Mohon tunggu...
Riduannor
Riduannor Mohon Tunggu... Penulis

Perajut kata-kata, Mboten Angel

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Guru Minimalis dan Atomic Habits dalam Pendidikan: Sudahkah kita Berbenah?

5 Maret 2025   08:49 Diperbarui: 5 Maret 2025   08:49 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam dunia Pendidikan,kita sering menemui dua tipe guru: mereka yang terus berinovasi dan berkembang, serta mereka yang sekedar menjalankan tugas tanpa dorongan untuk lebih baik - sering disebut sebagai guru minimalis.

Guru minimalis hanya mengajar sesuai kurikulum, menghindari tugas tambahan, dan jarang mencari cara baru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. 

Tapi, apakah mungkin, seorang guru minimalis berubah? Bagaimana jika perubahan itu tidak perlu drastis, melainkan cukup dengan langkah-langkah kecil yang dilakukan secara konsisten? Konsep Atomic Habits dari James Clear menawarkan perspektif menarik: perubahan besar bukanlah hasil dari transformasi instan, melainkan akumulasi kebiasaan kecil yang dilakukan setiap hari.

Mengapa Guru Bisa Menjadi Minimalis?

Ilustrasi Atomic Habits 1% mengubah Midset Guru (Gambar diolah menggunakan Canva)
Ilustrasi Atomic Habits 1% mengubah Midset Guru (Gambar diolah menggunakan Canva)

Beberapa faktor yang menyebabkan seorang guru menjadi minimalis antara lain:

1. Beban Administratif yang berat - Guru sering kali disibukkan dengan tugas administratif yang mengurangi fokus mereka dalam mengajar.

2. Kurangnya apresiasi - Minimnya penghargaan atau insentif bagi guru yang berdedikasi membuat banyak guru kehilangan motivasi untuk berkembang.

3. Kejenuhan dan rutinitas Monoton - Mengajar dengan metode yang sama selama bertahun-tahun tanpa tantangan baru dapat membuat guru kehilangan semangat.

4. Kurangnya Dukungan dan Pelatihan - Tidak semua guru mendapatkan akses ke pelatihan yang membantu mereka meningkatkan kompetensi mengajar.

Jika kondisi ini terus berlanjut, dampaknya akan terasa pada kualitas pendidikan secara keseluruhan. Siswa tidak dapat pengalaman belajar yang maksimal, dan proses pembelajaran sekadar formalitas.

Apakah Anda Seorang Guru Minimalis?

Ilustrasi Ide Atomic Habits dalam Pendidikan diolah menggunakan Canva (Sumber gambar Dokumen Canva)
Ilustrasi Ide Atomic Habits dalam Pendidikan diolah menggunakan Canva (Sumber gambar Dokumen Canva)

Mari kita refleksi sejenak. Apakah  Anda merasa :

1. Mengajar hanya sebatas kewajiban, tanpa inisiatif lebih?

2. Jarang mengevaluasi atau meningkatkan metode mengajar?

3. Tidak tertarik mengikuti pelatihan atau seminar pendidikan?

4. Lebih banyak mengeluh tentang sistem daripada mencari solusi?

5. Merasa jenuh dan kehilangan motivasi dalam mengajar?

Jika sebagian besar jawabannya "ya", bisa jadi Anda termasuk guru minimalis. Tapi jangan khawatir, perubahan tidak harus besar dan sulit. Dengan prinsip Atomic Habits, Anda bisa mulai dengan langkah-langkah kecil yang berdampak besar.

Bagaimana Atomic Habits Bisa Mengubah Pola Mengajar?

Siswa sedang belajar bersama di dalam kelas diolah menggunakan Canva (Sumber gambar dokumen Canva)
Siswa sedang belajar bersama di dalam kelas diolah menggunakan Canva (Sumber gambar dokumen Canva)

James Clear menjelaskan bahwa perubahan besar berawal dari kebiasaan kecil yang dilakukan secara konsisten. Bagaimana prinsip ini bisa diterapkan dalam dunia pendidikan?

1. Mulai dari perubahan Kecil

"Apakah saya bisa meningkatkan kualitas mengajar hanya 1% setiap hari?"

Alih-alih memaksakan perubahan besar, coba lakukan perbaikan kecil. Misalnya:

  • Mengubah satu bagian kecil dari cara mengajar agar lebih menarik.
  • Mencoba satu teknik baru dalam menjelaskan materi.
  • Membaca satu artikel pendidikan setiap hari selama 5 menit.

Jika dilakukan secara konsisten, perbaiakan kecil ini akan berdampak besar dalam jangka panjang.

2. Bangun Identitas sebagai Guru berkembang

Ilustrasi fitur belajar yang bisa dipelajari oleh seorang guru berkembang (Gambar diolah menggunakan Canva)
Ilustrasi fitur belajar yang bisa dipelajari oleh seorang guru berkembang (Gambar diolah menggunakan Canva)

"Bagaimana jika saya mulai melihat diri saya sebagai seorang guru yang terus belajar?"

Ilustrasi berbagai proses pembelajaran yang dapat dilakukan seorang guru minimalis (Gambar diolah menggunakan Canva
Ilustrasi berbagai proses pembelajaran yang dapat dilakukan seorang guru minimalis (Gambar diolah menggunakan Canva

Guru minimalis sering merasa bahwa mengajar hanyalah pekerjaan, bukan bagian dari identitas mereka. Padahal, jika kita mulai mengidentifikasi diri sebagai guru yang ingin berkembang, kita akan lebih mudah mengadopsi kebiasaan positif.

Misalnya, Jika Anda ingin menjadi guru kreatif, tanyakan, "Apakah langkah kecil yang bisa saya lakukan hari ini agar lebih kreatif dalam mengajar?"

Jika Anda ingin menjadi guru yang inspiratif, coba pikirkan,"Bagaimana saya bisa membuat satu siswa termotivasi hari ini?"

3. Ubah Lingkungan agar Mendukung Perubahan

"Apakah Lingkungan saya mendukung atau menghambat pertumbuhan saya sebagai guru?

Lingkungan berpengaruh besar terhadap kebiasaan. Jika Anda dikelilingi oleh guru yang malas dan sering mengeluh, Anda cenderung tertular. 

Sebaliknya, jika Anda mulai bergabung dengan Komunitas guru inovatif atau berdiskusi dengan rekan yang memiliki semangat tinggi, Anda akan lebih termotivasi untuk berkembang.

4. Buat Kebiasaan yang Mudah dan Menyenangkan

Ilustrasi Guru dan siswa sedang berinteraksi dalam proses pembelajaran di kelas (Gambar diolah menggunakan Canva)
Ilustrasi Guru dan siswa sedang berinteraksi dalam proses pembelajaran di kelas (Gambar diolah menggunakan Canva)

"Bagaimana cara membuat kebiasaan belajar menjadi lebih ringan dan menarik?"

Banyak guru enggan mengikuti pelatihan karena merasa terlalu berat. Tapi bagaimana jika dibuat lebih ringan? Misalnya: Daripada membaca buku pendidikan tebal, coba dengarkan podcast educatif saat perjalanan ke sekolah.

Daripada mengikuti seminar panjang, mulai dari webinar singkat atau diskusi santai dengan rekan guru. Daripada memaksa diri belajar sendirian, buat kelompok kecil untuk berbagi ilmu setiap minggu.

Kuncinya adalah membuat perubahan terasa ringan dan mudah dilakukan.

5. Rayakan Perubahan kecil

Ilustrasi Atomic Habits, dimulai dari 1% yang dilakukan setiap hari akan membawa perubahan luar biasa pada guru (Diolah menggunakan Canva)
Ilustrasi Atomic Habits, dimulai dari 1% yang dilakukan setiap hari akan membawa perubahan luar biasa pada guru (Diolah menggunakan Canva)

"Apakah Saya sudah mengapresiasi kemajuan kecil dalam diri saya?

Sering kali kita menunggu perubahan besar untuk merayakan keberhasilan. Padahal, perubahan kecil juga layak dihargai. Jika hari ini Anda berhasil mencoba teknik mengajar baru, berikan apresiasi pada diri sendiri. Jika siswa lebih antusias dari biasanya, akui bahwa ini adalah kemajuan.

Pendidikan Butuh Guru yang Mau Berkembang

Ilustrasi belajar e-learning, memulai perubahan pendidikan secara digital tanpa harus bertatap muka di ruang kelas (Diolah menggunakan Canva)
Ilustrasi belajar e-learning, memulai perubahan pendidikan secara digital tanpa harus bertatap muka di ruang kelas (Diolah menggunakan Canva)

Guru Minimalis bukan berarti tidak bisa berubah. Dengan prinsip Atomic Habits, perubahan bisa dimulai dari langkah kecil yang dilakukan secara konsisten. 

Tidak perlu perubahan besar dalam semalam - cukup 1% lebih baik setiap hari, maka dalam setahun, perubahan akan terasa luar biasa. 

Jadi, pertanyaannya sekarang: Apakah Anda masih ingin menjadi guru minimalis, atau mungkin membangun kebiasaan kecil menuju guru yang lebih inspiratif? (*)

Penulis : Riduannor
Artikel Pertama di Bulan Maret 2025

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun