Mohon tunggu...
Riduannor
Riduannor Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Citizen Journalism

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Rendezvous di Penghujung Agustus, Sang Maestro yang Abadi dalam Tulisan

27 Agustus 2022   23:41 Diperbarui: 28 Agustus 2022   15:19 440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bersama Sahabat Kompasianer, Ayahanda Tjiptadinata dan Bunda Roselina (poto diolah canva/Dokpri/Istimewa)

Bukan kebetulan, hari ini dipenghujung bulan Agustus 2022, Sang Maestro Kompasiana, berkunjung ke Kota Tepian. Rencana, dan kunjungan beliau berdua tentu, sudah diprogramkan, dan bagian dari perjalanan Ayahanda Tjipta dan Bunda Roselina bertemu dengan sahabat penulis Kompasiana diberbagai daerah.

Selama ini, penulis hanya membaca tulisan beliau, yang bahasanya sederhana, dan mudah dipahami, dan mempunyai makna yang dalam, dan menginspirasi. 

Setiap pagi beliau menyapa dengan hangat dikolom komentar, baik Ayahanda Tjipta, maupun bunda Roselina. Ketika diawal-awal mulai menulis kembali di Kompasiana. 

Akun kompasiana penulis, memang sejak tahun 2011, cukup lama memang. Cuman mulai intes menulis sejak bulan mei sampai dengan sekarang. 

Dan sejak rajin menulis kembali, disetiap artikel yang dikirim ke kompasiana, selalu beliau memberikan sapaan yang hangat dan bersahaja. 

Ibarat orang yang sedang berjalan dikampung bernama Kompasiana, dan melintas didepan rumah. Beliau berdualah yang selalu menyapa pertama kali.

***

KOPDAR di RM. Talago

Suasana KOPDAR di RM.Talogo, yang penuh suasana kekeluargaan (Dokpri/Istimewa)
Suasana KOPDAR di RM.Talogo, yang penuh suasana kekeluargaan (Dokpri/Istimewa)

 "KOPDAR", Kopi darat, walaupun ketika bertemu tidak selalu harus minum kopi. Namun istilah ini sudah populer sejak tahun 80-an, sampai akhir 90-an. 

Meminjam bahasa yang sering digunakan oleh radio Amatir, ketika bertemu diudara, ditindak lanjuti bertemu didarat, saling bertatap muka.

KOPDAR, penulis Kompasiana di Kota tepian, Samarinda dan sekitarnya, seperti halnya dikota besar dan daerah lainnya juga terjadi. Sang Maestro yang biasa setiap pagi menyapa dengan hangat dikolom komentar, di sebuah tulisan, berkunjung dan menyempatkan bertemu langsung dengan penulis Samarinda, balikpapan, dan juga PPU.

Kehangatan beliau dalam menyapa, baik Ayahanda Tjipta dan bunda Roselina, ketika "KOPDAR", sangat cair, dan penuh kekeluargaan. Padahal baru saling mengenal, dan pertama kali bertatap muka langsung. Tapi rasanya, sudah saling kenal puluhan tahun.

***

Istimewanya Dunia Penulis

Pak Ali Musri Syam, membacakan puisi buat Ayahanda Tjiptadinata dan Bunda Roselina (Dokpri/Istimewa)
Pak Ali Musri Syam, membacakan puisi buat Ayahanda Tjiptadinata dan Bunda Roselina (Dokpri/Istimewa)

Inilah dunianya penulis, ramai dalam kata-kata, diam tanpa suara ketika menulis. Dan menuangkan berbagai rangkaian ide, opini, cerita, dan puisi. Saat bertemu, banyak kata-kata penuh inspirasi, dan mendalam, bisa dibawa pulang sebagai oleh-oleh buah pikiran.

Ayahanda Tjipta, bercerita, mengapa menjadi penulis. Apa yang didapatkan seorang penulis, dan apa tujuan hidup sebagai seorang penulis. Saat beliau berada dimasa-masa sulit, sampai bisa menjadikan diri menjadi pencinta dunia literasi.

KOPDAR, bisa terjadi karena adanya kesamaan hobi, yaitu mencintai dunia menulis. Sebagai penulis, merupakan hobi yang tidak semua orang bisa. Dan tidak semua penulis, menemukan jatidirinya, apa yang diinginkan dari menulis.

***

Kata beliau, menulis " melawan pikun", dan memang secara pribadi penulis merasakan efek dari kebiasaan menulis. Sepertinya, virus positip, yang ditularkan oleh Ayahanda Tjipta dan Bunda Roselina, sudah merubah pola dan kebiasaan berpikir penulis.

Menulis membuat berpikir menjadi sistematik, teliti, dan terpola dengan sendirinya, dalam pekerjaan sehari-hari. 

Beberapa buah buku hasil buah tulisan beliau, dihadiahkan kepada penulis kompasiana di Samarinda, balikpapan, PPU, dan sekitarnya. 

Dengan KOPDAR bersama Ayahanda Tjipta dan Bunda Roselina, penulis bisa bertemu penulis di Kota tepian, ada Ibu Ayra Amirah, seorang cerpenis. Bertemu juga dengan Ibu Siska Artati. 

Dan luar biasa, bisa bertemu dengan Pak SigitTita, penulis Kompasiana dari Balikpapan. Dan juga sang penulis puisi, Pak Ali Musri Syam berasal dari Pasir Penajam Utara (PPU).

Karena rasa kecintaan dan kesamaan hobi sesama penulis, penyebab pertemuan "KOPDAR", ini terjadi. Rasa lelah perjalanan, teman dan sahabat kompasianer yang jauh dari kota Samarinda, tidak menjadikan pembatas, ruang dan waktu untuk hadir di Samarinda.

Kata Ayahanda Tjipta, " tidak sebanding dengan apa yang beliau lakukan, berkunjung kedaerah-daerah, berkeliling Indonesia, bertemu dengan sahabat penulis. Berapa biaya yang dikeluarkan?,". 

"Tapi itulah hobi, sebuah hobi menulis, dan bertemu dengan sesama penulis. Tidak bisa dibandingkan, dengan nominal uang berapapun. Sebuah kepuasan batin, yang tidak bisa diukur dan diungkapkan dengan kata-kata,". 

Sebuah pesan mendalam bagi penulis muda, kota tepian. Kami mendengarkan dengan penuh hikmat, dan terkadang juga diselingi dengan obrolan hangat, dan tertawa ringan. Sungguh berkesan.

***

Hadiah Buku

 

Hadiah buku dan cendramata dari Ayahanda Tjipta (Dokpri/Istimewa)
Hadiah buku dan cendramata dari Ayahanda Tjipta (Dokpri/Istimewa)

Pesan dan kata-kata memang terasa tidak cukup waktunya, pertemuan KOPDAR yang sekian jam, terasa berlalu begitu singkat. 

Untuk melengkapi pertemuan KOPDAR Penulis Kompasiana  kota Samarinda, beliau menghadiahkan beberapa buku kepada masing-masing Kompasianer Kota tepian, dan dibubuhi tanda tangan beliau.

Dan juga bingkisan cendramata, yang dibawa Ayahanda Tjipta dan bunda Roselina, secara khusus dari Australia. Beliau berdua memang menetap disana, itu sebabnya kunjungan beliau berdua, sangat istimewa dan berkesan.

Pak Ali Musri Syam juga memberikan hadiah buah tulisan, berupa Antologi puisi. Dan diberikan bubuhan tanda tangan, sebagai penanda bahwa buku tersebut didapat secara istimewa dari penulisnya langsung.

***

Pesan Ayahanda Tjiptadinata buat  Penulis Kota tepian

Buku karya Ayahanda Tjiptadinata, yang diberikan kepada penulis saat Kopdar Kompasiana (Dokpri/Istimewa)
Buku karya Ayahanda Tjiptadinata, yang diberikan kepada penulis saat Kopdar Kompasiana (Dokpri/Istimewa)

Diakhir tulisan ini, beliau juga berpesan bagi penulis Kompasiana kota Samarinda, balikpapan, PPU, dan sekitarnya. Teruslah menulis, jadikan menulis sebagai bagian dari hobi. 

Dengan menulis, pada suatu masa kita bisa dikenang anak, cucu, bahwa orangtua, kakeknya, adalah seorang penulis. Mereka bisa membaca tulisan, orangtua, kakeknya. 

Berbagai teladan, ide, dan harapan bisa dituangkan dalam sebuah tulisan. Dan yang pasti pada saatnya, tulisan merupakan warisan yang berharga oleh anak, cucu. Dan menjadi abadi sampai kapanpun. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun