Mohon tunggu...
Biyanca Kenlim
Biyanca Kenlim Mohon Tunggu... Pekerja Mıgran Indonesia - Yo mung ngene iki

No matter how small it is, always wants to be useful to others. Simple woman but like no others. Wanita rumahan, tidak berpendidikan, hanya belajar dari teman, alam dan kebaikan Tuhan.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Artikel Utama

Pencoblosan di Hongkong Berakhir Kecewa

15 April 2019   04:00 Diperbarui: 4 Mei 2019   13:39 5760
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Situasi antrian BMI HK dalam pilpres. (Foto: Dokumentasi pribadi)

Waktu yang disediakan dari panitia dari pukul 08.00 pagi sampai pukul 07.00 malam. Pukul 04.00 sore penulis masih ada di lokasi situasi masih tetap hujan. Terpantau BMI masih berdatangan, antrian semakin  mengular, gila luar biasa!

Kali Kedua BMI HK Kecewa
Kemudian wajah-wajah kecewa semakin nampak dari mereka yang sudah berdiri berjam jam. Melihat kondisi tersebut sempat penulis mendengar kabar dari pihak Bawaslu bahwa waktu pencoblosan diperpanjang sampai pukul 10.00 malam. Mungkin cuma isu di sekitar BMI, karena nyatanya aturan gedung harus ditutup pada pukul 07.00 malam.

Tapi bukan itu solusi yang harusnya panitia berikan. Melalui sambungan telepon serta video teman-teman yang berlokasi di dalam gedung untuk mencoblos, dikatakan bahwa situasi di ruangan TPS yang berjumlah 100-an  itu hanya berisi beberapa BMI yang menunaikan haknya!

BMI yang di dalam ruangan melihat dengan kepala sendiri bagaimana panitia bekerja, sangat lambat dan terkesan suka-suka. Mereka duduk santai atau mendata dengan cara yang yang tidak lazim, terkesan mengulur waktu. Foto serta video bukti kondisi di dalam sudah beredar luas membuat geram sejumlah BMI. Bahkan saking jengkelnya, ada sebagian dari BMI yang walk out tanpa mencoblos sebagai wujud protesnya. Sangat kecewa!

Kami Antri bukan untuk Jokowi tapi demi NKRI
Bayangkan, di luar gedung BMI rela antri berdiri berjam-jam dan kehujanan. Laah yang jadi panitia berleha-leha entah apa maksudnya, sungguh sulit dicerna logika. (sudah banyak sumber berita yang mengangkat isu ini). Walaupun secara kasat mata simbol salam jempol mendominasi saat ada media lokal atau media Indonesia yang mengambil gambar atau video, tapi mereka rela antri demi NKRI.

Perpanjangan waktu bukan solusi
Apa maksud niat panitia menambah waktu sampai pukul 10.00 malam sedangkan mereka tahu BMI harus pulang di waktu tersebut dan esok hari harus mulai kerja lagi? Jadi perpanjangan waktu  tidak ada efeknya. Kecuali menambah keluhan dari BMI betapa tidak profesionalnya panitia penyelenggara.

Kenapa tidak genjot saja kinerja para petugas di lokasi? Briefing mereka sebelum bekerja agar total melayani. Jika berhitung secara matematik, sekali nyoblos 100 orang (bilik yang ada) dalam waktu 5 menit, 30 menit: 600 suara. 60 menit (1 jam): 1200 suara. 11 jam (08:00-07:00): 13.200 suara. 

Itupun hasilnya jauh dari kata maksimal dan pastinya tidak memuaskan kedua kubu seharusnya. Bisa saja mereka yang tidak mencoblos separo pendukung 01 separo lainya pendukung 02. 

Jadi bahan evaluasi kedepan jika Pilpres dilakukan dalam dua hari (sabtu dan minggu selain banyak yang libur di hari sabtu juga agar yang belum terdata punya waktu cukup untuk mendaftar di lokasi pencoblosan. Dan utamakan pelayanan bagi yang sudah terdaftar, bagi belum arahkan pada tempat lain yang sudah disediakan.

Yah Sudahlah..
Tapi melihat kondisi yang ada hari itu, sepertinya sangat jauh kertas suara yang bisa dicoblos nyata oleh BMI Hongkong. So, siapa yang diuntungkan dari keadaan tersebut?

Wallahualam bissawab. Semoga Alloh yang maha kuasa menurunkan azabnya bagi yang berniat curang dari kubu manapun. Atau siapapun oknumnya.

Salam NKRI salam damai anak negeri.
Biken 14 April2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun