Mohon tunggu...
el lazuardi
el lazuardi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis buku SULUH DAMAR

Tulisan lain ada di www.jurnaljasmin.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Labuhan Haji, Dari Pelabuhan Menuju Kawasan Wisata Andalan

25 Maret 2023   23:12 Diperbarui: 25 Maret 2023   23:22 693
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pantai Labuhan Haji. Foto: https://www.kompasiana.com/kompasianerlombok

Berkunjung ke kawasan wisata tidak hanya untuk menyaksikan keindahan destinasi yang dikunjungi. Tapi juga sekalian mengulik dan mengenang sejarah masa lalu tempat yang dikunjungi. Seperti yang baru saja para Kompasianer Lombok beberapa hari yang lalu.

Ya, Kompasianer Lombok baru saja menggelar event Community Story bertajuk Kolom History Trip. Pada event ini para kompasianer diajak mengunjungi dua tempat wisata penting di Lombok Timur, yaitu Taman Tugu dan Pantai Labuhan Haji.

Nama terakhir, Pantai Labuhan Haji, menjadi topik yang cukup menarik untuk dibahas. Tidak saja karena daya tariknya sebagai kawasan wisata. Tapi juga karena sejarah panjang dari pantai yang berlokasi di kecamatan Labuhan Haji, kabupaten Lombok Timur ini.

Sesuai namanaya yang diawali kata Labuhan maka Labuhan Haji dahulunya merupakan sebuah pelabuhan. Tempat bersandarnya banyak kapal-kapal besar dari dalam dan luar negeri.

Sejarah Labuhan Haji sendiri cukup panjang, sudah dimulai sejak abad 16 Masehi dimana saat itu masih bernama Sisik. Kala itu Labuhan Haji berada di dalam kekuasaan kerajaan Islam Selaparang dan difungsikan sebagai melakukan transaksi dagang dengan para pedagang luar yang datang ke Lombok, khususnya dari Cina.

Selanjutnya, seiring dengan pergantian kekuasaan, Labuhan Haji sempat berada dibawah pengawasan kerajaan Karang Asem Bali hingga kemudian dikuasai kerajaan Mataram Lombok.

Pada masa pendudukan Belanda, Labuhan Haji dijadikan sebagai tempat memberangkatkan jamaah haji. Dan kokon sejak itu nama Sisik mulai berganti menjadi Labuhan Haji.

Pada masa itu orang-orang masih menggunakan kapal layar untuk berangkat ke Mekah dengan durasi perjalanan mencapai tiga bulan. Para jemaah haji asal Lombok itu biasanya menumpang kapal dari Maluku atau Sulawesi yang mana selanjutnya mereka terus berlayar ke pulau Jawa hingga akhirnya berlayar mengarungi Samudra Hindia menuju Laut Merah.

Pada masa setelah kemerdekaan, Labuhan Haji terus berkembang sebagai pelabuhan penting di kawasan timur Indonesia. Hingga tahun 1960-an banyak dijumpai kapal-kapal besar dari dalam dan luar negeri bersandar di sini. Namun pada masa-masa berikutnya seiring  dengan kehadiran pesawat terbang, keberadaan Labuhan Haji mulai ditinggalkan.

Tak ada lagi kapal-kapal besar yang datang merapat. Selanjutnya, Labuhan Haji hanya menjadi tempat persinggahan bagi kapal-kapal kecil seperti kapal tongkat pengangkut batu bara atau kapal-kapal nelayan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun