Mohon tunggu...
Citra Taslim
Citra Taslim Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

seorang anak manusia dalam pencarian jati diri, ingin selalu bersemangat dalam sesulit keadaan.

Selanjutnya

Tutup

Money

Bahaya Plastik dalam Proses Industri Kecil

3 Februari 2012   04:31 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:07 3232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Tulisan ini saya buat setelah menoton salah satu acara di sebuah stasiun TV swasta. acara yang membahas sejarah pembuatan kopi luwak di salah satu daerah di Inonesia tersebut menarik perhatian saya. kali ini saya tidak akan membahas soal kopi luwak yang dihasilkan denga harga jualnya yang tinggi tapi proses produksi yang tidak berpihak pada konsumen atau kurangnya pengetahuan maupun sosialisasi kepada Industri rumah tangga yang menggunakan peralatan plastik sebagai wadah penyimpaan penunjang proses produksi nya.

Seringkali kita merasa biasa saja ketika makanan yang kita makan disimpan di dalam wadah plastik yang berbentuk ember hitam, atau baskom tipis dengan jenis plastik yang sebenarnya berbahaya atau tidak sesuai bila digunakan untuk penyimpanan makanan.

Penggunaan bahan polimer dengan jenis polimer yang tidak sesuai dengan penggunaan yang seharusnya di Indonesia masih dianggap biasa saja. bila penggunaan bahan plastik yang tidak sesuai ini digunakan oleh pedagang kecil atau dipinggiran jalan yang notabene kurang atau bahkan tidak tahu soal plastik rasany mahfum. tapi untuk Industri kecil yang produknya akan dieksport rasanya ini bisa jadi salah satu hal yang membawa petaka bagi produsen itu sendiri bila dilakukan uji laboratorium pada sampel kopi.

Rasa kopi memang tidak akan jauh berbeda, tapi akumulasi bahan kimia yang ada didalamnya bila terdeteksi justru akan mematikan pelaku usaha itu sendiri, padahal ini adalah hal yang bisa diantisipasi. untuk pencucian biji kopi memakai baskom dengan jenis yang biasa digunakan sehari-hari oleh ibu-ibu itu wajar. tapi fatal bila menyimpan bubuk kopi setelah proses pengosengan dan pendinginan di ember plastik berwarna hitam yang biasa kita gunakan untuk menyimpan bilasan pakaian.

Program TV tersebut ditayangkan dan akan ditonton oleh orang banyak, tapi entah berapa bayak yang menyadari bahaya penggunaan ember tersebut, dalam tayangan itu juga ditampilkan, sebelum bubuk kopi luwak dikemas ember hitam tersebut ditampilkan lagi gambarnya kemudian pria yang mengemas kopi tersebut langsung memasukkan ke dalam wadah kantung berbahan plastik serupa warna bungkusan susu untuk kemudian langsung di press bungkusnya.

Ember hitam itu merupakan bahan plastik yang terbuat dari jenis polimer PP (Poly Propilene) atau HDPE (High Density Poly Ethylene). berikut ini akan saya jabarkan secara singkat tentang jenis-jenis plastik yang ada di pasaran :

Kode 1 : Plastik bertuliskan PET atau PETE

Plastik PET atau PETE (Polyethylene Terephthalate) sering digunakan sebagai Plastik botol minuman, minyak goreng, kecap, sambal, obat, maupun kosmetik. Plastik jenis ini tidak boleh digunakan berulang-ulang atau hanya sekali pakai. Jangan digunakan untuk air hangat apalagi panas. Buang botol yang sudah lama atau terlihat baret-baret.

Kode 2 : Plastik bertuliskan HDPE

Plastik HDPE (High Density Polyethylene) banyak ditemukan sebagai Plastik kemasan makanan dan obat yang tidak tembus pandang. Plastik jenis ini digunakan untuk botol kosmetik, obat, minuman, tutup plastik, jeriken pelumas, dan cairan kimia. Sama seperti jenis plastik sebelumnya, plastik ini direkomendasikan hanya untuk sekali pakai juga.

Kode 3 : Plastik bertuliskan PVC

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun