Mohon tunggu...
el lazuardi
el lazuardi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis buku SULUH DAMAR

Tulisan lain ada di www.jurnaljasmin.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Podemos, Timnas Spanyol Menepis Keraguan Publik

17 November 2022   13:29 Diperbarui: 17 November 2022   13:39 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : Laman Facebook Diario As

" Podemos " demikian judul headline yang diangkat sebuah media Spanyol As yang disandingkan dengan foto pelatih timnas Spanyol, Luis Enrique yang mengepalkan tangannya. Podemos merupakan frase dalam bahasa Spanyol yang bisa kita terjemahkan sebagai " kita bisa ". Sebuah kata penyemangat yang memberi kepercayaan diri bahwa kita mampu menjalankan tugas yang sedang kita emban.

Bukan tanpa alasan tentunya kenapa frase itu mereka gunakan. Ya, media yang satu ini sepertinya ingin menunjukkan dukungan penuh pada timnas Spanyol yang akan berlaga di Piala Dunia 2022 minggu depan. Sekaligus menepis keraguan publik akan timnas mereka sendiri.

Meski berstatus salah satu unggulan, ternyata masyarakat sepak bola Spanyol masih memiliki keraguan atas nasib timnas mereka pada perhelatan kali ini. Mereka khawatir tim yang dikepalai pelatih Luis Enrique ini tak bisa berbicara banyak dan harus pulang lebih cepat.

Ya, bayang-bayang kegagalan pada edisi 2014 lalu kembali menyeruak. Waktu itu, Spanyol yang berstatus juara bertahan gagal lolos dari fase grup setelah hanya menempati urutan tiga hasil dari dua kekalahan dari Belanda dan Chili dan sekali menang melawan Australia. Hasil ini menjadi yang terburuk usai tim berjuluk "Tim Matador" ini memenangkan Piala Dunia empat tahun sebelumnya.

Dalam sejumlah cuitan di media sosial banyak bertebaran kalimat-kalimat bernada pesimis yang disuarakan publik. Bukan kalimat-kalimat pemberi semangat sebagaimana seharusnya.

Kenapa publik Spanyol meragukan kemampuan timnya kali ini ? Tentu ada alasan dibaliknya.

1. Enrique membawa banyak pemain debutan

Mayoritas pemain yang dibawa pelatih Enrique merupakan pemain-pemain baru dan belum pengalaman di Piala Dunia. Ya, skuad Spanyol pada perhelatan Piala Dunia 2022 ini banyak diisi wajah-wajah baru yang belum punya pengalaman di turnamen sebesar Piala Dunia. Dari 26 pemain yang terpilih, Enrique hanya membawa enam pemain senior yang sudah pernah tampil di Piala Dunia sebelumnya.

Mereka adalah Sergio Busquets, Cesar Azpilicueta, Dani Carvajal, Jordi Alba,Koke dan Marco Asensio. Sementara dua puluh orang lainnya adalah para debutan.

Keputusan ini juga sekaligus mengakhiri spekulasi beberapa nama pemain senior lainnya yang sempat disebut-sebut bakal dibawa Enrique. Sebelumnya, nama-nama seperti Sergio Ramos, Thiago Alcantara, David de Gea maupun Kepa Arrizabalaga sempat diisukan bakal masuk skuad timnas. Namun ternyata tidak masuk dengan berbagai alasan.

Publik menganggap keputusan ini sebuah blunder. Mempercayakan tim pada pemain-pemain yang belum berpengalaman terlalu besar taruhannya. Bagaimanapun juga faktor pengalaman punya andil besar dalam mencapai kesuksesan.

Namun pelatih Enrique punya pandangan lain. Enrique sepertinya ingin memulai regenerasi tim dengan memasukkan pemain-pemain muda. Lagi pula pada dua edisi sebelumnya mereka tampil buruk yakni tak lolos dari fase grup pada 2014 dan terhenti di babak 16 besar pada 2018. Karena itu Enrique merasa perlu adanya penyegaran dalam tim.

Selain itu Enrique juga mengatakan bahwa dirinya ingin menjaga konsistensi dan konsentrasi tim yang telah dimulai sejak Euro 2020 tahun lalu. Maka dirinya kemudian memutuskan tak memanggil nama-nama yang telah lama absen. Termasuk nama-nama pemain senior yang disebutkan diatas.

Para pemain juga mendukung ide Enrique ini. Salah satunya seperti yang dikatakan Jordi Alba pada media Sport bahwa perpaduan pemain veteran dan pemain muda adalah ide yang bagus dimana diantara sesama pemain bisa saling belajar. Dan dirinya yakin para pemain muda akan melakukan sesuatu yang hebat untuk timnas.

2. Barcelonasentris

Hal lain yang juga menjadi bahan kritikan publik adalah pilihan Enrique yang banyak membawa pemain asal klub Barcelona. Ya, Enrique membawa tujuh nama dari Barcelona. Paling banyak diantara klub-klub lainnya.

Ada Sergio Busquets, Jordi Alba, Eric Garcia, Ansu Fati, Ferran Torres, Pedri dan Gavi yang diangkut dari Barcelona. Dan sebagai tambahan adalah hampir kesemuanya merupakan pemain inti. Paling-paling cuma Ansu Fati yang menjadi cadangan.

Sebenarnya bukan sesuatu yang aneh ketika Barcelona banyak menyumbang pemain untuk timnas. Barcelona adalah salah satu klub terbaik Spanyol dan banyak memberdayakan pemain-pemain lokal. Sebagian dari mereka tumbuh dan berkembang hingga mencapai tingkat permainan level tinggi. Maka bukanlah sesuatu yang janggal kalau pelatih timnas kemudian memakai jasa mereka.

Sejarah telah mencatat bahwa sejumlah pemain Barcelona memberi andil besar dalam keberhasilan generasi emas Spanyol lebih dari satu dekade silam. Sebut saja nama-nama seperti Carlos Puyol, Gerard Pique, Sergio Busquets, Xavi Hernandez, Anders Iniesta dan beberapa lainnya. Mereka merupakan punggawa Barcelona yang mengantarkan Spanyol menjuarai Piala Dunia dan juga Piala Eropa.

Enrique sendiri menolak spekulasi kalau dia pelatih yang pro Barcelona meskipun dirinya  adalah mantan pemain dan pelatih Barcelona. Dan seperti yang dikatakannya bahwa pemilihan pemain berdasarkan standar yang telah ditetapkannya.

" Saya tidak melihat dari klub mana mereka, saya tidak berpedoman pada jumlah dari masing-masing tim atau umur mereka. Saya berpedoman pada kriteria yg kami tetapkan, " ujar Enrique.

Masalahnya adalah publik lebih berpedoman pada pencapaian Barcelona dalam beberapa musim terakhir dimana mereka mengalami banyak penurunan. Demikian juga kualitas pemain-pemain terkini yang masih belum sebanding dengan level senior-senior mereka dulunya. Sehingga kemudian opini yang muncul adalah lebih kepada rasa pesimis.

Para pemain sendiri menolak untuk ikut-ikutan pesimis. Alasannya, situasi di Barcelona dan timnas itu tak persis sama sehingga tak bisa dijadikan patokan. Seperti yang dikatakan Koke, kapten ketiga Spanyol.

" Sebuah klub tidak sama dengan tim nasional. Persiapannya berbeda. Kami hadir dalam suasana yang kompetitif dan bersiap untuk pertandingan yang ketat," ujar Koke seperti ditulis As.

Di tengah derasnya kritikan yang dialamatkan pada mereka, Enrique dan pasukannya tetap optimis dan berusaha menepis segala keraguan itu. Enrique malah menanggapinya dengan candaan.

"Saya adalah pelatih terbaik dalam sejarah di muka bumi," seloroh Enrique dengan santai.

Sementara para pemain menyatakan mendukung dan menghormati semua keputusan Enrique sepenuhnya. Busquets yang bertindak sebagai kapten menyatakannya dengan jelas.

" Luis Enrique adalah pemimpin sejati tim. Dia adalah orang yang mengenal para pemain dan faham kemampuan mereka. Dan dia mempersiapkan pertandingan dan meyakinkan kami dengan ide permainan yang telah dirancangnya. Kami siap bertarung habis-habisan bersamanya."

Sementara Koke mengajak semua orang untuk menghormati perbedaan dan bersatu untuk kejayaan Spanyol.

"Setiap orang memiliki pendapat sendiri-sendiri, tetapi kita harus bersatu karena kita semua memiliki mimpi yang sama," ujar Koke.

Spanyol nantinya tergabung di grup E bersama Jerman, Jepang dan Kostarika. Secara perhitungan diatas kertas Jerman merupakan musuh paling berat bagi Spanyol. Namun Sergio Busquets dan kawan-kawan tetap perlu mewaspadai Jepang dan Kostarika. Bila tidak, mereka bisa mengalami nasib seperti delapan tahun silam dimana harus tersingkir lebih awal lagi seperti yang banyak dikhawatirkan publik.

(EL)

Yogyakarta , 17112022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun