Mohon tunggu...
Nurul Amin
Nurul Amin Mohon Tunggu... founder travelnatic dan peatland coffee

Penikmat kopi garis miring. Menyukai kegiatan riset, perkebunan, pertukangan, sains, sejarah, literasi, perjalanan, organisasi.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Mengapa Banyak Orang Berani Melanglang Buana?

19 Mei 2012   14:50 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:05 585
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1337438874894738014

[caption id="attachment_177979" align="alignleft" width="375" caption="Ilustrasi (sumber:www.blog.therabuana.com)"][/caption]

Pada kunjungan saya yang kedua ke Pulau Bali dan yang pertama ke Gili Trawangan saya banyak bertemu dengan turis dari berbagai negara. Beberapa diantaranya yaitu Inggris, Perancis, Jerman, Negara-negara Latin, Jepang, Korea, dan tentu saja China.

Demikian juga secara keseluruhan dalam perjalanan dari Jogja ke Sumbawa bersepeda itu dimana di sepanjang perjalanan, ada saja turis asing yang saya lihat dan temui, terutama di tempat-tempat wisata.

Sama halnya ketika saya sedang tidak melakukan perjalanan, berdiam di Yogyakarta dan mengamati tempat-tempat wisata yang sudah Go International, banyak turis asing yang saya lihat. Dari berbagai belahan dunia yang beratus kilometer jaraknya dari Indonesia.

Mengamati fenomena kedatangan orang asing ini. Dimana mereka begitu berani meninggalkan negara asalnya, berkunjung ke tempat yang mungkin baru pertama kali mereka kunjungi. Melepaskan banyak kenyamanan di negara asal dan mencoba beradaptasi dengan berbagai ketidakpastian, ketidaksamaan dengan negara asal mereka. Saya pikir mereka sungguh berani. Mengapa mereka begitu berani?

Sejak bulan September 2011 itu ketertarikan saya untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan itu semakin membesar. Sampai akhirnya, hari ini saya menuliskan artikel ini.

Saya sampai pada sebuah keyakinan bahwa ada suatu karakter dan mentalitas yang membuat orang-orang begitu berani pergi jauh ke negeri orang. Saya mengembangkan kemungkinan-kemungkinan, mengevaluasi kenyataan-kenyataan sejarah, melihat berbagai budaya yang berkaitan dengan hal tersebut.

Dari hasil evaluasi dan proses pemikiran itu, saya menarik beberapa hal yang penting. Hal-hal inilah yang saya yakini menjadi dasar yang membuat orang berani pergi jauh-jauh ke negeri orang, meninggalkan daerah asal yang bahkan mungkin memberi lebih banyak kenyamanan dibandingkan daerah yang dituju.

Beberapa hal tersebut akan saya uraikan satu persatu sebagai berikut :

PIJAKAN DASAR BERUPA PEMAHAMAN SEJARAH DAN BUDAYA SENDIRI.

Saya pikir, seseorang yang berani pergi jauh untuk mencari sesuatu di negeri orang yang jauh tentunya telah memahami sejarahnya sendiri, dan lebih jauh dia memahami budayanya sendiri. Seseorang yang memahami sejarah dan budayanya ibarat orang yang telah melihat dirinya di cermin. Dia mengenali dirinya, tahu pasti perbedaan dirinya dengan orang lain. tahu ciri-ciri dan karakter yang melatar belakanginya. Mengerti perjalanan sejarah yang membuatnya ada hingga sekarang.

Pemahaman ini sangatlah penting. Dengan adanya pemahaman ini, seseorang tersebut akan jauh lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya. Mengapa? Karena dengan mengetahui perbedaan dan persamaan antara diri sendiri dan orang lain, orang tersebut akan mengerti apa-apa yang boleh diperbuat, dan apa-apa yang tidak.

Pijakan yang kuat berupa pengetahuan sejarah dan budaya dari tempat asal merupakan landasan bagi seseorang untuk berbuat sesuatu di negeri orang. Landasan ini sangat berguna agar orang tersebut tidak serta merta terpengaruh pada segala hal yang ditemuinya di tempat baru. Terutama pengaruh negatif yang dapat merusak karakter alami yang baik dari seseorang. Dan paling penting pijakan dasar yang kuat ini membentengi orang tersebut agar nilai-nilai budaya melekat dari daerah asal pada diri orang itu tidak luntur.

Dengan landasan ini, seseorang yang pergi jauh dari kampung halamannya tahu apa yang harus diambilnya dari budaya orang dan ingat kemana dia akan kembali. Atau dengan singkatnya mereka mengerti maksud dan tujuan mengapa dia pergi jauh, tahu apa yang harus dilakukan.

Memahami sejarah dan budaya sendiri berarti mengetahui dimana posisi diri dalam konteks sejarah dan budaya dalam skala lebih besar. Mengetahui posisi kita dalam percaturan sejarah dan budaya membuat seseorang bisa menjelaskan dirinya lebih mudah kepada orang lain.

Kebanyakan orang melakukan perantauan, mengunjungi tempat jauh memiliki berbagai kepentingan yang secara garis besar diwakili oleh hal-hal berikut : Mencari sesuatu yang tidak didapatkan di tempat asal, mencari perbandingan antara daerah asal dengan daerah tujuan, mencari pengetahuan baru dan keuntungan lebih besar, mengalami kebosanan atau kejenuhan di daerah asal. Pada intinya adalah untuk sesuatu yang baru atau yang lebih.

Semuanya ini membutuhkan pemahaman akan diri sendiri, terutama dalam hal sejarah dan budaya. Dalam pergaulan universal, salah satu hal mencolok yang menjadi perbedaan adalah dua hal ini, sejarah dan budaya.

Bagaimana mungkin seseorang dapat membandingkan jika dirinya tidak mengenali diri sendiri? Apa yang mau dibandingkan?

MENYADARI BAHWA DIRINYA ADALAH BAGIAN DARI MASYARAKAT INTERNASIONAL

Pada dasarnya kesadaran sebagai masyarakat internasional adalah pemahaman yang menempatkan dunia secara keseluruhan sebagai rumah (zona nyaman) dan menerima segala sesuatu terkait di dalamnya dengan pemikiran dan tindakan rasional.

Pemahaman ini merupakan syarat mendasar dalam bepergian jauh. Dengan adanya pemahaman ini kita tidak canggung untuk pergi kemana-mana. Memiliki pemahaman ini berarti mengerti makna dari peribahasa “dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung”.

Orang yang memiliki pemahaman ini akan menganggap bahwa setiap tempat yang dia kunjungi merupakan zona nyaman. Dimanapun dia berada, dia dapat menjalankan kehidupan sehari-hari sebagaimana dia berada di tempat asalnya. Tentunya dengan tetap memperhatikan peraturan lokal yang berlaku bagi semua orang di tempat tersebut.

Kebanyakan orang tidak mau pergi jauh-jauh dari daerah asalnya karena berbagai prasangka buruk tentang suatu daerah yang sebenarnya ingin dia kunjungi. Prasangka ini akhirnya menimbulkan keengganan untuk bepergian dan akhirnya ketakutan untuk pergi ke tempat yang belum dikenali.

Masalah yang terkait pada keamanan pribadi dan harta seperti terorisme, pencurian, perampokan, tidak menjadi masalah bagi mereka yang menyadari dirinya sebagai masyarakat internasional seringkali menyebabkan timbulnya ketakutan. Berbagai masalah lain seperti kemiskinan, kesukaran akses komunikasi, sarana prasarana transportasi kerap menyebabkan keengganan untuk mengunjungi suatu tempat.

Pemahaman ini sudah termasuk pengertian tentang berbagai aturan Internasional, regional dan turunannya, pemahaman tentang masyarakat global, pengetahuan dan wawasan tentang dunia luar, dan lain-lain.

Pada dasarnya, dengan kesadaran ini orang akan memandang sesuatu dengan lebih luas. Orang akan memahami bahwa dimana saja dia berada, sebenarnya aturan secara umumnya sama saja dengan di tempat asal. Bahwa dunia yang ada untuk ditempatinya adalah seluas dunia yang ada sekarang. Bahwa orang tersebut memiliki hak dan kewajiban dasar yang sama dimanapun berada.

MOTIVASI TERTENTU

Terkadang, tanpa suatu motivasi tertentu orang belum ingin melakukan perjalanan yang jauh dari daerah asalnya. Banyak orang yang telah menyadari siapa dirinya, bagaimana kemampuannya, bahwa dia adalah bagian dari masyarakat internasional yang mendiami bumi, tetapi tidak melakukan perjalanan kemanapun. Banyak orang yang sudah punya dua pemahaman mendasar diatas yang hanya menghabiskan waktunya di suatu daerah saja. Mengapa?

Hal ini kemungkinan besar karena tidak adanya kepentingan untuk mengunjungi, atau pergi ke daerah tertentu tersebut. Kepentingan tersebut dalam hal ini bisa disebut sebagai motif atau motivasi. Motivasi ibarat stimulus yang menggerakkan diri seseorang untuk mengunjungi suatu tempat.

Banyak contoh sejarah telah diberikan oleh para ahli sejarah terkait motivasi seseorang mengunjungi suatu tempat. Pada masa penjajahan, orang-orang barat mengunjungi berbagai tempat di Asia Tenggara dengan motivasi untuk mencari kekayaan, kekuasaan dan menyebarkan agama yang dibalut dalam satu paket.

Banyak pemuda idealis yang melanglang buana ke berbagai tempat di dunia dengan motivasi mencari jati diri. Melepaskan diri dari kebosanan hidup di tempat asal yang hiruk pikuk dengan kegaduhan masyarakat.

Banyak hal jadi memotivasi diri seseorang. Motivasi ibarat pelecut bagi joki penunggang kuda. Memiliki kuda yang kuat saja tidaklah cukup, kuda harus dilecut agar berlari kendang. Begitulah, motivasi adalah api penyemangat seseorang untuk pergi jauh mengunjungi tempat-tempat yang belum diketahui sebelumnya.

***************

Demikianlah, tiga pemahaman dasar ini merupakan suatu garis besar yang menyebabkan begitu banyak turis barat yang berani pergi jauh dari Eropa di ujung dunia yang satu ke Indonesia di ujung dunia yang lain. Tidak suatu halangan bagi mereka yang tidak dipikirkan ditanggapi secara logis, sewajarnya dan rasional. Tidak ada resiko yang tidak bisa diminimalisir. Tidak ada masalah yang tidak memiliki solusi.

Pada dasarnya berbagai macam pengetahuan seperti pengetahuan tentang lokasi yang akan dituju, pengetahuan berbahasa, dan berbagai macam pengetahuan lain hanyalah pelengkap saja. Menurut keyakinan saya, pilar-pilar dasarnya adalah tiga hal yang saya uraikan diatas.

Semoga artikel ini bermanfaat, Salam Penulis

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun