Mohon tunggu...
Bob S. Effendi
Bob S. Effendi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Konsultan Energi

Konsultan Energi, Pengurus KADIN dan Pokja ESDM KEIN

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Logam Tanah Jarang: Mineral Strategis yang Terlupakan

26 Agustus 2017   10:08 Diperbarui: 27 Agustus 2017   08:09 8052
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
lebih dari 90% produksi LTJ di kuasai China

Baca : The Next Oil ?: Rare Earth Metals

Oleh sebab itu belajar dari kasus Amerika maka bila Indonesia ingin suatu saat memanfaatkan LTJ menjadi motor pendorong berdirinya industri elektonik maka harus terintegrasi dengan pemanfaatan thorium sebagai bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Thorium (PLTT) yang dapat menghasilkan listrik bersaing dengan batubara.

Logam Tanah Jarang di Indonesia

Deposit logam tanah jarang di Indonesia tersebar di Pulau Bangka, Belitung dan Singkep, tetapi belum dikelola dengan baik. Sampai saat ini sumber daya LTJ yang berada dalam monazite masih dalam angka indikatif, ESDM memperkirakan sumber daya LTJ di Indonesia pada kisaran 1,5 Milyar ton. 

Melihat peluang tersebut PT TIMAH telah melakukan persiapan dengan membangun dan mengoperasikan sebuah pilot plant pemisahan monazite kapasitas 50 kg per batch untuk mendapatkan rare earth hydroxide, beberapa elemen masih menggumpal jadi satu dan belum di lakukan pemisahan setiap elemennya. Upaya ini masih jauh dari komersialisasi LTJ tetapi lebih kepada upaya pengusaan teknologi yang telah di buktikan PT TIMAH dengan kerjasama dengan BATAN.

Karena LTJ adalah mineral ikutan Timah dan Indonesia adalah penghasil Timah no 1 di dunia maka dapat di duga bahwa sumberdaya  LTJ di Indonesia pada peringkat teratas yang dapat menjadikan Indonesia Saudi arabia untuk LTJ dan dapat menguasai pasar LTJ sebagaimana China saat ini. -- Tetapi semua itu hanya perkiraaan indikatif mengingat nilai strategis LTJ Pemerintah harus segera mengkaji secara komprehensif untuk mendapatkan angka cadangan agar dapat diketahui dengan pasti tentang nilai ekonomiannya.

Pilot plant PT Timah dapat menghasilkan rare earth hydroxide dari monazite dengan kapasitas 50 kg per batch| Dokumentasi pribadi
Pilot plant PT Timah dapat menghasilkan rare earth hydroxide dari monazite dengan kapasitas 50 kg per batch| Dokumentasi pribadi
Persoalan utama dari pemanfaatan LTJ dari Monazite adalah karena kandungan thorium dan uranium yang menghasilkan radiasi dalam monazite dimana berdasarkan amanat UU No. 4 Tahun 2009 tentang Minerba, ESDM tidak memiliki kewenangan pengelolaan monazite karena mengandung radiasi, sehingga tidak bertanggung jawab terhadap eksplorasi dan kajian LTJ. 

Dengan demikian tanggung jawab tersebut dibagi kepada kepada Bapeten dalam hal perijinan dan kepada BATAN dalam hal eksplorasi dan pemanfaatan, tetapi kedua lembaga tersebut tidak memiliki sumberdaya yang cukup untuk melaksanakan amanat tersebut.

Dalam lima tahun belakangan ini informasi tentang nilai ekonomis LTJ sudah mencapai ke level masyarakat di Bangka-Belitung sehingga export illegal pasir monazite menjadi marak. Karena  sulit membedakan secara fisik antara pasir monazite dengan pasir biasa, sehingga aparat penegak hukum  mengalami kendala dalam pemeriksaan, karena pembuktiannya membutuhkan peralatan dan kemampuan khusus.  

Kemajuan LTJ sampai saat ini

Sejak tahun 2016 Kementerian Perindustrian telah membentuk sebuah konsorsium bersama beberapa kementerian lainnya seperti ESDM, Kemristekdikti, kemenBUMN dan beberapa lembaga seperti BPPT dan BATAN untuk melakukan penelitian, pengembangan dan pemanfaatan LTJ tetapi sampai saat ini konsorsium tersebut belum menghasilkan sebuah action plan yang kongkrit saat ini masih sebatas FGD dan rapat. - sebaiknya konsorsium di payungi tidak hanya sebatas MOU tetapi dengan PERPRES sehingga dapat operasional. -- Kemudian peta jalan pembangunan industri LTJ sebaiknya masuk dalam renstra RPJMN tahap IV (2020 - 2025) yang pembahasannya akan dimulai tahun 2018.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun