Kedua, kesederhanaan yang keterlaluan
Kontras dengan pokok pertama, pokok kedua ini justru soal kesederhanaan yang keterlaluan. Kalau puisi hanya berupa rentetan kata, baris, dan bait tanpa makna yang menyatu, puisi itu terlalu sederhana.
Tidak ada makna dan permainan keindahan bahasa yang ia tawarkan kepada pembacanya.
Apalagi, puisi yang ditulis untuk menyerang pribadi tertentu secara ad hominem. Pasti isinya cuma amarah membara. Â
Cara Menulis Puisi yang Baik itu Bagaimana?
Pada hemat saya, puisi yang enak dinikmati adalah puisi yang tidak terlalu rumit dan tidak terlalu sederhana. Puisi yang baik lahir dari hati yang jernih.
Cara paling mudah untuk mulai menulis puisi atau menemukan gagasan puisi adalah pengalaman hidup manusia dan perasaan yang menyertainya.Â
Perasaan apa pun bisa dituangkan dalam puisi. Pengalaman hidup apa pun sah-sah saja menjadi inspirasi puisi. Akan tetapi, jangan lupa menyajikannya secara indah.
Gunakan pilihan kata yang mudah dicerna tetapi juga tak terlalu biasa. Sampaikan hikmah bagi pembaca, bukan hanya sibuk meluapkan perasaan dan kesan pribadi saja. Angkat tema yang unik.Â
Ada ribuan cerita rakyat, kearifan lokal, kekayaan budaya, kisah unik, peristiwa menarik yang bisa kita sajikan dalam puisi. Mengapa tak coba menjadikan hal-hal itu sebagai tema puisi?
Rajin-rajinlah membaca karya bermutu dan membuka kamus dan tesaurus. Jika ingin mencari padanan kata, ada banyak laman daring yang telah menyediakannya. Jika sulit mencari rima, ada pula laman yang bisa membantu kita menemukan aneka pilihan kata.Â