Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

(Mungkin) Ada Derita Buruh Anak dalam Ponsel dan Komputer Kita

17 Oktober 2020   11:17 Diperbarui: 21 Oktober 2020   10:46 1003
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buruh anak kobalt - diolah dari amnesty.org

Cerita Sahabat Saya

Kembali ke sahabat saya, Andre. Ia menjelaskan mengapa anak-anak dipekerjakan sebagai penambang kobalt di negerinya. "Bro, kobalt itu ditambang juga di lubang-lubang sempit. Nah, orang dewasa akan kesulitan masuk. Karena itu, anak-anak yang lebih lincah dipekerjakan," ungkapnya.

"Lalu, apa yang terjadi pada anak-anak itu," selidik saya. Andre menghela napas sebelum menjawab, "Mereka dibayar rendah. Jika tak beruntung, anak-anak itu mati terjebak dalam lubang tambang kobalt."

Tambang kobalt antara Lubumbashi dan Kolwezi di RD Congo. Foto: Federico Scoppa/AFP/Getty Images
Tambang kobalt antara Lubumbashi dan Kolwezi di RD Congo. Foto: Federico Scoppa/AFP/Getty Images
Apa yang dikatakan Andre selaras dengan temuan Amnesty International. Amnesty International mendokumentasikan anak-anak dan orang dewasa menambang kobalt di terowongan buatan manusia yang sempit, dengan risiko kecelakaan fatal dan penyakit paru-paru yang serius. 


Apa yang Bisa Kita Buat?

Lantas, apa yang bisa kita buat sebagai konsumen produk ponsel, komputer jinjing, dan mobil elektrik? Pada hemat saya, kita dapat menanggapi fakta ini dengan:

1) Mempelajari rekam jejak perusahaan produsen

Di negara-negara maju, sebagian konsumen tertarik menyelidiki rekam jejak perusahaan produsen gawai dan produk yang akan mereka beli. 

Apakah perusahaan itu punya catatan buruk soal perusakan lingkungan dan perbudakan manusia (termasuk anak)?

2) Mengajukan protes lewat petisi, surel, dan medsos

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun