Penulis: Irfan Hifzha Kalimatul Ulya
Instansi: Akademi Digital Bandung
Dalam dunia kedokteran, ada istilah yang disebut plasebo. Plasebo ini adalah "obat palsu" yang sebenarnya tidak mengandung zat kimia penyembuh, tetapi bisa membuat seseorang merasa lebih sehat setelah meminumnya. Meskipun terdengar aneh, efek plasebo ini sudah lama diketahui oleh para dokter dan ilmuwan. Banyak orang yang mungkin bertanya, bagaimana cara kerjanya dan apakah plasebo ini benar-benar digunakan dalam dunia kedokteran?.
Istilah plasebo berasal dari latin placebo, yang artinya "saya akan senang". Istilah plasebo ini adalah efek psikologis yang biasanya digunakan untuk memuaskan pasien pada obat yang diberikan (CE Margo, 1999). Plasebo biasanya berupa pil yang hanya berisi gula, tapi dokter memberikan obat itu seperti obat sungguhan. Walaupun tidak memiliki zat kimia aktif, banyak orang yang merasa lebih sehat setelah mengonsumsinya seperti memberikan efek obat asli. Ini disebut dengan efek plasebo.
Salah satu alasan plasebo bisa berefek asli adalah kepercayaan pasien bahwa dia sedangdiobati. Ketika seseorang percaya bahwa dia akan sembuh, otak bisa memproduksi zat endorfin, yaitu zat yang bisa membuat tubuh merasa nyaman dan mengurangi rasa sakit (Kaptchuk et al., 2015). Hal ini menunjukan bahwa pikiran dan kepercayaan seseorang sangat berpengaruh pada proses penyembuhan. Jika seseorang berpikir positif dan percaya pada pengobatan yang dijalani, tubuhnya bisa merespons dengan lebih baik. Sebaliknya, jika seseorang merasa cemas atau ragu, pengobatan bisa terasa kurang efektif.
Penelitian dari Zubieta et al. (2005), juga menunjukan bahwa otak pasien yang merespon efek plasebo mengalami peningkatan aktivitas pada sistem opioid endogen,yaitu bagian otak yang berperan dalam mengurangi rasa sakit. Selain itu, penelitian oleh Benedetti et al. (2003), menjelaskan bahwa respon plasebo dapat memicu reaksi fisiologis nyata dalam tubuh, termasuk perubahan tekanan darah dan denyut jantung tergantung pada kepercayaan atau harapan pasien.
Penelitian lain dari Kapthuck et al. (2010), membuktikan bahwa kekuatan dari ekspektasi dan sugesti yang timbul dalam pikiran pasien dapat menghasilkan efek penyembuhan. Dikarenakan plasebo ini dapat menghasilkan efek positif, plasebo juga sering digunakan dalam uji klinis obat atau vaksin untuk membantu peneliti mengevaluasi efektivitas obat atau vaksin yang sedang diteliti. Penelitian ini dilakukan dengan cara membagi dua kelompok relawan, satu kelompok diberi obat plasebo, dan kelompok lain menerima obat yang sedang diuji. Namun, relawan tersebut hanya mengetahui bahwa mereka hanya menerima obat asli. Setelah itu, peneliti dapat membandingkan efek dari obat asli dan obat plasebo tersebut, sehingga apakah efeknya itu asli dari efek zat kimia atau hanya efek plasebo (Kevin Adrian, 2024).Â
Plasebo mungkin terlihat seperti obat palsu, namun obat ini dapat memberikan efek asli jika digunakan dengan benar. Pengaruh pikiran dan kepercayaan otak bisa memberikan efek asli bagi kesehatan tubuh. Melalui penelitian-penelitian, kita juga bisa memanfaatkan efek plasebo untuk mengevaluasi obat yang sedang diuji untuk mengecek efektivitas obat tersebut. Oleh karena itu, memahami efek plasebo ini penting bagi dunia medis. Walaupun tidak bisa menggantikan pengobatan utama, plasebo bisa menjadi alat bantu dalam dunia medis.
Sumber Referensi
Margo, C. E. (1999). The placebo effect. Survey of Ophthalmology, 44(1), 31--44.