Agung mengklaim, alat ini mampu menghemat air dan lebih efektif daripada penyiraman manual. Karyanya sudah digunakan untuk menyiram tanaman di sekolahnya.
Kedua, alat cuci mobil otomatis. Alat ini adalah pengembangan dari alat siram tanaman otomatis. Sistem kerjanya mirip. Bedanya, yang disiram bukan tanaman yang memerlukan pengamatan suhu dan kelembapan.Â
Sebuah perusahaan otomotif telah melirik alat karya Agung Budi. Artinya, karya Agung Budi bukan sekadar pemuas hobi utak-atik, tapi bernilai ekonomi.
Terbentur Hak Paten
Terkait helm antibegal, Agung Budi dan rekannya ingin mendapatkan hak paten atas karya bermanfaat itu. Akan tetapi, dirinya dan sekolahnya terbentur mahalnya biaya mengurus hak paten.Â
Sungguh, ini persoalan klasik yang dialami banyak kreator Indonesia. Sepertinya belum ada mekanisme yang memudahkan para pencipta dari Indonesia untuk memperoleh bantuan guna mendapatkan hak paten.
Akan amat kita sayangkan bila ternyata kreasi anak negeri diklaim negara lain gegara keterlambatan mengurus hak paten.Â
Selain itu, akses ke dunia industri juga belum didapatkan dengan mudah oleh para kreator kita. Lazimnya yang terjadi, harus viral dulu di medsos, baru pemerintah dan dunia industri melirik.
Seandainya ada mekanisme yang jelas, kreator muda seperti Agung Budi tak harus menunggu untuk diviralkan agar dapat perhatian. Agung Budi cukup berfokus menciptakan alat-alat lain yang dapat membantu ibunda, masyarakat, dan warga dunia.Â
Salam inspiratif. R.B.Â