Hemat penulis, jenis tanaman yang dibagikan atau ditanam pemerintah dan warga DKI semestinya lebih bervariasi. Lidah mertua bisa saja tetap dibagikan dan ditanam, selain tanaman-tanaman lain yang lebih jago menyerap polutan, misalnya lili perdamaian, palem bambu,  palem jari, dan Chrysanthemum morifolium (bunga krisan).
Sila baca tabel lengkap hasil penelitian NASA di sini. Ajak pula ahli botani untuk memilih jenis-jenis tanaman yang minim biaya perawatan dan tahan hama.Â
Terkait mengenai solusi mengatasi pencemaran udara di DKI, sangat masuk akal kritik Juru Kampanye Iklim dan Energi Greenpeace Indonesia, Bondan Ariyanu. Ia berpendapat, pemerintah DKI harusnya mengendalikan langsung sumber pencemar.
Bondan menyarankan pemerintah mengadakan sosialisasi agar warga tak lagi membakar sampah. Pemerintah juga perlu mengecek apakah emisi industri di DKI melebihi baku mutu atau tidak. "Beri tilang atau tindakan tegas pada kendaraan umum dan pribadi yang masih ngebul knalpotnya," ujar Bondan.
Selain menanam tanaman penyerap polutan udara, ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk menekan polusi udara, antara lain: mendorong warga gunakan transportasi publik, pemberlakuan jam dan atau kawasan tanpa kendaraan bermotor, penyediaan jalur sepeda dan fasilitas bagi pedestrian, gerakan bersepeda dan berjalan ke sekolah dan kantor, penambahan taman dan hutan kota, peralihan ke kendaraan listrik ramah lingkungan, dan sebagainya.
Salam lestari. Maju terus DKI (Bapak Gubernur Anies Baswedan, jajaran terkait, dan warga) dalam upaya memerangi polusi udara.Â