke Iraq - Foto pada Februari 22, 2021. REUTERS/Teba Sadiq/File Photo

Hari-hari ini rencana kunjungan Paus Fransiskus ke Irak mulai 5-8 Maret 2021 menjadi topik utama di sejumlah media. Kunjungan pemimpin 1,3 miliar umat Katolik sedunia ke Irak ini memang suatu kunjungan bersejarah. Untuk pertama kali, seorang Paus akan mengunjungi Irak, tanah asal Abraham atau Ibrahim, tempat lahirnya agama-agama samawi: Yudaisme, Kristianitas, dan Islam. 

Irak dan keberagaman agama dan suku

Diam-diam Irak adalah tuan rumah bagi aneka agama dan suku. Memang tidak bisa kita bandingkan Irak dengan Indonesia yang jelas jauh lebih kaya dalam keberagaman agama, suku, dan budaya. 

Menurut indexmundi, jumlah penganut agama Islam di Irak adalah sebesar 95-98% (Syiah 64-69%, Sunni 29-34%), Kristen dan Katolik 1%, dan agama lain 1-4% (perkiraan 2015).

Akibat perang dan terorisme, terjadi perpindahan banyak keluarga Katolik dan Kristen ke Irak utara. Menurut perkiraan Kedutaan Besar AS, banyak orang kristiani mengungsi ke Suriah, Yordania, dan Lebanon.

Irak melindungi minoritas

Dilansir culturalatlas, konstitusi Irak mengakui dan melindungi praktik agama-agama Muslim, Kristen, Katolik, Yazidi dan Sabaean-Mandaean. Catatan publik tidak mengungkapkan denominasi agama mana yang dianut seseorang, atau apakah mereka Sunni atau Syiah. Namun, untuk mendapatkan kartu identitas nasional, warga negara diharuskan untuk mengidentifikasi diri sebagai pemeluk salah satu agama ini.

Tanpa kartu identitas, warga Irak tidak dapat memperoleh paspor, mendaftarkan pernikahan atau mengakses pendidikan umum dan beberapa layanan sipil lainnya. Kurang lebih seperti praktik yang berlaku juga di Indonesia. 

Yang paling penting, konstitusi Irak melindungi pula hak-hak agama minoritas. Juga agama Katolik dan Kristen. Irak telah menjadi rumah bagi komunitas kristiani selama ribuan tahun.

Aziz1005 - Own work Latin Cathedral of Saint Joseph in Shorja market, Baghdad - Aziz1005 Wikimedia Commons
Aziz1005 - Own work Latin Cathedral of Saint Joseph in Shorja market, Baghdad - Aziz1005 Wikimedia Commons
Sebelum Islam menjadi agama dominan (sekitar 634 M), Irak dulunya adalah negara mayoritas Kristen. Ada empat gereja utama: 1) Khaldea (Katolik Kasdim), 2) Assyria (Gereja Timur Assyria) atau Nestorian (Gereja Kerasulan Kuno Timur), 3) Siria Barat atau Jacobite (Gereja Ortodoks Siria) dan 4) Ortodoks Timur ( Patriarkat Ortodoks Timur dari Antiokhia dan Seluruh Timur). 

Baca pula: Mengapa Natal Jadi Hari Libur Nasional di Irak? dan Perayaan Natal Pertama di Irak.

Ada pula keturunan Yahudi yang tinggal di Irak, utamanya di sekitar Baghdad. Kita tahu, sejarah Yudaisme terkait erat dengan sosok Abraham yang lahir di Ur di dataran selatan Irak saat ini. Talmud Babilonia, teks sentral Yudaisme, disusun di kota Ur. Paus antara lain akan juga mengunjungi kawasan Ur ini.

Ur Kasdim - M.Lubinski from Iraq,USA. - Flickr
Ur Kasdim - M.Lubinski from Iraq,USA. - Flickr
Paus Fransiskus: Assalamualaikum, Irak

Dalam pidato menjelang kunjungannya, Paus Fransiskus mengawali dengan ucapan "Assalamualaikum" kepada warga Irak. Paus mengatakan, antara lain:

"Saya sering memikirkan kalian selama tahun-tahun ini...tentang orang Kristen dan Muslim, orang Yazidi, yang telah sangat menderita. Sekarang saya datang ke tanah Anda, tanah yang diberkati namun terluka, sebagai peziarah harapan. 

Di tengah-tengah Anda, dari Niniwe, terdengar nubuat Yunus, yang menghentikan kehancuran dan membawa harapan baru, harapan Tuhan. Semoga kita terinspirasi oleh harapan ini untuk membangun kembali dan memulai yang baru.

Di masa pandemi yang sulit ini, mari kita membantu satu sama lain untuk memperkuat persaudaraan dan membangun masa depan yang damai bersama. Bersama-sama, saudara dan saudari dari setiap tradisi agama. 

Dari sini, ribuan tahun yang lalu, Abraham memulai perjalanannya. Hari ini kita diajak melanjutkan perjalanan itu, dengan semangat yang sama, bersama-sama mengejar jalan perdamaian! Atas Anda semua, saya memohon kedamaian dan berkah dari Yang Mahatinggi.

Saya meminta Anda semua untuk melakukan seperti yang Abraham lakukan: berjalan dalam pengharapan dan tidak pernah berhenti memandang bintang-bintang di atas. Saya meminta Anda semua untuk menemani saya dengan doa-doa Anda. Shukran! (Terima kasih!)."

Paus Fransiskus, merangkul tokoh-tokoh agama demi damai

Paus Fransiskus memang giat merangkul tokoh-tokoh agama demi mewujudkan damai. Dilansir kompas, Paus Fransiskus dan Imam Besar Al Azhar, Dr Ahmed At-Tayyeb telah menandatangani Deklarasi Abu Dhabi di Uni Emirat Arab, Senin (4/2/2019). 

Deklarasi yang disebut "Dokumen Persaudaraan Manusia untuk Perdamaian Dunia dan Hidup Berdampingan" itu menekankan pentingnya kerukunan antara umat beragama untuk melawan ekstremisme. Dalam pidatonya, Paus Fransiskus menyampaikan, tindak kekerasan dan kebencian yang mengatasnamakan Tuhan tidak dapat dibenarkan.

Ketua Umum PP GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas beserta jajaran pimpinan bersalaman dengan Paus Fransiskus usai menyampaikan dokumen GP Ansor Declaration on Humanitarian Islam di Vatikan, Rabu (25/9/2019).(PHOTOVAT.com)
Ketua Umum PP GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas beserta jajaran pimpinan bersalaman dengan Paus Fransiskus usai menyampaikan dokumen GP Ansor Declaration on Humanitarian Islam di Vatikan, Rabu (25/9/2019).(PHOTOVAT.com)
Mari kita dukung kunjungan persaudaraan nan bersejarah ini dengan doa tulus kita. Keberagaman adalah anugerah, bak taman puspaneka nan indah.

Ruang Berbagi, 5 Maret 2021.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun