Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Apa Jadinya Natal di Indonesia Tanpa Bantuan Penganut Agama Lain?

22 Desember 2019   07:02 Diperbarui: 22 Desember 2019   07:08 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warga Muslim di Keluran Panjang, Ambarawa, Jawa Tengah, rela membantu menyiapkan perayaan Natal, (1/1/2018) - Kompas.com/Sarah Lamsusi

Bukankah karena kita hidup bersama di Indonesia, kita jadi tahu (sedikit) tentang keindahan dan keunikan (pemeluk) agama-agama lain?

Justru karena kita hidup di Nusantara, saat orang luar negeri bertanya, kita bisa dengan bangga bercerita panjang lebar soal remaja masjid yang ikut menjaga gereja di kala Natal, tentang pecalang di Bali yang ikut menjaga kekhidmatan Idul Fitri, tentang bocah-bocah aneka agama yang kegirangan menerima amplop Lebaran atau angpao.

Ya, alangkah indahnya Indonesia di hari Natal, Idul Fitri, Imlek, Waisak, Nyepi, dan hari-hari besar keagamaan lainnya! 

Bagi pekerja dan pelajar, bukankah gegara negeri kita punya banyak agama, jatah libur pun makin panjang? Coba jawab, siapa yang tidak senang dapat jatah libur Natal tahun ini?

Coba tanya pada diri sendiri, siapa yang tak bahagia saat ada libur panjang Idul Fitri? Pertanyaan jenis ini bisa Anda perpanjang sendiri dengan menambahkan contoh hari besar agama-agama lain di negeri kita.

Kalau tak senang dengan libur Natal, sila pindah negara lain saja! Jika tak girang gegara libur Idul Fitri, Waisak, Imlek, Nyepi, dan sebagainya ya sudah sila cari paspor baru saja. Di Indonesia, kita bahagia saat saudara-saudari kita sebangsa sedang merayakan hari besar keagamaan mereka! Natal tahun ini menjadi salah satu contohnya. 

Belum lagi jika kita bicara soal ekonomi. Tak bisa dimungkiri, ekonomi negara kita ini tumbuh juga karena perayaan hari-hari besar keagamaan. Jelang Natal, pastinya pedagang pernak-pernik Natal memanen penghasilan.

Di beberapa daerah, pasar makin ramai jelang Natal. Apakah yang memetik untung hanya pedagang kristiani? Tidak, bro dan sis!

Sama halnya, jelang perayaan hari besar agama-agama lain, roda bisnis berputar (sedikit) lebih kencang dan membawa keuntungan bagi seluruh bangsa. Suka tak suka, itulah realita Indonesia berpancasila. 

Mewakili diri sendiri sebagai bagian dari umat Katolik (dan kristiani pada umumnya), saya aturkan penghargaan setinggi-tingginya bagi siapa pun yang (akan) mendukung Natal tahun 2019 ini di seluruh pelosok tanah air. 

Salut untuk bapak-ibu anggota kepolisian dan TNI yang rela meninggalkan keluarga di rumah untuk mengamankan perayaan Natal. Penghargaan setulus hati untuk saudara-saudariku warga sekitar gereja dan tetangga umat Katolik yang ikut kerja bakti, pengamanan lingkungan, dan aneka kegiatan positif lain dalam rangka Natal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun