Mohon tunggu...
Bisnis Digital 2022D
Bisnis Digital 2022D Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Negeri Surabaya

Untuk Keperluan Mata Kuliah Manajemen Operasi yang di ajar Renny Sari Dewi, S.Kom., M.Kom.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pembedahan Rektal pada Pasien Obesitas Robotik vs Laparoskopi dari Data ACS-NSQIP

28 November 2023   03:43 Diperbarui: 28 November 2023   03:57 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pembedahan Rektal dengan Asistensi Robotik versus Laparoskopi pada Pasien Obesitas dan Obesitas Morbid: Analisis ACS-NSQIP

Lidya Nurhapsari Prasetya Ningsih

Artikel ini menyatakan bahwa pembedahan rektal laparoskopik, khususnya pada pelvis yang sempit, dapat berisiko tinggi untuk diubah menjadi pembedahan terbuka. Kompleksitas pembedahan laparoskopi meningkat secara substansial pada pasien obesitas dan obesitas morbid. Teknologi robotik diketahui dapat mengurangi risiko konversi ke pembedahan terbuka, tetapi masih belum jelas apakah dapat mengatasi tantangan teknis yang terkait dengan obesitas.

Studi ini menggunakan database ACS NSQIP untuk mengidentifikasi pasien obesitas yang menjalani reseksi rektal elektif laparoskopik atau dengan asistensi robotik antara tahun 2015 dan 2016. Obesitas didefinisikan dengan indeks massa tubuh (BMI) 30 kg/m dan obesitas morbid dengan BMI 35 kg/m. Hasil utama yang diteliti adalah konversi tidak terencana ke pembedahan terbuka. Hasil lain yang dinilai termasuk kebocoran anastomotik, waktu operasi, infeksi situs operasi, lama tinggal di rumah sakit, readmisi, dan mortalitas.

Robotik vs Laparoskopi dalam Pembedahan Rektal Obesitas

Hasil yang ditemukan menunjukkan bahwa dari total 1490 pasien yang menjalani reseksi rektal dengan asistensi robotik dan 4967 dengan laparoskopi, sebanyak 561 pasien obesitas menjalani reseksi robotik dan 1824 dengan laparoskopi. Studi ini menemukan bahwa tingkat konversi tidak terencana ke operasi terbuka lebih rendah pada kelompok robotik dibandingkan dengan laparoskopi, baik pada pasien obesitas (14% vs. 24%) maupun obesitas morbid (19% vs. 26%). Waktu operasi rata-rata lebih lama pada kelompok robotik. Tidak ada perbedaan signifikan antara kedua kelompok dalam hal kebocoran anastomotik, sepsis sistemik, dan tingkat infeksi situs operasi, meskipun infeksi ruang organ lebih umum pada kelompok robotik. Analisis multivariat menunjukkan bahwa pembedahan dengan asistensi robotik dikaitkan dengan konversi tidak terencana yang lebih sedikit ke operasi terbuka.

Kesimpulan

Dalam diskusinya, artikel tersebut menekankan bahwa laparoskopi bisa menjadi tantangan dalam operasi rektal, terutama pada pelvis yang sempit, dan teknologi robotik menawarkan keuntungan dalam mengatasi tantangan ini pada pasien obesitas. Studi sebelumnya juga telah menunjukkan hasil yang lebih baik dengan pembedahan robotik dibandingkan dengan laparoskopi pada pasien obesitas, termasuk tingkat konversi yang lebih rendah ke operasi terbuka dan waktu rawat inap yang lebih pendek. Kesimpulan dari studi ini menyatakan bahwa pembedahan rektal dengan asistensi robotik terkait dengan risiko konversi yang lebih rendah ke operasi terbuka pada pasien obesitas dan obesitas morbid dibandingkan dengan laparoskopi, meskipun waktu operasi lebih lama dan tanpa perbedaan signifikan dalam tingkat kebocoran anastomotik, sepsis sistemik, infeksi situs operasi, atau lama tinggal di rumah sakit. Penelitian lebih lanjut, terutama studi terkontrol acak berskala besar, diperlukan untuk mengeksplorasi lebih lanjut peran pembedahan rektal robotik pada pasien obesitas, obesitas morbid, dan obesitas ekstrem.

Sumber

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun