Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Uniknya Sejarah, Makna, dan Salah Paham Selibat Imam Katolik

19 Januari 2020   06:22 Diperbarui: 19 Januari 2020   20:02 8172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Paus Fransiskus dengan para calon imam - Foto: ncronline.org

Selibat Tak Bisa Jatuh Cinta?
Apakah imam Katolik yang selibat tidak bisa jatuh cinta? Waduh, jawabannya mudah sekali: bisa banget. Jatuh cinta adalah pengalaman tiap manusia yang normal.

Justru seleksi motivasi seseorang (melanjutkan proses) jadi imam itu, salah satunya, adalah saat merasakan jatuh cinta. Sebelum ditahbiskan sebagai diakon, jika memang merasa jadi imam itu berat, ya bebas saja mengundurkan diri dan memilih hidup berkeluarga. 

Jika jatuh cinta dirasakan saat jadi imam, pandai-pandai menerima perasaan itu sebagai karunia dari Tuhan. Toh, kalau hanya perasaan saja kan tidak harus diteruskan ke jenjang pernikahan, kan? 

Jika ternyata ada imam yang merasa berat dan ingin meninggalkan imamatnya, hal ini tentu tidak ideal, tetapi terjadi. Dalam hal ini, Gereja juga tidak lantas merampas kebebasan seseorang. Gereja dapat melakukan proses pengawaman (laisasi) pada imam yang meninggalkan imamatnya. 

Wasana Kata
Demikian uniknya sejarah, makna, dan salah paham selibat imam Katolik. Ada satu tema lagi yang belum saya bahas, yaitu kaum biarawan-biarawati yang mengucap tiga kaul kemurnian, kemiskinan, dan ketaatan. Karena luasnya tema, tidak mungkin saya satukan dengan artikel tentang selibat para imam Katolik ini. Salam damai...

Rujukan : 1, 2

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun