Para pengunjung kembali kebangku kafe masing-masing. Hanya beberapa pelayan kafe yang berdiri disamping Danesh.Â
"Ah, sepertinya kedua pelaut ini, tidak berada di masa lalu!."
"Lalu dimana mereka Mas?." tanya Rendi.
"Entahlah, aku masih mencoba mengirim telepati kepada mereka. Mencari tahu dimana mereka tersesat!." jawab Danesh sambil membetuli kacamatanya.
"Astaga, mereka berada di masa depan!." ucap Danesh. Wajahnya terlihat tegang, sambil memandang kearah pohon kayu besar yang tumbuh didekat Kafe kopi tersebut.
"Hah..!!, jadi bagaimana mas Danesh?." tanya Rendi kebingungan. Biasanya orang yang ke kafe ini, hanya ingin ke masa lalu. Kok ini malah ke masa depan." lanjut Rendi bicara sendiri.Â
"Baiklah, Aku mencoba ke masa depan, dimana mereka saat ini berada. Tolong mas Rendi, dijaga tubuh kami bertiga."
"Baik mas, mudahan tidak ada masalah." Rendi ikut duduk juga di meja tersebut. Danesh memegang tangan kedua pelaut tua tersebut. Sesaat, memejamkan matanya, selanjutnya diam tak bergerak.Â
***
Saat Danesh membuka matanya, dia terkejut. Disekelilingi, terlihat kompleks pertokoan tersebut sangat mewah. Dan yang membuatnya terkesima dan mematung, disekitar jalan raya tersebut terparkir mobil yang tidak pernah dilihatnya sebelumnya.Â