Mohon tunggu...
Bisyri Ichwan
Bisyri Ichwan Mohon Tunggu... Dosen - Simple Man with Big Dream and Action

Santri Pesantren Darussalam Blokagung Banyuwangi dan Alumni Universitas Al-Azhar Mesir. Seorang yang kagum dengan Mesir karena banyak kisah dalam Al Qur'an yang terjadi di negeri ini. Seorang yang mencoba mengais ilmu pengetahuan di ramainya kehidupan. Seorang yang ingin aktif kuliah di Universitas terbuka Kompasiana. Awardee LPDP PK 144. Program Doktor UIN Malang. Ketua Umum MATAN Banyuwangi. Dosen IAIDA Banyuwangi. Dan PP. Minhajut Thullab, Muncar, Banyuwangi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bersama Militer Mesir

10 Februari 2011   02:08 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:44 1248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kata siapa Mesir sudah aman ?!, saya adalah orang lapangan yang lumayan sedikit tahu seperti apa kondisi Mesir saat ini, Omar sebagai orang Mesir yang sudah mulai aktif untuk mensuplai hotel dan restoran juga menjadi informan setiap hari atas kondisi Mesir terkini.

Jika aman, kenapa pemerintah masih memberlakukan jam malam, kenapa tank-tank perang masih berkeliaran di mana-mana, kenapa semua negara di dunia belum ada yang berani mencabut travel warning ke Mesir, kenapa pemerintah menutup pariwisata hingga 2012 seperti yang banyak disiarkan di seluruh televisi, kenapa demo jutaan orang di lapangan Tahrir, Alexandria dan kota-kota lain terus berlangsung, kenapa ribuan napi dibiarkan berkeliaran setelah mereka melarikan diri (atau dilarikan diri) dari tahanan dan kenapa kenapa lain yang jika disebutkan akan membuat teman-teman untuk mengurungkan berkata bahwa Mesir aman.

Namun, saya tidak akan membahas tentang itu lebih dalam. Di catatan sederhana kali ini, saya cuma ingin berbagi pengalaman hubungan saya dengan militer Mesir sejak saya datang ke Mesir. Ketika saya berani mengambil posisi mahasiswa yang bekeja, sementara tidak memiliki visa resmi bekerja, tentu hal ini juga berpengaruh terhadap situasi apa yang saya jalani tiap hari.

Pada awal-awal datang di Cairo dan waktu itu saya hanya menjadi pemantau atas bisnis yang dilakukan oleh tetangga saya di bidang cargo, ada masalah yang muncul, saya benar-benar takut, karena kejadian itu baru pertama kali saya ketahui dengan mata kepala saya sendiri. Seorang security state (mabahits daulah) mendatangi rumah dan memberikan surat penahanan atas kasus yang dilakukan oleh salah satu dari kami. Saya tidak tahu persis kasusnya, namun hal itu membuat saya takut.

Berkat jasa Omar yang memiliki link yang lumayan bagus ditubuh kepolisian dan militer, dengan melicinkan masalah dengan uang, akhirnya salah satu dari kami tidak jadi ditahan oleh militer. Namun, apakah hal itu sudah berhenti?, jawabannya adalah tidak.

Bos saya bergerak dalam bidang eksport import. Sementara beliau lebih sering di Indonesia dan kami yang menjalankan bisnisnya, sementara semua dari kami tidak ada yang memiliki visa kerja sama sekali, semua di passport tertulis visa pelajar. Sehingga setiap kali ketemu pemeriksaan oleh pihak militer dengan penggeledahan di dalam rumah, saya selalu melempar tanggung jawab dan menyelamatkan diri dengan menjadikan Omar sebagai tameng dan jubir demi keselamatan kami. Dan itu tidak hanya terjadi satu kali.

Bahkan, Omar sendiri pernah kena tangkap militer saat dia mensuplai barang ke restoran-restoran di pinggiran sungai nil. Alhamdulillah waktu itu bos saya masih di Mesir, Omar telpon ke bos bahwa dia sedang dibawa oleh polisi satu kompi untuk ditahan dan setelah itu sambungan komunikasi terputus. Bos langsung menghubungi pihak-pihak terkait untuk membebaskan Omar. Sampai akhirnya setelah ditahan di kepolisian Tahrir selama sehari semalam, Omar dibebaskan dengan jaminan.

Saya beberapa kali juga berurusan dengan mabahits amn daulah (security state). Kasus penangkapan saya beberapa hari lalu itu adalah yang terakhir. Sebelumnya sebenarnya kami sudah pernah berurusan dengan militer tapi bukan tentara.

Waktu itu saya bersama teman-teman satu tim sedang bekerja malam hari. Mesir masih normal, namun suhu politik sudah memanas dengan akan diadakannya pemilihan anggota DPR. Setiap datang malam hari, selalu ada patroli keamanan ke sektor perumahan penduduk. Sekitar jam sepuluh malam, pulang kerja, kami dibuntuti oleh mobil polisi.

Awalnya kami tidak kepikiran macam-macam dan langsung memarkir mobil di depan apartemen. Ketika kami memasuki rumah, ada gedoran pintu di luar. Ketika kami buka, mereka adalah para polisi yang dari tadi membuntuti kami. Mulailah sidang di tempat dimulai. Mereka meminta untuk membuka mobil dan menggeledah semua isi di dalamnya.

Mereka memasuki rumah dan menggeledah apa saja yang ada di dalam rumah. Mereka memeriksa dokumen-dokumen. Sampai akhirnya mereka tidak menemukan bukti untuk menuntut kami ke meja hukum. Ya, sebuah resiko memang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun