Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Tagar "Terserah Indonesia" dan 3 Cara Mengikis Kebodohan Covidiot

19 Mei 2020   05:55 Diperbarui: 21 Mei 2020   00:16 1572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dari akun Twitter @a_poell

Selama ini, kampanye menyentuh ini justru sudah marak dipopulerkan warganet di medsos. Apakah pemerintah tidak tertarik melakukan pendekatan yang lebih humanis dan membumi ini alih-alih kampanye berupa larangan resmi yang terkesan mengedepankan kuasa? 

3. Libatkan satuan masyarakat terkecil, tokoh agama serta tokoh publik

Jawa Tengah di bawah komando Gubernur Ganjar Pranowo menjadi salah satu pelopor daerah yang menerapkan "Jogo Tonggo". Artinya, menjaga tetangga. 

Gerakan ini meliputi 1) jaring pengaman sosial dan keamanan berupa sosialisasi, pendataan, dan pemantauan warga dan 2) jaring pengaman ekonomi: 

Pertama, memastikan tidak ada satupun warga yang kelaparan gegara pandemi. Kedua, mengusahakan kegiatan ekonomi warga berjalan dengan baik pasca wabah. Tiap Satgas Jogo Tonggo dipimpin ketua RW, yang dibantu para ketua RT.

Pula di sejumlah daerah, pemda dan pemkot giat melibatkan satuan masyarakat terkecil, misalnya tingkat kampung dan perumahan. Ini selaras dengan masukan sejumlah pakar yang mengatakan bahwa kunci pencegahan corona adalah upaya satuan masyarakat terkecil dalam memerangi corona dan dampaknya.

Selain itu, kita perlu melibatkan tokoh agama dan tokoh publik secara lebih maksimal. Masyarakat Indonesia sering lebih mau mendengarkan tokoh agama dan tokoh masyarakat setempat ketimbang penguasa pusat dan daerah.

Dari Kementerian Agama, sepertinya belum pernah terdengar ada upaya, misalnya, mobilisasi dan edukasi tokoh-tokoh pemuka agama dan kepercayaan secara nasional untuk edukasi pencegahan corona dalam perspektif agama dan kepercayaan. 

Yang ada hanya lah pelarangan menggunakan tempat ibadah, yang sayangnya ketika disampaikan secara kurang bijak, sering disalah artikan sebagai "negara menindas kebebasan beragama" atau "beribadah bersama dilarang tapi jualan di pasar dibiarkan".

Tak heran, gejala mabuk agama pun tampak ketika orang tetap nekat melaksanakan ibadat massal meski sudah ada larangan. Seandainya tiap pejabat nasional dan lokal tekun merangkul tokoh-tokoh agama, gejala mabuk agama ini bisa ditanggulangi. 

Pula belum terdengar upaya Kominfo untuk merangkul YouTuber, selebgram, artis, dan selebritas lainnya dalam gerakan nasional edukasi lawan corona. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun