Mohon tunggu...
Blasius P. Purwa Atmaja
Blasius P. Purwa Atmaja Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan dan Pembelajar

Staf Pengajar di Yayasan TNH Kota Mojokerto. Kepala Sekolah SMP Taruna Nusa Harapan Kota Mojokerto. Kontributor Penulis Buku: Belajar Tanpa Jeda. Sedang membentuk Ritual Menulis. Email: blasius.tnh@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Masalah Glaukoma Bukan Hanya Medis

23 Oktober 2019   00:24 Diperbarui: 25 Oktober 2019   11:00 1518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi memberi suport kepada teman. (sumber: Thinkstock Photo)

Semenjak kami menulis Pengalaman Menghadapi Penyakit Mata Glaukoma dan Pantangan bagi Penderita Glaukoma, banyak orang berharap muncul tulisan-tulisan baru tentang glaukoma. Banyak orang membaca dan mengatakan bahwa tulisan itu bisa memunculkan kembali harapan bagi penderita glaukoma.

Menurut catatan di Kompasiana, sampai saat ini sudah lebih dari 33.000 orang membaca tulisan pertama kami tentang glaukoma itu. 

Kami senang jika ada yang bisa mendapatkan manfaat dari tulisan tersebut, tetapi di saat yang sama kami juga sedih karena tidak bisa memenuhi harapan mereka dengan memunculkan tulisan-tulisan baru.

Setiap kali kami melayani curhat atau keluhan dari penderita glaukoma, sebenarnya telah muncul satu pengalaman baru yang layak dibagikan kepada orang lain. Namun, berbagai alasan selalu menghalangi pengalaman baru itu untuk menjelma menjadi tulisan baru. 

Demikian juga dengan tulisan ini. Embrionya sebenarnya sudah ada sejak lama, namun baru sekarang benar-benar bisa Anda baca.

Bermula dari Vonis
Seseorang mengetahui bahwa dirinya menderita penyakit glaukoma biasanya dari vonis seorang dokter. Dokter bisa menentukan atau memvonis kondisi tersebut berdasarkan kondisi tekanan bola mata (intraocular pressure) penderita. 

Jika tekanan bola mata melebihi ambang batas atau berada di atas 20 mmHg, pasien didiagnosis menderita glaukoma.

Bermula dari saat vonis itulah biasanya derita tambahan bagi pengidap glaukoma muncul. Vonis glaukoma itulah yang biasanya menjadi salah satu pemicunya. 

Ketika seseorang dinyatakan mengidap glaukoma, banyak informasi yang sampai ke telinga penderita, baik itu atas usaha penderita itu ataupun informasi dari orang-orang di sekitarnya.

Misalnya, (1) Cepat  atau lambat, glaukoma pasti akan menyebabkan kebutaan. (2) Penyakit glaukoma tidak bisa disembuhkan. (3) Penderita glaukoma harus menjalani pengobatan seumur hidup. (4) Penderita glaukoma harus segera dioperasi. (5) Operasi glaukoma tidak memberikan jaminan kesembuhan, bisa juga gagal. (6) Meskipun sudah pernah operasi, masih perlu operasi lagi jika saluran humour aquos sudah buntu lagi. Dan mungkin masih banyak lagi informasi-informasi lain.

Berbagai informasi tersebut mau tidak mau menjadi beban tambahan bagi penderita glaukoma. Pernah ada seorang ibu, yang menyampaikan keluhan kepada kami, bahwa semenjak suaminya didiagnosis glaukoma, tubuh suaminya mengalami penurunan berat badan yang signifikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun