Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kisah Para Suster yang Berbaur dengan Pekerja Seks Komersial

4 Oktober 2019   17:25 Diperbarui: 4 Oktober 2019   18:07 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lisa Kristine - nunshealinghearts.org

Apa gambaran yang kita miliki tentang para suster biarawati? Sebagian besar gambaran kita kiranya ialah bahwa para suster biarawati bekerja di rumah sakit dan sekolah.

Akan tetapi, tak sedikit suster biarawati yang menjalankan misi kemanusiaan di luar tembok rumah sakit dan sekolah. Para suster yang tergabung dalam Talitha Kum adalah contohnya. Para suster dalam gerakan Talitha Kum tak segan berbaur dengan wanita pekerja seks komersial.

Talitha Kum adalah jaringan kerja sama para pimpinan kelompok biarawati (tarekat/kongregasi) yang peduli pada upaya penghapusan perdagangan manusia.

Fenomena Pelacuran dan Perdagangan Manusia

Data yang dikumpulkan Talitha Kum menyebutkan, diperkirakan satu persen penduduk dunia (sekitar 73 juta orang) adalah korban perdagangan manusia dalam segala wujudnya, termasuk perdagangan manusia untuk dijadikan pekerja seks komersial (PSK). Sebesar 70 persen korban perdagangan manusia adalah wanita. Separuh dari jumlah itu berumur sekitar 16 tahun. Singkat cerita, sebagian besar korban prostitusi dan perdagangan manusia adalah gadis-gadis muda. 

Menanggapi fenomena ini, Talitha Kum didirikan pada tahun 2009 oleh International Union of Superiors General (UISG). Pusat Talitha Kum berada di Roma. 

Nama Talitha Kum berasal dari ungkapan Yesus dalam Injil Markus dalam bahasa Aram, yang berarti "Hai anak gadis, bangkitlah". Meski resmi berdiri tahun 2009, Talitha Kum sejatinya sudah mulai dirintis sejak tahun 2003 saat para biarawati pemimpin tarekat berkumpul di Roma dan lantas sepakat untuk mengembangkan jaringan internasional melawan perdagangan manusia di sembilan negara di seluruh dunia. 

Pada 2013, Talitha Kum memiliki misi penanggulangan perdagangan manusia di 75 negara dan melibatkan lebih dari 600 biarawati. Pada 2015, ada sekitar 1.100 perempuan yang bekerja di 80 negara. Jumlah suster biarawati yang terlibat dalam gerakan ini makin bertambah dari tahun ke tahun. Di Asia, para suster jaringan Talitha Kum berkarya di Thailand, India, dan Filipina.

Suster Estrellita Castalone, koordinator Talitha Kum, mengatakan," kami berkomitmen untuk bekerja melawan perdagangan orang. "Perdagangan manusia memperlakukan sebagai objek, sebagai komoditas, sebagai barang dagangan yang harus dibeli dan dijual."

Aktivitas Talitha Kum
Talitha Kum menggunakan Protokol Palermo 2000 "untuk perlindungan, pencegahan dan penuntutan" dari orang-orang yang diperdagangkan. Talitha Kum menyediakan tempat perlindungan, rumah persembunyian, konseling dan bantuan hukum untuk para korban. Anggota Talitha Kum melatih penduduk setempat untuk mengetahui tanda-tanda perdagangan manusia. Salah satu kelompok yang diedukasi Talitha Kum adalah para sopir truk yang dibekali pengetahuan untuk mendeteksi dan menolong wanita-wanita korban perdagangan manusia yang terpaksa menjadi PSK di jalanan.

Sebagian suster yang terlibat dalam Talitha Kum juga dilaporkan pernah menyamar sebagai pelacur untuk menyusup ke rumah-rumah bordil guna menyelamatkan perempuan korban perdagangan manusia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun